Minggu, 19 April 2015

Menyentuh Hati,Mengejar Mimpi

Menyentuh Hati,Mengejar Mimpi
.
Maraknya publikasi sosok-sosok anak bangsa yang mencapai sukses di usia belia juga mendorong munculnya banyak motivator dari kalangan anak muda.

Buku-buku motivasi karya mereka laris manis. Undangan menjadi pembicara di berbagai forum pun tak ada habisnya. Bahkan, motivator kini menjadi profesi dan lahan bisnis baru.

Merry Riana memiliki resolusi lanjutan setelah sukses mengegolkan obsesinya menjadi miliarder dan mencapai kebebasan finansial sebelum usia 30 tahun.

Saat baru berumur 26 tahun, dia berhasil mendapatkan penghasilan 1 juta dolar Singapura atas usaha keras sendiri. Perempuan yang pada 29 Mei mendatang genap berusia 35 tahun ini ingin terus menyebarkan virus entrepreneurship dan dampak positif kepada jutaan penduduk Indonesia, terutama anak muda. Karena itulah perempuan yang kini menjadi group director Merry Riana Organization (MRO) ini getol tampil sebagai motivator.

MRO memasarkan produk-produk keuangan seperti asuransi, investasi, tabungan, deposito, dan kartu kredit. Menurut Merry, dengan menjadi motivator, dia lebih mudah menyentuh hati anak-anak muda Indonesia agar terus bermimpi dan mengejar mimpi tersebut demi menjadi pribadi yang lebih baik dalam segala aspek.

”Passion saya sekarang adalah menyebarkan spirit untuk mencapai impian sesuai passion masing-masing agar mencapai penghidupan yang lebih baik. Itulah kesuksesan yang bermakna, tidak semata materi. Untuk sekarang, inilah mimpi sejuta dolar saya,” tutur perempuan yang sehari-hari pernah hanya makan roti tawar atau mi instan serta minum air keran saat masa- masa sulit kuliah dan kerja di Singapura ini.

Berdasarkan pengalaman, lanjut Merry, dia memahami bahwa banyak anak muda yang mungkin sedang melalui apa yang pernah dialaminya. Mencapai keberhasilan, memberikan kehidupan yang lebih baik untuk diri sendiri, orang tua, dan keluarga adalah keinginan semua anak muda. Namun, banyak yang tidak tahu bagaimana melakukan hal itu atau dari mana memulainya. Sayangnya, tanpa petunjuk dan bimbingan, banyak anak muda yang menyerah karena mereka tidak tahu bagaimana mencapai mimpi tersebut atau berpikir bahwa itu tidaklah mungkin bagi mereka.

”Saya ingin menggunakan cerita hidup saya untuk menyentuh hati mereka dan menunjukkan kepada mereka bahwa segalanya adalah mungkin. Kita harus mempersiapkan diri untuk menjadi pemimpin-pemimpin masa depan,” tegas Merry yang disebut-sebut sebagai motivator perempuan No 1 di Asia ini. Perempuan yang mengorganisasi kegiatan motivasi dan inspirasinya lewat Merry Riana Indonesia ini ingin agar semangatnya mencapai penghidupan yang lebih baik bisa menular.

Bukan hanya dari jargon-jargon motivasi atau teori sukses tapi juga contoh nyata dari peristiwa nyata. Dengan begitu, pembaca bisa menyadari bahwa dalam setiap perjuangan memang dibutuhkan kesabaran, keuletan, ketekunan dan kesiapan menghadapi berbagai kemungkinan yang terjadi. Dia juga menekankan, ketika rezeki kita ”berlimpah”, maka berbagi bukanlah suatu masalah.

”Ketika itu terjadi pada Anda, saya yakin Anda secara alami akan membaginya juga kepada orang lain. Sebenarnya tujuan saya adalah membantu menciptakan lebih banyak lagi orang-orang yang sukses,” ujar istri Alva Tjenderasa ini. Sementara itu, Edvan M Kautsar, 22, yang sudah menjadi motivator sejak usia 14 tahun, berharap apa yang dilakukannya bersama sejumlah motivator muda lain dapat bermanfaat bagi banyak orang.

”Tujuan kita sama, memberikan perubahan dan pencerahan bagi masyarakat,” kata pendiri sekaligus direktur utama Golden IDE Corporation, owner Kautsar Dimsum dan Synergy Engish Conversation ini. Bahkan, Edvan berniat mengajak motivator muda lainnya untuk bersinergi dan bekerjasama menggelar kegiatan motivasi untuk anak muda di seluruh Indonesia.

Menurut penulis novel Kekuatan Doa ini, tanpa mengalami berbagai ujian kehidupan dan masa-masa sulit saat mengembangkan bisnis, dorongan untuk berbagi manfaat dan pengalaman dengan banyak orang tidak akan sebesar saat ini. ”Perlu mental yang kuat dan tahan banting untuk bisa mencapai apa yang kita inginkan. Itu modal utama anakmuda. Itulahyanginginsaya sentuh dengan menjadi motivator,” jelas Edvan.

Mahasiswa Fakultas Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini tidak memungkiri ada motivator yang cenderung menjadikan kegiatan menggelar seminarseminar motivasi sebagai lahan utama bisnis. Motivator justru menjadi profesi padahal bisnisnya biasa-biasa saja. Bahkan, menjadi motivator justru adalah bisnis utama. Namun, kata dia, semua kembali pada diri sendiri, sejauh mana niat untuk berbagi manfaat dengan orang lain.

”Setiap orang memiliki tujuan masing- masing dalam memberikan pesan- pesan semangat. Kalau saya, hanya ingin menyampaikan apa yang sudah saya alami dan sedikit ilmu kepada banyak orang agar menjadi inspirasi dan bermanfaat. Berdakwah sambil berdagang,” kata The Youngest Motivator of ASIA 2012 versi Entrepreneur Festival ini. Pada usia 16 tahun, Edvan sudah berbisnis batu bara.

Di usia 17 tahun, pria yang pernah bermain di beberapa film dan menjadi model ini mendirikan production house bersama sejumlah teman. Saat ini, biasanya Edvan menyampaikan motivasi tentang entrepreneur, visi atau pematangan cita-cita pemuda masa kini untuk mahasiswa, dan pengembangan karakter untuk karyawan. Misinya adalah mencapai pembangunan bangsa dan agama melalui ekonomi dengan pola leaders create leaders, pemimpin menciptakan pemimpin.

Edvan mengaku tidak kesulitan membagi waktu antara mengisi seminar motivasi, mengelola bisnis, dan mengikuti kuliah. Sudah banyak orang yang membantu mengatur jadwal. Dia juga tidak lagi risau tentang nasibnya setelah lulus kuliah karena saat ini sudah berpenghasilan dan justru sudah membuka lapangan pekerjaan bagi orang lain. Di tempat terpisah, CEO Hamasa Indonesia Corp Hamzah Izzulhaq, 22, mengaku saat ini sering tampil menjadi motivator dan pembicara sekadar memenuhi undangan.

Dia tidak menjadikan kegiatan memberi motivasi sebagai salah satu bidang bisnis perusahaannya. ”Setiap kali menjadi pembicara dalam seminar motivasi, saya selalu menekankan bahwa peluang bisnis itu terbuka dan bisa didapatkan di mana saja. Untuk itu, kita harus peka terhadap keadaan sekitar. Saat memulai bisnis, harus fokus pada pikiran positif. Jangan belum apa-apa sudah takut gagal atau rugi,” terang pemilik bisnis franchise bimbingan belajar (bimbel), usaha sofa bed, dan properti ini.

Anggota termuda Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi) ini melanjutkan, faktorlingkungan dan komunitas menentukan keberhasilan usaha seseorang. Ketika terjun di bisnis, kata Hamzah, kita pasti menjumpai berbagai hambatan. Tapi jika kita berkumpul dengan orang-orang yang memiliki visi sama, kita jadi termotivasi karena bisa sharing.

Sebelum mencapai kesuksesan, Hamzah sempat menjadi distributor buku, membuka kios pulsa, berjualan, berjualan makanan ringan dan roti, membuka percetakan pin, dan membuka gerai ayam goreng. ”Intinya adalah konsistensi. Gagal itu biasa, satu hal yang membuat kita tegar saat mengalami kegagalan yalingkungan yang mendukung itu,” ungkap pemuda yang berani mengambil alih salah satu cabang bimbel milik seorang temannya saat masih kelas 2 SMA ini.

Lulus SMA, Hamzah sudah mengantongi tiga lisensi cabang dengan keuntungan bersih saat itu Rp180 juta per semester. (sindonews.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar