Jumat, 05 September 2014

Manusia tertua di dunia ada di Indonesia dan bukan lagi Sakari Momoi warga Jepang

Manusia tertua di dunia ada di Sragen Indonesia dan bukan warga Jepang Sakari Momoi seperti dicatat Guiness Wordl Records. Orang Sragen bernama Saparman Sodimejo diyakini merupakan orang tertua di dunia berdasar data dan fakta yang ditemukan saat ini.

Berdasarkan hasil penelusuran yang dilakukan tim dari Kantor Arsip dan Dokumentasi Sragen beberapa waktu lalu, Saparman Sodimejo alias Mbah Gotho kini berusia 144 tahun. 
Saparman Sodimejo alias Mbah Gotho manusia tertua
Saparman Sodimejo alias Mbah Gotho manusia tertua (Solopos.com)
Dilansir Solopos.com, Kepala Kantor Arsip dan Dokumentasi Sragen, Heru Wahyudi, mengaku menindaklanjuti informasi dari masyarakat terkait manusia tertua yang kini tinggal di Dukuh Segeran, Desa Cemeng, Sambungmacan, Sragen.
“Informasi dari masyarakat dengan nama dan alamat jelas akhirnya kami telusuri. Bersama teman-teman dan diantar kepala desa setempat kami bawakan sembako,” ungkapnya saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (25/8/2014).
Menurut Heru, Saparman Sodimejo yang akrab disapa Mbah Gotho diyakni berusia 144 tahun melebih usia Sakari Momoi, warga Jepang yang dinobatkan Guinness World Records sebagai manusia tertua sejagad dengan usia 111 tahun.
Keyakinan tim terkait usia pria tersebut, tambah dia, berdasarkan data kependudukan Mbah Gotho yang tertulis lahir 31 Desember 1870. Keyakinan itu didukung dengan keterangan Mbah Gotho yang mengetahu proses pendirian Pabrik Gula Kedung Banteng, Gondang, Sragen yang tercatat dibangun pada 1880.
Saat itu, Mbah Gotho mengaku berusia 10 tahun. “Dia sering melihat proses pembangunan pabrik gula itu,” ungkapnya.
Saat ini, Mbah Gotho tinggal di rumah milik salah satu cucunya bernama Suryanto yang juga warga Cemeng. Sementara, istri serta lima anaknya sudah meninggal dunia. “Dia mengaku memiliki istri empat,” terang Heru.
Heru menjelaskan meski sudah berusia ratusan tahun, Mbah Gotho hingga kini masih bisa beraktivitas tanpa bantuan orang lain. “Kami juga mengobrol, memorinya masih bagus, belum pikun meski pendengarannya sudah berkurang,” katanya.
Saat ditemui tim, lanjut Heru, Mbah Gotho mengisahkan pernah menekuni profesi mencari ikan di aliran Sungai Bengawan Solo. “Dia mencari ikan dengan cara menyelam dan menangkap ikan tanpa bantuan alat, hanya menggunakan tangan. Saat mencari ikan itu dia juga pernah tertimbun longsoran tanah. Tetapi, masih bisa selamat,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Desa (Kades) Cemeng, Sriyanto, saat dihubungi melalui ponselnya membenarkan usia Mbah Gotho saat ini mencapai 144 tahun. Dia mengatakan hingga kini Mbah Gotho masih beraktivitas tanpa bantuan orang lain.
“Dia mandi juga sendiri. Hanya untuk makan kerap diberi,” tutur dia. (http://simomot.com/)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar