Selasa, 30 September 2014

Pembekalan Pra Purnabakti Melalui “Potensipreneur”


A. EMPAT KOMPONEN POKOK PEMBEKALAN PRA PURNABAKTI

Ada empat materi pokok yang akan disampaikan kepada para pra purnabakti, yakni:
  1. Memilih aktivitas komersial yang bisa dilakukan setelah masa purnabakti tiba
  2. Perencanaan keuangan 
  3. Kesehatan mental
  4. Kesehatan fisik

B. KELEMAHAN PEMBEKALAN PRA PURNABAKTI YANG SERING DILAKUKAN

Ada dua kelemahan mendasar pembekalan yang biasa dilakukan terhadap para karyawan pra purnabakti, yakni:
Pertama, pada umumnya pelatihan yang dilakukan, para peserta ditawarkan berbagai peluang usaha. Padahal usaha yang ide usahanya yang berasal dari peluang memiliki kemungkinan besar akan mengalami kegagalan.
Kedua, pembekalan yang biasa dilakukan tidak melibatkan sharing secara langsung dengan para pensiunan yang sukses mendirikan dan mengelola usaha setelah masa pensiun tiba. Biasanya para pengusaha sukses yang dipilih bukan dari para pensiunan. Hal ini berakibat, bahwa tidak efektinya pembekalan yang dilakukan.

 

C. KEUNGGULAN PEMBEKALAN PRA PURNABAKTI DARI TALENTS CENTER

Ada empat faktor mendasar yang menyebabkan pembekalan pra purnabakti dari kami (Talents Center) lebih unggul dari pada pembekalan yang biasa dilakukan, yakni:
  1. Pemilihan jenis usaha atau ide usaha atau ide aktivitas berbasis potensi
  2. Sharing mendirikan usaha dan mengelola usaha yang benar-benar dilakukan oleh para pensiunan.
  3. Sharing masalah pengelolaan keuangan masa pensiun dengan para pensiunan yang telah melakukan secara nyata bagaimana mengelola keuangan masa pensiun dengan baik.
  4. Usaha yang dikunjungi adalah usaha yang didirikan dan dikelola oleh para pensiunan 
Dengan keempat faktor pembekalan tersebut, maka diharapkan pembekalan kepada para pra purnabakti benar-benar akan efisien dan efektif.
Penjelasan masing-masing faktor di atas secara ringkas sebagai berikut:
1.  Pemilihan jenis usaha atau ide usaha atau ide aktivitas berbasis potensi.
Ada banyak bukti baik berupa pendapat pakar, pengalaman nyata, maupun hasil penelitian kuantitatif bahwa pengusaha atau profesional yang sangat sukses disebabkan karena bidang usaha atau bidang profesi yang ditekuninya terkait langsung atau tidak langsung dengan potensi diri, kemampuan, bakat atau talenta alami yang dimiliki.
Salah satu contoh hasil penelitian kuantitatif adalah hasil penelitian Thomas Stanley yang dituangkan dalam bukunya “Millioner Mind” terhadap 733 para milioner di Amerika : 81% dari mereka memilih profesi atau usahanya yang memungkinkan penggunaan potensi diri, kemampuan atau bakat mereka sepenuhnya.
Karena itu, sebelum memutuskan “menjadi apa” setelah PENSIUN, sangat tepat jika karyawan pra pensiun mengenal apa potensi dan bakat yang dimiliki.
Kami menamakan “potensipreneur” terhadap orang-orang yang berwirausaha atau berprofesi, dimana ide usaha atau ide profesi bersumber dari potensi diri, bakat (talents), atau potensi kekuatan (strengths).
Penjelasan panjang lebar mengenai apa potensipreneur, bagaimana cara mengenali potensi diri, dan lain-lain diungkap di buku berjudul POTENSIPRENEUR : MENEMUKAN IDE USAHA SESUAI BAKAT, yang disusun oleh M Musrofi.
Yang jelas, dampak postif muncul ketika orang beraktivitas dimana aktivitas yang dia lakukan sesuai dengan bakatnya

Ada banyak sekali contoh orang-orang yang memulai usaha atau profesi pada usia pensiun dan sukses-bahagia, karena ide usaha atau profesinya bersumber dari bakat. Misalnya :
  • Harland Sanders (pendiri Kentaucky Fried Chicken/KFC, memulai usaha pada usia 55 tahun)
  • Anna Mary Robertson Moses (yang beraktivitas sesuai bakatnya, melukis pada usia 78 tahun dan menghasilkan ribuan karya lukis mendunia)
  • Ibu Sulcha Prihasti (pensiunan Direktur Pemasaran Bank BPD DIY, yang memulai usaha membuka coffee-resto pada masa pensiun, dan usahanya saat ini berkembang pesat, karena bakat beliau memasak dan meramu kopi)
  • Bapak Winarso (pensiunan Manajer Logistik Pegadaian, yang sukses beternak ayam bekisar, karena memang berbakat memelihara unggas), dan masih banyak lagi contoh.

2.   Sharing mendirikan usaha dan mengelola usaha yang benar-benar dilakukan oleh para pensiunan.
Dalam proses pembekalan pra purnabakti, kami mengundang para pensiunan yang pada masa pensiun sukses mendirikan dan mengelola usaha. Hal ini dilakukan dengan sistem sharing pengalaman dari para pensiunan tersebut dengan para peserta. Dari sharing ini muncul berbagai hal yang dapat diambil pelajaran oleh para peserta, misalnya :
- Bagaimana cara pensiunan tersebut memilih ide usaha tertentu? Apa dasarnya?
- Bagaimana cara pensiunan tersebut memulai usaha yang penuh dengan masalah dan kesulitan?
- Bagaimana cara pensiunan tersebut dengan baik mengelola usahanya?
- Dan lain-lain.
3.   Sharing masalah pengelolaan keuangan masa pensiun dengan para pensiunan sukses
Para peserta diberikan pembekalan bagaimana mengelola keuangan di masa pensiun secara teoritik dan juga secara praktis. Adapun secara praktis, dilakukan sharing pengalaman dengan para pensiunan yang memiliki usaha dan yang telah dengan baik mengelola keuangannya.
4.   Usaha yang dikunjungi adalah usaha yang didirikan dan dikelola oleh para pensiunan
Usaha yang dikunjungi para peserta adalah usaha yang benar-benar didirikan oleh para pensiunan. Dari sini para peserta dapat mengambil pelajaran lebih rinci mengenai bagaimana para pensiunan mengelola keuangan pada masa pensiun.

D. MATERI PEMBEKALAN YANG KAMI TAWARKAN

HARI PERTAMA : KLASIKAL
POKOK BAHASAN : BERWIRAUSAHA DI MASA PENSIUN DENGAN MENJADI   “POTENSIPRENEUR”(IDE USAHA BERSUMBER DARI BAKAT)
FASILITATOR : Ir M MUSROFI DAN INDARTO PURNOMOSIDHI, S.Sos 
 
HARI KEDUA : KLASIKAL
POKOK BAHASAN : KESUKSESAN USAHA YANG IDE USAHANYA BERSUMBER DARI BAKAT (PENGALAMAN NYATA PARA PENSIUNAN)
FASILITATOR : PARA PENSIUNAN YANG SUKSES MENDIRIKAN DAN MENGELOLA USAHA DI MASA PENSIUN (Ibu Sulcha    Prihasti, Bapak H Winarso SE, Bapak Suharsono)
 
HARI KETIGA : KLASIKAL
POKOK BAHASAN : MENJAGA KESEHATAN FISIK DAN MENTAL DI MASA PENSIUN, MERENCANAKAN KEUANGAN DI MASA PENSIUN
FASILITATOR : PAKAR DAN PRAKTISI DI BIDANG KESEHATAN MENTAL DAN FISIK, SERTA PENGALAMAN PENSIUNAN
  
HARI KEEMPAT : KUNJUNGAN USAHA
TUJUAN : Para peserta dapat mengambil pelajaran dengan cara nyata melihat dan berdiskusi di tempat usaha yang didirikan dan dikelola oleh para pensiunan 
  1. Kunjungan ke Lecker-Coffee-Resto, milik Ibu Sulcha Prihasti. 
  2. Kunjungan ke perikanan pembenihan ikan Gurami, milik Bapak Suharsono 
  3. Kunjungan ke usaha ayam bekisar, milik Bapak H Winarso 
  4. Kunjungan usaha dan rekreasi yang  menyehatkan : Wisata Farma Herbal merupakan wilayah dengan aneka jenis tanaman obat-obatan yang dapat dilihat dan ditanyakan kepada petugas tentang manfaat dari tanaman obat tersebut.  Kita dapat menyusuri setiap jalan di kebun tanaman obat ini. Wisata Farma herbal ini menyediakan outlet jamu yang menyediakan aneka jamu godog yang diracik dari beberapa jenis tanaman herbal yang sangat bermutu
 
HARI KELIMA : KLASIKAL
POKOK BAHASAN : ARAHAN ACTION PLAN
 
Tujuan membuat action plan berbasis potensi adalah :
  • Para peserta memiliki ide aktivitas apa yang akan dilakukan bila masa pensiun tiba, dimana ide aktivitas tersebut bersumber dari potensi kekuatan atau bakat
  • Para peserta memiliki “clear vision” terhadap aktivitas yang akan dilakukan tersebut. 
  • Para peserta memiliki mindset “garis lurus”, bagaimana meraih visi tersebut dengan baik.
  • Peserta memiliki rancangan waktu dan aktivitas yang actionable dalam menjalani aktivitas tersebut.
 

E. INFORMASI LEBIH LANJUT

Talents Center
 
Kantor Pusat :
JL. Mangesti G-8 Perum Gentan Raya, Baki, Sukoharjo, Jawa Tengah
Telp/Fax : 0271-7650533
 
Kantor Cabang :
JL. Subang No. 67 Bandung 
Telp/Fax : 022-7200543
JL. Cemara Raya No. 3, Banyumanik, Semarang 
Telp/Fax : 024-7471027
 
HP   : 0815 4852 8546

Tidak ada komentar:

Posting Komentar