Kamis, 12 November 2015

Pencipta Hymne Guru Itu Telah Berpulang


Hasil gambar untuk pencipta hymne guru sartono

Lagu ciptaannya yang berjudul “Pahlawan Tanpa Tanda Jasa” demikian populer pada dekade 1980-an. Sampai-sampai, banyak orang yang tak mengenal siapa penciptanya. Dan kini si pencipta lagu itu pulang dalam damai.
===================

Kabar duka menyelimuti dunia pendidikan nasional. Sartono,79 tahun, pencipta lagu Hymne Guru meninggal dunia, Minggu, 1 November 2015, sekitar pukul 12.50 WIB. Sartono mengembuskan nafas terakhir saat dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Madiun, Jawa Timur, setelah mengalami komplikasi gejala stroke, sakit jantung, kencing manis, dan penyumbatan darah di otak.

"Proses meninggalnya cepat dan gampang, nafasnya tidak tersengal-sengal," jelas Mariyatun, salah seorang kerabat yang mendampingi Sartono di rumah sakit.

Menurut Mariyatun, tanda-tanda meninggalnya Sartono mulai terlihat Minggu pagi setelah dinyatakan koma dua hari sebelumnya, Jumat, 30 Oktober 2015. Tekanan darahnya terus menurun, demikian pula dengan organ tubuh yang lain. "Terus drop," ucap Mariyatun ditemui di rumah duka di Jalan Halmahera 98 Kelurahan/Kecamatan Kartoharjo, Kota Madiun.

Widia Prasasati, keponakan Sartono, menambahkan, dokter RSUD sempat memacu jantung pamannya sebelum meninggal dengan alat medis. Namun, upaya itu tidak membuahkan hasil hingga suami Ignatia Damijati ini menutup mata. "Sudah tidak bisa tertolong," ujar Widia.

Sebelum meninggal, Sartono sempat terjatuh dari ranjang di kamarnya pada pertengahan Oktober lalu. Dua hari berselang, dia tidak mau makan dan merasakan nyeri di lengan kirinya.

Karena kondisi Sartono semakin menunjukkan gejala memburuk, pihak keluarga membawanya ke RSUD pada Selasa, 20 Oktober 2015. Sartono pertama kali dirawat di ruang ICU dan kemudian dipindah di paviliun Cendana. Karena kondisi Sartono kembali menurun maka dipindah lagi ke ICU pada Jumat siang, 30 Oktober 2015. Setelah tiga hari koma di ruang Intensive Care Unit (ICU) RSUD , Sartono meninggal dunia, Minggu (1/11/2015) pukul 12.50 WIB.

Selama Sartono menjalani perawatan di ruang ICU RSUD Kota Madiun, jelas perawat Hamidah, selalu ramai dikunjungi sejumlah orang. Menurut dia, sejumlah orang dari berbagai daerah dan instansi silih berganti datang ke ruang ICU RSUD Kota Madiun untuk menjenguk Sartono saat masih dalam perawatan.

Laki-laki kelahiran Kota Madiun 29 Mei 1936 tersebut merupakan mantan guru di sebuah yayasan swasta di Kota Madiun. Dia mengajar di  SMP Katolik Santo Bernardus Madiun. Sebagai guru seni dan kecintaannya pada seni musik, Sartono kemudian menciptakan lagu hymne guru yang berjudul "Pahlawan Tanpa Tanda Jasa". Dalam lagu itulah Sartono mengungkapkan kekaguman dan pujiannya kepada para pendidik yang tanpa pamrih, bagaikan pahlawan tanpa tanda jasa.

Selain hymne guru yang monumental itu, Sartono juga menghasilkan delapan lagu bertema pendidikan.

Perhatiannya yang begitu serius pada dunia pendidikan dan pengabdiannya sebagai guru membuahkan penghargaan dari Mendikbud  di masa dijabat Yahya A. Muhaimin dan penghargaan Dirjen Pendidikan, Soedardji Darmodihardjo.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan menyampaikan duka cita mendalam atas meninggalnya Sartono. "Kita semua kehilangan beliau. Saya menyampaikan duka cita yang mendalam. Semoga jasa dan amal mendiang dicatat sebagai amal kebaikan oleh Tuhan," ujar Anies di Jakarta, Senin (2/10).

Menurut Anies, selama ini Hymne Guru yang diciptakan Sartono telah menginspirasi banyak orang. "Lagu Hymne Guru yang diciptakan mendiang Sartono telah menginspirasi banyak orang untuk memuliakan guru," kata dia. (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar