==============
Suatu waktu, Sandra Riswati (bukan nama sebenarnya) pergi ke
negeri jiran, Singapura, untuk menjalani operasi usus buntu. Dan sebelum
operasi, Sandra harus menjalani pemeriksaan kondisi tubuh secara menyeluruh. Ia
begitu kaget ketika dokter mengungkap bahwa kadar gula darahnya tinggi, hingga
180 mg/dl.
Menurut dr Reno Gustaviani Rustam, SpPD di Departemen Ilmu
Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, kadar gula darah
berkisar 140-199 mg/dl berada pada toleransi glukosa terganggu (TGT). Toleransi
glukosa terganggu merupakan tahapan menuju diabetes mellitus. Setelah 5-10
tahun berselang, sepertiga kelompok TGT akan berkembang menjadi diabetes.
Seseorang menderita diabetes jika kadar gula dalam keadaan puasa lebih dari 126
mg/dl, atau kadar gula darah sewaktu-waktu diperiksa lebih dari 200 mg/dl.
Reno Gustaviani Rustam mengatakan TGT sering berkaitan
dengan penyakit kardiovaskular, hipertensi, dan dislipidemia. Pantas, kadar
kolesterol Sandra juga tinggi, mencapai 300 mg/dl, kadar normal kurang dari 200
mg/dl. Begitu pula kadar asam urat, mencapai 7 mg/dl, kadar normal kurang dari
7 mg/dl. Karena akan menjalani operasi, kadar gula darahnya mesti normal.
Dr Hendarto Natadidjaja MARS SpPD dari rumahsakit Royal
Taruma, Jakarta, mengatakan penderita berkadar gula darah tinggi tetap bisa
menjalani operasi, asal kadar gula darahnya dikendalikan dulu. “Operasi dalam
keadaan gula darah tinggi akan mempermudah terjadinya infeksi dan
memperlama proses penyembuhan,” ujarnya.
Belum lagi jika terdeteksi ternyata kadar gula darah berkomplikasi ke jantung
atau ginjal. Itu justru meningkatkan risiko operasi.
Diabetes bukanlah penyakit yang mudah disembuhkan secara
sepenuhnya. Satu-satunya cara untuk hidup sehat adalah dengan cara
mengendalikannya. Sebagai penyakit yang hampir mustahil disembuhkan, diabetes
menjadi momok bagi banyak orang. Bersyukur banyak bahan alami yang dipercaya mampu
meringankan atau mengendalikan kadar gula darah diabetesi. Salah satu tumbuhan
yang dipercaya dapat mengendalikan diabetes adalah okra atau kacang lendir.
Orang Eropa menyebutnya Lady Finger, orang India menamainya
vendi, orang Tiongkok menamakannya yeong kok tau, orang Melayu menyebutnya kacang
lendir. Tanaman ini banyak ditemui di India dan Malaysia. Tumbuhan dengan nama ilmiah
Ablemoschus esculentus ini memiliki bentuk panjang dengan ujung
mengerucut. Sayuran warna hijau ini sebelumnya juga telah ada sejak zaman
Cleopatra.
Dengan pengobatan diabetes alami seperti konsumsi okra, Anda
tak lagi harus melakukan suntikan insulin atau menenggak banyak obat-obatan.
Mengapa okra baik dikonsumsi para penderita diabetes?
Okra cukup mampu mengendalikan kadar gula darah karena
mengandung nutrisi Glicemic Index (GI). Di mana GI adalah ukuran seberapa cepat
karbohidrat dalam makanan dapat berubah menjadi gula dalam darah. Jika Anda
mengkonsumsi okra secara teratur, Anda dapat mengendalikan gula dalam darah
serta berat badan. Pasien diabetes disarankan untuk mengonsumsi makanan yang
memiliki IG rendah. Sebagai patokan tertinggi, gula memiliki IG 100. Menurut
standar medis, okra memiliki IG tergolong rendah. Sayuran berbentuk panjang ini
memiliki GI di bawah 20, yang dianggap sebagai "low GI", sebagaimana
dilansir www.livestrong.com.
Selain itu, serat okra mudah larut. Hampir 50 persen dari
serat yang ditemukan dalam okra adalah serat larut. Jenis serat ini dapat
memperlambat pencernaan, dan memperlambat peningkatan gula darah.
Salah satu hal yang perlu diwaspadai setelah didiagnosis
terkena diabetes tipe 2 adalah ancaman kerusakan ginjal. Pasalnya kadar gula
darah tinggi pada penderita diabetes dapat merusak ginjal. Dari beberapa
penelitian, okra memiliki manfaat mencegah penyakit ginjal sekaligus
mengendalikan gula darah. Dengan mengonsumsi okra, penderita diabet mendapat
manfaat tambahan berupa ginjal yang lebih sehat.
Tidak hanya penyakit gula dan gangguan ginjal yang dapat
dikendalikan melalui konsumsi okra. Okra diyakini pula berkhasiat untuk menjaga
kesehatan, antara lain mencuci hati,
melumasi/melicinkan usus besar, mencegah dan menyembuhkan sembelit pada orang
tua, membantu pertumbuhan bakteri baik dalam saluran usus, mengurangi
kekejangan di persendian, menetralkan asam lambung, meringankan radang paru
paru, sakit kerongkongan dan ambient (wasir).
Bagaimana cara mengkonsumsi sayur okra agar kadar gula
terkendali? Seperti dilansir laman www.boldsky.com,
cara konsumsi sayur okra relatif mudah. Mari kita simak resep berikut:
1. Pilih atau belilah Okra yang agak muda, buang pangkalnya.
2. Siapkan satu buah Okra (jika terlalu kecil bisa gunakan
dua Okra). Okranya dirajang halus atau dipotong-potong kecil.
3. Rendam dengan segelas air nimum, ditutup dan dibiarkan
satu malam.
4. Minumlah pada pagi hari sebelum sarapan atau dalam
kondisi perut kosong.
5. Lalukan setiap hari selama 2–3 bulan.
Dengan mengkonsumsi okra secara teratur, penderita diabet
tidak perlu lagi tergantung pada suntikan insulin. Ada alternatif pengendalian
yang lebih ramah dan menyehatkan ginjal. (NB)
Budidaya Okra
Buah okra berbentuk memanjang sampai sekitar 12 cm, berwarna
hijau atau merah keunguan, bersegi seperti buah belimbing, berjumlah 5-8, dan
mengandung musilane (lendir) dalam kadar tinggi sehingga enak untuk dibuat sup.
Dan bagian buahnya yang memang dapat disayur.
Okra tumbuh bagus pada dataran tinggi di atas 800 m dpl
dengan usia mencapai empat bulan. Pada ketinggian 600 m dp1-800 m dpl, okra
masih bisa tumbuh. Namun usianya lebih pendek, 3 bulan, dan produksinya juga
lebih rendah. Tanah yang dikehendakinya adalah yang ber-pH netral, sekitar 6-7.
Sedangkan suhu optimal untuknya adalah 28-30°C.
Penanaman okra tidak memerlukan persemaian. Artinya, benih
bisa langsung ditanam di lahan. Lahan yang akan ditanami diolah dan diberi
pupuk dasar berupa pupuk kandang atau kompos sebanyak 4–6 ton/ha. Selanjutnya
tanah itu dibuat bedengan dengan lebar sekitar 100 cm dan panjang tergantung
lahan. Jarak antarbedengan adalah 25 cm. Sedangkan lubang tanamnya berdiameter
sekitar 20 cm dengan kedalaman 5 cm. Benih yang akan ditanam adalah biji okra
yang sudah tua dan sudah diseleksi terlebih dulu dengan cara perendaman. Selain
untuk seleksi, perendaman berfungsi juga untuk mempercepat perkecambahan. Lama
perendaman sekitar 12 jam atau semalaman sebelum tanam. Benih yang telah
diseleksi dapat segera ditanam dengan jarak tanam 60 x 120 cm. Dalam satu
lubang, dapat ditanam 5-6 benih.
Pada pekan pertama, penyirarnan dilakukan dua kali sehari:
pagi dan sore, karena tanah harus selalu basah dan lembap saat awal
pertumbuhan. Pekan-pekan selanjutnya, penyiraman cukup dilakukan dua hari
sekali atau sehari sekali, tergantung keadaan tanah. Sepekan setelah tanam,
dapat dilakukan penjarangan. Dan, dua pekan kemudian, dilakukan penyulaman.
Sebaiknya bedengan tetap bersih dari gulma. Untuk itu, perlu sering dilakukan
penyiangan sekaligus pembumbunan paling sedikit sekali sepekan. Pemupukan
dilakukan 14 hari setelah tanam dengan menggunakan Urea dan KCl masing-masing
sebanyak 100-130 kg/ha.
Okra dapat dipanen saat berumur sekitar dua bulan setelah
tanam atau 10 hari setelah bunganya muncul. Saat panen yang baik adalah pagi
atau sore hari dengan interval dua hari sekali. Panen dapat berlangsung sampai
dua bulan, bahkan ada varietas yang masa panennya mencapai 3-4 bulan. Buah yang
dipanen hanyalah buah berukuran sekitar 5-10 cm. Buah yang sudah terlalu tua
atau terlalu besar tidak baik untuk dikonsumsi, tetapi baik untuk benih. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar