Para wanita sejauh ini memang terkenal sebagai kaum yang sering bersikap boros dalam mengelola uang. Maklum saja, sebuah penelitian bertajuk `The Economic Importance of Financial Literacy: Theory and Evidence` membuktikan para wanita sebagai makhluk yang paling lemah dalam mengelola keuangan pribadi.
Seperti dikutip dari The Atlantic, Jumat (9/5/2014), dua ekonom global, Annamaria Lusardi dan Olivia Mitchell masing-masing dari George Washington University dan University of Pennsylvania menemukan, para wanita dan penduduk lanjut usia (lansia) tergolong memiliki pengetahuan finansial yang rendah.
Bersama dengan penduduk berpenghasilan rendah, ketiga kelompok tersebut masuk ke dalam kategori masyarakat dengan kemampuan pengelolaan uang paling parah. Ironisnya, kemampuan mengatur keuangan ternyata dapat berkurang seiring dengan bertambahnya usia.
Sementara itu, para pria cenderung lebih waspada dalam mengeluarkan uang dibandingkan para wanita. Bahkan dalam penemuannya, sebagian besar wanita di berbagai negara mengaku tidak mengetahui mengapa dirinya bisa terjebak utang.
Tak hanya itu saja, keduanya menemukan, sebagian besar penduduk di dunia tidak mampu mengelola keuangan pribadinya. Bahkan sebagian besar orang di berbagai negara di dunia terbukti keliru saat menjawab pertanyaan mengenai suku bunga tabungan dan pinjaman.
"Para pemilik kartu kredit kini bahkan tidak mampu memutuskan berapa banyak uang yang perlu dipinjamnya. Berbagai alternatif utang dan pinjaman bahkan untuk kebutuhan sehari-hari kini semakin menjadi andalan masyarakat dunia," ungkap Lusardi dan Mitchell dalam laporan penelitiannya.
Keduanya juga menemukan, banyak orang tidak memberikan perhatian penuh pada sejumlah transaksi yang dilakukannya.
Bahkan sebagian orang harus menanggung kebangkrutan pribadi sebagai salah satu dampak keputusan finansialnya yang buruk.
sumber: Liputan6.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar