Selasa, 20 Oktober 2015

MAU ENERGIK SAMPAI TUA? INILAH KUNCINYA!


Oleh : Magdalena Sukartono
 Setiap orang yang melihat saya bercerita atau memberi ceramah pasti berkomentar, “Bu Magdalena, apa sih yang membuat Ibu begitu enerjik ?” Malah ada yang bisik-bisik, “Bunda… boleh saya nanya ? Makanan atau suplemen apa sih yang Bunda makan/minum ? Kok di usia lansia seperti Bunda masih begitu semangat ?” Saya jadi tertawa… kok sampai bertanya, apa yang saya makan ?
Mengapa saya tampak begitu enerjik ? Tertawa ceria ? Suara lantang bahkan menggelegar ? Semangat menggebu-gebu… tangan kaki tubuh semuanya bergaya bahkan melompat berputar bagai menari ? Jawabnya hanya satu kata : karena PASSION ! Ya…. semangat dan keceriaan yang penuh gairah…. atau adanya passion !
Apa Kata Para Pakar Tentang Passion ?

Tim Wesfix :
  1. Passion adalah tentang enerji yang tak bisa ditukar dengan apapun, kecuali dengan kepuasaan dan kebahagiaan eksistensial.
  2. Passion adalah kekuatan dalam diri untuk mencintai dan melakukan apa yang disuarakan hati.
  3. Passion adalah kekuatan dahsyat yang merupakan sebuah keinginan, harapan, bayangan kesuksesan yang aromanya tercium setiap saat ia terjaga.

Chris Guillebau : Passion adalah kekuatan hati untuk menolak lompat dari jembatan, meskipun seluruh populasi di bumi ini melakukan itu.
Oprah Winfrey : Passion is energy. Feel the power that comes from focusing on what excites you.
Zig Ziglar : When you catch a glimps of your potential, that’s when passion is born.
John Bon Jovi : Nothing is important as passion ! No matter what you want to do with your life, be passionate !
Sabrina Bryan : You can do anything as long as you have the passion, the drive, the focus and the support.
TD. Jakes : It is your passion that empowers you to be able to do that thing you were created to do.
G.W.F. Hegel : Nothing great in the world has ever been accomplished without passion.

Ya, itulah yang dikatakan para pakar tentang passion. Cocok ! Begitulah yang saya rasakan. Adanya satu keinginan, hasrat yang meledak-ledak. Adanya dorongan untuk melakukan sesuatu yang saya sukai, yang benar-benar saya inginkan, yang saya kuasai untuk melakukannya atau mewujudkannya sesuai mimpi atau yang saya cita-citakan. Itulah yang membuat saya lupa usia. Lupa kalo sudah lansia. Lupa tua ! haha..
Saya mampu mengatasi situasi yang tidak menyenangkan. Misalnya saat kurang tidur, kepala agak pusing karena flu, bahkan suasana hati yang sedang tidak mendukung pun bisa saya kuasai. Misalnya : ketika saya harus berbicara 2 sesi. Menjelang sesi 2 saya mendapat kabar, bahwa anak saya yang di Jakarta masuk RS terserang muntaber. Atau suatu ketika berita tentang keguguran hamilnya. Sesaat pikiran kacau, hampir menangis. Tetapi dengan pengendalian diri, saya mampu memberikan ceramah dengan sepenuh hati dan sepenuh tenaga.
Passion memang mampu membuat orang lupa segalanya, sebagaimana sering terjadi dengan para seniman. Passion juga mampu membuat kita tidak mengeluh, tidak merasa terbeban. Bahkan siap melakukannya tanpa imbalan. Malah lebih dari itu ! Meski menderita kerugian… Bagi saya, saya begitu bergairah jika melakukan sesuatu yang memang saya sukai.

Apakah PASSION Bisa Meredup atau Hilang ?

Jawabnya : BISA !  Saya pernah beberapa kali mengalaminya. Bukan hanya melemah atau meredup andaikan lampu. Tapi benar-benar hampir padam. Kalau teman saya malah pernah kehilangan passion untuk apapun, bahkan tak ingin hidup !  Saya pernah merasa kecewa, pernah juga karena sedih. Merasa semua sudah tak ada artinya. Pernah juga karena adanya kecemasan bila suatu saat saya tak mampu berkarya. Suatu saat semua orang meninggalkan saya. Misalnya ungkapan hati yang penuh kecemasan seperti tersirat pada puisi ini :
SUATU HARI NANTI …

Suatu saat akan terjadi…
Dimana hidup tak akan lagi berarti
Saat hidup terasa hampa
Tanpa karya dan tanpa makna…
Orang menyebutnya tua renta
Tubuh lemah tanpa daya…
Saat itulah relasi lari
Komunikasi semakin terhenti
Mengapa ?
Karena diri tak lagi berarti
tak lagi mengukir prestasi…
Hari ini aku ingin siapkan diri…
Siapkan hati kelola emosi…
Berpikir positif, bahwa itu harus terjadi
bahwa semua orang pasti alami…
Tapi aku bertanya pada diri sendiri :
TANPA RELASI DAN KOMUNIKASI ???
Wuuuu….. iiiiihhhhh….
Sedih….. pediiihh…..
…………………………………………………………………….
Dalam doa kepada Tuhan kupinta :
Tuhanku… ,bagai bunga yang telah layu…
Jangan biarkan aku tua renta
Jadi rentan tak bermakna…

Oh…. aku ingin dalam desah angin semilir….
Suara malaikat berbisik : Tugasmu telah berakhir….

Bagaimana saya bisa bergairah lagi ? Bagaimana saya malah kembali memiliki passion yang luar biasa ? Malah begitu bergairah sehingga boleh dikatakan HIDUP LEBIH HIDUP ? Sehingga kemudian saya berhasil menjadi Lansia yang bermakna ?
Seperti pernah saya uraikan pada artikel saya “Psikologi Lansia”, saya lakukan 3 hal yang tercakup pada 3 huruf yaitu : I – C – U …. I man – C erdas emosi – U saha. Pertama kita perlu memiliki keyakinan, bahwa Tuhan itu maha kasih. Bahwa bersama Tuhan kita tak perlu cemas atau mengkhawatirkan apa yang akan terjadi. Bahwa semua akan tepat dan indah pada waktunya. Dengan adanya keyakinan itu, maka passion tidak akan padam sama sekali. Kita mengatur mindset kita, bahwa kita mampu mengatasi keadaan. Bahwa kita bisa memahami, bahwa up & down itu wajar. Kita harus berusaha mencari contoh-contoh yang positif, bagus dan yang mampu menguatkan kita.
Menurut saya, memang ada orang yang sejak lahir punya EQ tinggi…. Misalnya : dari ibu, saya juga mengalir bakat EQ… tetapi toh belum begitu tinggi. Belum seimbang dengan IQ. Masih suka emosional untuk hal-hal tertentu. Nah disinilah peran EQ atau Kecerdasan Emosi. Yang harus diikuti Usaha. Bisa kita pelajari dari buku-buku. Tetapi akan lebih tepat dan dahsyat dampaknya… keberhasilannya… kalau kita bisa mengikuti trainingnya. Seperti yang telah saya lakukan. Ya, baca dan mendalami buku-buku EQ, tetapi juga mengikuti seminar EQ selama 3 hari yang diselenggarakan HRE !
Beberapa tahun lalu, sewaktu  anak perempuan saya menikah dan hijrah ke Jakarta, saya di Jogja seorang diri ditemani seekor anjing. Saya merasakan ada sesuatu yang hilang. Di rongga dada dan di hati yang terdalam terasa kosong, sepi… benar-benar hampa tiada rasa. Saya kehilangan gairah. Sering tak bisa tidur. Tangan saya gemetar… eh malah jadi stres. Passion yang menghilang bukan hanya sekedar meredup, tapi benar-benar berbahaya.
Saya merasa “diselamatkan” dengan untaian kata yang terdapat di buku MENTAL DETOX : Improve Your Personal Excellence karya Anthony. Tentang 3 semangat : 1. Semangat pertama : JANGAN MENYALAHKAN ! Ya, saya putar mindset .. agar tidak menyalahkan siapa-siapa. Tidak menyalahkan anak saya yang meninggalkan saya dan mengikuti suaminya, karena itu adalah wajar.  Tidak menyalahkan diri sendiri, kenapa saya tak mau memenuhi ajakannya untuk pindah ke Jakarta. Tidak menyalahkan pekerjaan saya di Jogja yang tak bisa ditinggal begitu saja. Tidak menyalahkan siapa pun !  2. Semangat kedua : MENCOBA LAGI ! Ya, saya coba kembali bergairah… mencoba melakukan hal-hal baru. Menemukan seseorang atau sesuatu yang membuat saya bangkit dan kembali bergairah. Ketika Anthony Dio Martin The Best EQ Trainer Indonesia meminta saya, apakah berkenan menganggapnya sebagai anak, sungguh membuat saya menemukan kembali anak saya yang “hilang”. Semangat yang diberikannya… Dorongan… serta kata-kata yang diucapkannya menggugah dan membangkitkan saya. Pujiannya bahwa tulisan/karya saya bagus dan dimintanya mengisi website ini, telah mengobarkan rasa percaya diri dan semangat untuk berkarya. Membuat saya belajar dan belajar lagi. Mencoba mengenal dunia maya. 3. Semangat ketiga : TIDAK MENUNGGU UNTUK BAHAGIA ! Kita bisa bahagia kapan saja. Karena kebahagiaan adalah kondisi pikiran kita (state of mind), yang tidak ditentukan oleh situasi, tempat atau hal tertentu. Bahkan kita bisa bahagia dalam kegagalan dan penderitaan…. Dan kesulitan. Caranya kita bisa bersyukur…. Kita bisa menciptakan bahagia kapan saja dan sekarang juga.
Nah, kalau seorang pakar EQ sampai begitu menghargai saya, mengapa saya harus lemas lunglai tanpa passion ? Jadi saya pun bangkit. Kembali bergairah. Kembali berkarya mengukir prestasi. Memiliki passion… sehingga memasuki usia ke 77 saat tulisan ini disusun, saya masih bekerja setiap hari Senin sampai Sabtu mendampingi 6-7 perusahaan, memberi pembekalan mahasiswa yang akan diwisuda, melayani in house training berbagai perusahaan. Mulai 1988  sampai sekarang ini saya telah memberikan lebih dari 3000 kelas.
Iman – Cerdas emosi – Usaha  bagi saya menjadi obat untuk menghadirkan kembali passion saya. Tak boleh menghilang tapi harus berkembang… menyala dan bergelora….merambah dan terus bergairah. Terima kasih kepada Daniel Goleman, Patricia Patton, dan Anthony… pakar-pakar EQ yang karyanya saya pelajari dan hayati. Dan terutama pujian syukur kepada Tuhan yang maha kasih dan penyayang….


**Magdalena Sukartono. Praktisi, konsultan SDM, Trainer, Kolumnis Tetap Rubrik Ketenagakerjaan Harian Kedaulatan Rakyat, Yogyakarta. Pengelola Lembaga Pengembangan SDM Abisatya Paramitra. Lahir di Mayong, Jepara 5 Oktober 1938 dan telah memberikan lebih dari 3.000 kelas di berbagai wilayah di Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar