Jumat, 24 Maret 2017

Ayah dan Kaos Kaki Tua


https://tolongsebarkanlah.blogspot.com/


Ada seorang tua renta kaya raya yang sedang terbaring sakit.

Ia memanggil anak laki-laki satu-satunya dan hendak memberikan pesan-pesan terakhir.
Ia berkata,


“Nak, waktuku tak banyak lagi. Jika aku wafat nanti, aku ingin kau yang memandikan jasadku. Aku juga ingin kau ikut memakaikan kain kafan untukku. Dan satu hal yang paling penting, aku ingin kau memakaikanku kaos kaki tua berwarna abu-abu kesayanganku. Memang ada sedikit lubang tapi aku sangat menyukainya.”


Sang Anak tentu saja menyanggupi permintaan ayahnya.



Beberapa hari setelah peristiwa itu, sang Ayah meninggal dunia, meninggalkan anak dan seluruh hartanya.

Sang Anak teringat pesan dan permintaan terakhir ayahnya dan ia pun melaksanakannya. Ia memandikan jasad ayahnya dan mengkafaninya.


Hingga sampailah saat ia ingin memakaikan kaos kaki kesayangan Sang Ayah.


Keluarga, kerabat dan tetangga tentu saja mencegah sang Anak melakukan hal tersebut karena itu tidak lazim dan tidak sesuai syariat.


Sang Anak bersikeras,
“Ini permintaan terakhir ayahku! Apapun yang terjadi aku harus melaksanakannya
sebagai wujud sayang dan hormatku pada beliau!”

Kemudian seorang pemuka agama di tengah-tengah mereka mendekati sang Anak dan mengajaknya bicara empat mata. Ia memberikan sepucuk surat kepada sang Anak sambil berkata,

“Ayahmu menitipkan surat ini padaku untuk kuserahkan padamu selepas beliau meninggal. Bacalah.”


Sang Anak membuka amplop surat itu dan membacanya,



https://tolongsebarkanlah.blogspot.com/

“Nak, aku mewariskan semua harta bendaku untukmu. Dengan semua harta benda yang aku tinggalkan,

saat ini kau tahu bahwa pada akhirnya, mereka bahkan tidak akan membiarkanmu untuk memakaikan sepasang kaos kaki tua untukku.


Saat tiba waktumu nanti berada di kondisiku saat ini, mereka pun akan menolak dan mencegahmu membawa atau memakai apapun kecuali kain kafan.


Hanya selembar kain kafan inilah yang bisa kau kenakan.


Jadi saling berjaga dan persiapkanlah dirimu.


Belanjakanlah harta yang aku tinggalkan bukan untuk kesenanganmu, tapi belanjakanlah di jalan Allah demi meraih ridha-Nya.


Lakukan amal-mu semata-mata demi Allah, maka in syaa Allah kau akan meraih keberkahan dunia akhirat.”


**Jika tiba saatnya nanti, bahkan sebutir beras dan sebatang jarum pun tak bisa dibawa pergi. Apa lagi yang hendak disombongkan?

Astaghfirullahal’azhim..


Terimakasih sudah mampir ke Tolong Bagikan
Salam hangat,

Sumber : lonceng kecil 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar