Selasa, 05 Agustus 2014

Studi: Disebabkan Gaya Hidup, 1 dari 3 Kasus Alzheimer Bisa Dicegah

Foto: Ilustrasi (Thinkstock)
Penurunan daya ingat memang pasti terjadi ketika usia seseorang beranjak senja. Ini belum termasuk risiko Alzheimer yang bisa menghantui siapapun. Namun sebuah riset memastikan 1 dari 3 kasus penyakit ala orang tua ini sebenarnya dapat dicegah.

Awalnya tim peneliti yang berasal dari University of Cambridge, Inggris menemukan ada tujuh faktor risiko utama dari Alzheimer, antara lain diabetes, hipertensi dan obesitas saat memasuki usia paruh baya, kurang aktif bergerak, depresi, merokok, dan tingkat pendidikan yang rendah.

Dari situ peneliti berkesimpulan bahwa sepertiga kasus Alzheimer sebenarnya disebabkan oleh faktor gaya hidup, sehingga bisa diubah atau diperbaiki semisal karena kurang olahraga dan kebiasaan merokok.

Bahkan menurut perhitungan peneliti, bila faktor gaya hidup tersebut dikurangi sebanyak 10 persen saja, maka diperkirakan 9 juta kasus Alzheimer di penjuru dunia bisa dicegah kemunculannya di tahun 2050.

"Memang tak ada satu cara pasti untuk mengobati demensia atau kepikunan, tapi setidaknya kita bisa mengambil langkah-langkah untuk mengurangi risiko penyakit tersebut di usia senja nanti," tutur Prof Carol Brayne seperti dikutip dari BBC, Selasa (15/7/2014).

Terlebih lagi menurut peneliti dari Institute of Public Health, University of Cambridge itu, faktor-faktor penyebab Alzheimer seringkali bertautan satu sama lain.

"Misal mengatasi malas olahraga akan mengurangi risiko obesitas, tekanan darah tinggi dan diabetes, termasuk mencegah sebagian orang terserang demensia. Ini juga membuat para lansia tetap terlihat bugar," imbuhnya.

Diperkirakan lebih dari 106 juta orang di penjuru dunia akan hidup sebagai penderita Alzheimer di tahun 2050 atau lebih dari tiga kali lipat dari jumlah pasien Alzheimer di tahun 2010.

Untuk Inggris sendiri, peneliti memperkirakan penurunan faktor risiko sebesar 10 persen akan mencegah munculnya kasus Alzheimer sebesar 8,8 persen atau 200.000 kasus di tahun 2050.

(dari: http://health.detik.com/)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar