Lagu ciptaannya yang berjudul “Pahlawan
Tanpa Tanda Jasa” demikian populer pada dekade 1980-an. Sampai-sampai, banyak
orang yang tak mengenal siapa penciptanya. Dan kini si pencipta lagu itu pulang
dalam damai.
===================
Kabar duka
menyelimuti dunia pendidikan nasional. Sartono,79 tahun, pencipta lagu
Hymne Guru meninggal dunia, Minggu,
1 November 2015, sekitar pukul 12.50 WIB. Sartono mengembuskan nafas terakhir saat dirawat di Rumah Sakit
Umum Daerah (RSUD) Kota
Madiun, Jawa Timur, setelah
mengalami komplikasi gejala stroke, sakit jantung, kencing manis, dan
penyumbatan darah di otak.
"Proses meninggalnya cepat dan gampang, nafasnya tidak
tersengal-sengal," jelas
Mariyatun, salah seorang kerabat yang mendampingi Sartono di rumah sakit.
Menurut Mariyatun, tanda-tanda meninggalnya Sartono mulai
terlihat Minggu pagi setelah dinyatakan koma dua hari sebelumnya, Jumat, 30
Oktober 2015. Tekanan darahnya terus
menurun, demikian pula dengan organ tubuh yang lain. "Terus drop," ucap Mariyatun
ditemui di rumah duka di Jalan Halmahera 98 Kelurahan/Kecamatan Kartoharjo,
Kota Madiun.
Widia Prasasati, keponakan Sartono, menambahkan, dokter RSUD
sempat memacu jantung
pamannya sebelum meninggal dengan alat medis. Namun, upaya itu tidak membuahkan
hasil hingga suami Ignatia Damijati ini menutup mata. "Sudah tidak bisa tertolong," ujar
Widia.
Sebelum meninggal, Sartono sempat terjatuh dari ranjang di
kamarnya pada pertengahan Oktober lalu. Dua hari berselang, dia tidak mau makan
dan merasakan nyeri di lengan kirinya.
Karena kondisi Sartono semakin menunjukkan gejala memburuk,
pihak keluarga membawanya ke RSUD pada Selasa, 20 Oktober 2015. Sartono pertama
kali dirawat di ruang ICU dan kemudian dipindah di paviliun Cendana. Karena
kondisi Sartono kembali menurun maka dipindah lagi ke ICU pada Jumat siang, 30
Oktober 2015. Setelah tiga
hari koma di ruang Intensive Care Unit (ICU) RSUD , Sartono meninggal dunia,
Minggu (1/11/2015) pukul 12.50 WIB.
Selama Sartono
menjalani perawatan di ruang ICU RSUD Kota Madiun, jelas perawat Hamidah,
selalu ramai dikunjungi sejumlah orang. Menurut dia, sejumlah orang dari
berbagai daerah dan instansi silih berganti datang ke ruang ICU RSUD Kota
Madiun untuk menjenguk Sartono saat masih dalam perawatan.
Laki-laki
kelahiran Kota Madiun 29 Mei 1936 tersebut merupakan mantan guru di sebuah
yayasan swasta di Kota Madiun. Dia
mengajar di SMP Katolik Santo Bernardus Madiun. Sebagai guru seni dan kecintaannya pada
seni musik, Sartono kemudian
menciptakan lagu hymne guru yang berjudul "Pahlawan Tanpa Tanda Jasa". Dalam lagu itulah Sartono mengungkapkan
kekaguman dan pujiannya kepada para pendidik yang tanpa pamrih, bagaikan
pahlawan tanpa tanda jasa.
Selain hymne guru yang monumental itu, Sartono juga
menghasilkan delapan lagu bertema pendidikan.
Perhatiannya yang begitu serius pada
dunia pendidikan dan pengabdiannya sebagai guru membuahkan penghargaan dari
Mendikbud di masa dijabat Yahya A. Muhaimin dan
penghargaan Dirjen Pendidikan, Soedardji Darmodihardjo.
Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan menyampaikan duka cita
mendalam atas meninggalnya Sartono. "Kita semua kehilangan beliau. Saya
menyampaikan duka cita yang mendalam. Semoga jasa dan amal mendiang dicatat
sebagai amal kebaikan oleh Tuhan," ujar Anies di Jakarta, Senin (2/10).
Menurut Anies,
selama ini Hymne Guru yang diciptakan Sartono telah menginspirasi banyak orang.
"Lagu Hymne Guru yang diciptakan mendiang Sartono telah menginspirasi
banyak orang untuk memuliakan guru," kata dia. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar