Muda
adalah sebuah kata yang menyifati setiap orang. Seseorang terlahir ke
dunia berbekal sifat tersebut. Sifat muda itu diasah, diasih dan diasuh
sampai matang. Matang adalah sifat ketuaan pada seseorang. Seseorang
yang masih muda dinamakan pemuda.
Pada mulanya, ini berlaku bagi
laki-laki dan perempuan. Akan tetapi menjadi “pemudi” bagi perempuan
gunamempermudah bersosialisasi. Namun, perubahan tersebut tidak
berhubungan dengan status sosial dan peran perempuan itu sendiri.
Muda
dan matang pun berlaku pada buah-buahan. Buah-buahan dikatakan muda
dapat dilihat dari ciri-cirinya. Seperti buah mangga yang hijau banyak
dikatakan buah mangga muda. Dapat diketahui dari rasanya yang masam dan
kesat. Hal ini berdasarkan kerangka induksi saja. Karena tidak sedikit
buah-buahan yang berwarna hijau tapi sudah matang.
Pertumbuhan dan
perkembangan terlihat jelas pada masa muda. Pencarian sesuatu banyak
dijadwalkan pada masa ini. Mencari ilmu, identitas, jati diri termasuk
perkenalan cinta.
Bergaul ke sana ke mari. Belajar di berbagai tempat. Mengaji ke
berbagai guru. Bahkan sampai memiliki banyak pacar, yang pada remaja
dikenal dengan istilah play boy or girl.
Seiring
bergulirnyawaktu, pastilah banyak hal-hal yang dirasakan dan ditemui
oleh seseorang. Semakin menjauh pula ia dari titik awal perjalanan
hidupnya. Banyak tantangan dan rintangan yang dilaluinya. Manis, asam
dan asin kehidupan sudah pernah dikecap. Hal-hal yang disebutkan di atas
merupakan proses seseorang menuju kematangan yang pada buah-buahan
dicirikan dengan warna merah dan berasa manis.
Merah pada
buah-buahan dikarenakan terlalu lamanya ia bergelantung di tangkai
dengan berbagai proses yang dilaluinya. Tersengat terik matahari,
terguyur hujan dan terpaan angin. Semua itu diserap dan dicerna dalam
waktu yang relatif lama sampai menghasilkan rasa, bentuk, warna,
kualitas dan kenikmatan yang menggiurkan.
Setelah itu,mulailah
tangkai melepaskan pengeratnya dari buah-buahan itu hingga jatuh. Kita
memungut buah-buah itu dengan rasa senang. Tidak perlu lagi kita mengarbitnya,
karena sudah matang dari tangkainya. Rasanya begitu nikmat. Berbeda
halnya dengan buah yang masih mentah yang jatuh sebelum waktunya. Kita
pun kadang tidak berminat memakannya. Meskipun dibungkus dan dikarbit,
rasanya tidak akan seenak dan senikmat buah yang sudah masak dari
tangkainya.
Kualitas dari buah-buahan itu bergantung pada
perawatan pohon dan lingkungan itu sendiri. Pohon dan lingkungan yang
baik dan sehat dapat mempercepat perkembangan dan kematangan buah-buahan
tersebut.
Begitupun dengan manusia. Pertama
dilahirkan dalam keadaan mentah. Belum bisa berbuat apa-apa. Jangankan
disuruh bekerja, hari-harinya selalu dalam pangkuan ibu. Oleh karena
itu, orang tua harus merawat dan mendidik dengan sebaik-baiknya. Karena
lingkungan kelurga adalah tangkai. Masyarakat adalah pohonnya dan anak
adalah buahnya. Karakter anak pada usia muda dipengaruhi oleh kondisi
lingkungannya. Lingkungan yang baik dapat membentuk mentalitas yang
baik.
Usia muda pada manusia ditandai dengan tumbuh dan
berkembangnya fisik, psikis, akal dan pola pikir yang signifikan. Ini
merupakan proses peralihan menuju masa tua, yaitu masa kematangan. Pada
saat inilah munculnya tantangan-tantangan. Semakin tinggi pohon semakin
deras angin menerpa. Bisa dengan begitu saja membuat seseorang terpental
layaknya buah diterpa angin kencang. Tersengat matahari dan terguyur
hujan. Baik hujan musibah maupun panasnya cacian dan hinaan.
Ketika
pemuda mampu menaklukan semua rintangan dengan jiwa yang terdidik,
pikiran yang jernih, dan hati yang mapan, maka sudah dapatlah ia
dikatakan hebat. Bermandikankeringat dan kasat
pengalaman itulah yang sedikit demi sedikit akan mengikis kasat dan
masamnya masa muda yang mentah. Mengganti dengan manisnya ilmu
pengetahuan, pendidikan dan pengalaman.
Pada saat inilah seseorang
mencapai tingkat kebijaksanaan. Tingkah laku, perkataan, sikap,
tindakan dan hatinya sudah dapat dikelola dengan rapih. Dengan begitu,
mau atau tidak, ia akan dimuliakan oleh orang lain tanpa meminta dan
memaksa.
Seperti halnya buah matang yang jatuh dari tangkainya.
Seorang yang bijaksana akan dipungut, lalu dinikmati. Baik keilmuan,
pengalaman, sikap yang baik dan lain-lain. Pemungutan itu bukanlah
bentuk penghinaan yang menjatuhkan. Melainkan merasa diri membutuhkan
hal tersebut. Manusia yang sudah matang akan jatuh sendirinya pada suatu
kaum. Ia memberikan manfaat dan kaum tersebut akan menerimanya dengan
senang hati.
Seorang ulama yang berpengaruh pada zamannya, empat abad terakhir, bahkan sampai saat ini. Ia juga seorang hujjatul Islam, adalah Imam Ghazali. Dalam karya magnum opusnya, Ihya Ulumuddin,
ia berkata, “Sebaik-baiknya pemuda adalah pemuda yang menyerupai orang
tua di antara kalian, dan sejelek-jeleknya orang tua adalah orang tua
yang menyerupai pemuda di antara kalian.”
Pemuda yang baik adalah
pemuda yang dapat mengisi waktunya dengan kegiatan layaknya kegiatan
orang tua. Tidak berleha-leha, malas-malasan dan lain-lain. Tidak dapat
disangkal, kita termasuk pemuda yang kurang bisa memanfaatkan waktu dan
peluang. Terlalu banyak waktu bermain daripada belajar, bekerja,
membantu orang tua dan kegiatan produktif lainnya. Sementara orang tua
yang buruk adalah orang tua yang tidak memanfaatkan masa mudanya dengan
baik.
Oleh karena itu, masa muda patut kita jaga dan
memanfaatkannya dengan melakukan hal-hal positif dan produktif. Muda
hebat karena ketangguhannya menaklukkan tantangan dan godaan. Menjelang
tua akan memetik hasil dan menuai manfaat dari jerih payah masa muda.
Dengan begitu, kita menjadi manusia yang pada masa muda hebat dan tua
bermanfaat.
sumber: dakwatuna.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar