Jumat, 24 Oktober 2014

Mengikuti Gerakan Jangan Maklum dengan Pikun di Jogja

Mengikuti Gerakan Jangan Maklum dengan Pikun di Jogja
DWI AGUS/RADAR JOGJA

MELAWAN PIKUN: Jalan sehat di sepanjang Jalan Margo Utomo Jogja sebagai bentuk sosialisasi peduli Alzheimer’s kemarin pagi.

Hindari Stres, Latih Otak dan Aktif di Masyarakat

Kesadaran masyarakat Indonesia akan penyakit Alzhiemer masih rendah. Upaya sosialisasi pun dilakukan oleh Alzheimer’s Indonesia. Gerakan global peduli Alzheimer’s bertajuk Jangan Maklum dengan Pikun digelar di sepanjang Jalan Margo Utomo Jogjakarta, Minggu pagi kemarin (12/10/2014).

PENYAKIT ini menyerang syaraf memo-ri otak, sehingga menurunkan daya ingat. Bahkan saat ini Alzhiemer tidak hanya me-nyerang lanjut usia (lansia), namun juga usia produktif 30 hingga 40 tahun. Hal ini diungkapkan Kepala Klinik Memori Rumah Sakit Sardjito dr. Astuti, SpS.“Di London, Inggris, ada yang masih be-rusia 30 tahun, sedangkan di Indonesia usia 40 tahun. Padahal faktor risiko seharusnya pada usia 65 tahun ke atas. Tentunya feno-mena pergeseran ini menjadi keprihatian kita,” kata dr Astuti.
Dia menambahkan masih ada stigma sa-lah di masyarakat, di mana Alzheimer’s atau pikun disebabkan oleh faktor usia. Padahal sejatinya Alzheimer’s tergolong penyakit. Biasanya penyakit ini menyerang sel-sel syaraf otak, sehingga mengakibatkan daya ingat manusia menurun.Dokter Astuti pun mengajak agar masy-arakat Jogjakarta tidak maklum dengan pikun. Berbagai cara dapat dilakukan untuk penanggulangan Alzheimer’s. Misalnya dengan menghindari stres, aktif secara fisik, mengkonsumsi menu sehat seperti sayur dan buah. Melatih kinerja otak dan aktif dalam kehidupan sosial masyarakat.“Memerlukan perawatan dan kepedulian semua pihak jangan hanya bergantung pada 1.300 dokter syaraf yang ada di Indo-nesia. Jika tidak ditangani akan ada lonjakan mencapai 3,4 juta penyandang Alzheimer’s sampai tahun 2030,” katanya
Kepala Dinas Sosial DIJ Untung Karyadi menyambut positif kam-panye global ini. Menurutnya, kesadaran adanya pencegahan sedini mungkin juga wajib di-miliki oleh generasi muda. Tu-juannya untuk membangun benteng yang lebih kuat dalam melawan Alzhiemer.Untung membeberkan jumlah lansia di DIJ mencapai 14 persen dari jumlah penduduk. Tentunya data ini dapat digunakan untuk melakukan pendekatan lebih lanjut. Dinas Sosial DIJ pun siap memberikan dukungan kepada Yayasan Alzheimer’s Indonesia.“Ada agenda sistematis yang tidak hanya sebuah simbolik saja. Sehingga perlu ada kerja sama ke depannya. Yang nama-nya tua itu pasti dan wajib, tapi kita tentunya tidak menghilang-kan pribadi yang sehat, kreatf dan produktif,” katanya.
Dalam kesempatan ini hadir pula Ketua Alzheimer’s Jogja-karta KRAy Hj Setianingsih Mo-erwengdiyah S.Pd atau akrab disapa Ny Anglingkusumo. Men-urutnya, pemerintah wajib men-dukung gerakan global ini. Ter-lebih Jogjakarta merupakan kota dengan tingkat harapan hidup lansia yang tinggi.“Menjadi kepentingan kita semua, termasuk juga pemerin-tah. Ini karena menyangkut ke-sejahteraan warganya. Tapi dari semua itu terpenting tetap kesadaran diri untuk melawan maklum akan pikun,” katanya.Gerakan global diawali dengan penandatanganan spanduk kepe-dulian isu Alzheimer’s. Selanjutnya ratusan partisipan yang didomi-nasi lansia melakukan jalan sehat dengan rute Jalan Margo Utomo, Jalan Gowongan Kidul, Jalan Go-wongan Lor dan kembali lagi ke Jalan Margo Utomo.“Lansia di Jogjkarta terbukti memiliki usia harapan hidup yang panjang. Partisipasi mulai dari jalan sehat, senam hingga taichi sangat aktif. Pantas jika Jogjakarta dijadikan sebagai pilot project bagi kota-kota lain-nya,” kata Direktur Eksekutif Alzheimer’s Indonesia DU Su-harya. (http://www.radarjogja.co.id/)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar