Dana Pensiun Lembaga Keuangan AIA Financial mencatat hingga September 2015 meraih 80.827 peserta orang dari 262
R. Daniel H. Putranto, Chief ofCorporate Solutions AIA Financial mengatakan peserta yang diraih oleh perusahaannya sepenuhnya berasal dari korporasi. Peserta individu yang saat ini dilayani merupakan peserta korporasi yang mengundurkan diri namun tetap melanjutkan kepesertaannya secara mandiri.
Daniel mengatakan menolak menyebutkan dana kelolaan maupun return on investmen (ROI) yang dibukukan perusahaan hingga akhir September lalu. Akan tetapi dia mengatakan pihaknya telah menetapkan benchmarking yang dituju perusahaan dalam mengelola dana untuk pensiun ini.
"Untuk DPLK risiko dan pilihan investasi ada di tangan peserta baik perusahaan maupun perorangan. Tapi DPLK AIA tentu mempunyai tolak ukur untuk tingkat pendapat hasil investasi yang akan dicapai," kata Daniel di Jakarta, Jumat (6/11/2015).
Dia mengatakan benchmarking untuk dana yang ditempatkan di Pasar Uang (Money Market Fund) mengacu pada bunga deposito tiga bulanan dirilis Bloomberg, sementara jika penempatan dilakukan pada Dana Pendapatan Tetap (Fixed Income Fund) maka imbal hasil yang ditargetkan mengacu pada 90% imbal hasil obligasi pemerintah ditambah 10% rata-rata deposito tiga bulan. Akan tetapi jika peserta menempatkan 100% saham maka imbal hasil mengacu sepenuhnya pada kinerja bursa.
Daniel mengatakan saat ini peluang pertumbuhan dana pensiun masih sangat tinggi. Saat ini peserta dana pensiun di Indonesia masih di bawah 6% dari total pekerja formal. Selain itu pendanaan atas manfaat pesangon yang diwajibkan oleh Undang-undang Ketenagakerjaan 13/2003 membuka ruang lebih banyak untuk menghimpun dana.
"Tentu semakin meningkatnya kesadaran para pekerja untuk menyiapkan masa tuanya yang lebih sejahtera mengingat manfaat yang wajib seperti JHT, Jaminan Pensiun yang dikelola oleh BPJS Ketenagakeraan dan Manfaat Pesangon yang diatur UUK13 tahun 2003 belum cukup untuk mencapai Tingkat Pendapat Pensiun," katanya.
Daniel mengatakan pada 2016 DPLK akan tumbuh jauh lebih baik mengingat perusahaan sudah lebih memahami tentang posisi program Jaminan Pensiun yang dikelola oleh BPJS Ketenagakerjaan. Dia mengatakan pada 2015 industri DPLK kesulitan ekspansi karena banyak perusahaan kebingungan akan budget yang harus disediakan karena belum adanya kepastian iuran BPJS Ketenagakerjaan hingga awal Juli lalu.Akibatnya banyak yang menunda implementasi program pensiunnya di DPLK.
AIA, kata Daniel, lebih memfokuskan target pasar yang segmented. Pasar khusus ini juga sekaligus area seluruh produk AIA ditawarkan sehingga terintegrasi. Pola ini juga membuat pemasaran produk AIA lebih efektif dan efisien.
"Kami sangat sadar karena DPLK adalah bisnis jasa maka kami selalu berusaha meningkatkan layanan dengan dukungan teknologi yang terkinikan. Kami ingin menjadi yang terdepan di dalam teknologi dan layanan," katanya.
sumber: Bisnis.com,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar