Pernahkah Anda melihat atau mengalami situasi ini, Anda sedang bergegas pergi untuk menjumpai rekan namun masih sibuk mencari telepon seluler yang sebenarnya berada dalam genggaman Anda. Atau, Anda mungkin sibuk mencari benda yang sebelumnya telah Anda simpan. Ya, kondisi demikian sering dialami oleh kaum lansia dan bisa jadi gejala pikun, terutama jika ini sering terjadi. Tentu, sangat menjengkelkan bukan?
Mengatasi Pikun Di Usia Lanjut
Hal ini dapat dilakukan dengan melatih kinerja otak Anda, sama halnya seperti menjaga kebugaran tubuh dan otot tetap kuat demikian pula halnya dengan otak, Anda memerlukan latihan mental yang dapat memperkuat jaringan sel pada otak yang disebut neuron. Hal ini terjadi jika Anda bersedia melakukan aktivitas yang baru dan bukan sekadar rutinitas saja. Bagaimana cara melakukannya:
Kembangkanlah minat baru—ini bisa di wujudkan dalam bentuk seni, misalnya membuat patung , menyusun puzzle, mengisi teka-teki silang, mempelajari bahasa baru, bermain tebak kata, dan kegiatan yang memicu otak untuk berpikir. Anda juga dapat mempelajari dan mengunjungi tempat yang menarik di sekitar Anda.
Pentingnya interaksi sosial—hubungan dua arah sewaktu bercakap-cakap akan membantu otak agar tidak berada dalam keadaan pasif, hal ini juga bertujuan untuk menghindari kebosanan dan mempertahankan ketajaman otak dalam merespon atau memberikan umpan balik.
Ceritakan kembali—jika Anda membaca buku atau memperoleh informasi apapun cobalah untuk menceritakannya kepada anggota keluarga, kerabat atau orang lain. Halnya sama sewaktu Anda mendengar dan melihat berita dari televisi guna melatih ingatan jangka pendek dan panjang.
Gunakan Indra—aktif secara fisik juga berfungsi dalam mengembangkan daya ingat agar tidak mudah pikun. Menggunakan seluruh indra setiap harinya akan menguatkan sinyal respon pada otak. Anda juga dapat mencoba untuk menggunakan tangan yang tidak dominan saat menggosok gigi, menggunakan telepon, dan menekan tombol pada remote TV.
Bantuan Keluarga Bagi Anggota yang Berusia Lanjut
Kaum lansia butuh banyak dukungan dari keluarga, mengingat kondisi fisik mereka mulai melemah dan fungsi tubuh mulai menurun, bagaimana anggota keluarga dapat membantu?
Menjaga harga diri kaum lansia—sebagai seorang anak ada baiknya untuk mengembangkan kesabaran, walau mereka bisa jadi melakukan kesalahan kecil yang sama berulang kali. Orang tua yang berada dalam situasi demikian memiliki perasaan yang peka, sehingga kata-kata yang keras seringkali menurunkan harga diri mereka dan membuat mereka tampak tidak berharga. Ada baiknya jika Anda selalu melibatkan mereka dalam acara rekreasi keluarga atau hal-hal sederhana lainnya.
Memberikan bantuan praktis—anda dapat memperlihatkan perhatian dengan mengamati kebutuhan mereka baik secara emosi ataupun jasmani, bahkan secara spiritual. Memperlihatkan sikap seperasaan dan rela mendengarkan keluhan orang tua seringkali cara yang tepat untuk memahami apa yang mereka butuhkan dan mencegah terjadinya konflik yang tidak perlu.
Sewaktu Anda merawat orang tua yang lansia dan sering lupa, posisikanlah diri sebagai orang tua yang merawat Anda semasa kecil. Setidaknya Anda dan orang tua memiliki satu kesamaan yaitu keterbatasan. Tanpa orang tua, Anda tentu tak dapat menikmati kehidupan, demikian pula dengan orang tua. (https://www.deherba.com/kaum-lansia-bagaimana-mengatasi-pikun-di-usia-lanjut.html)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar