clip_image002Ada yang menjual tanah? Beli saja, meski letaknya di tengah hutan, dekat kuburan ataupun di jalan sempit. Karena berinvestasi di tanah itu tidak akan merugi. Bahkan, setiap tahun harganya akan terus naik. Sejak remaja, Lilis Andriyani mendengarkan petuah kerabatnya. Dan kini, Lilis memiliki bisnis properti, perusahaan pengembang proyek perumahan Jasmine Residence, Firdaus Residence dan Lily Residence.
Mulanya, wanita yang akrab di sapa Lilis ini hanya ingin berinvestasi tanah tabungan. “Ketika ada yang menjual tanah di luar daerah langsung saya beli. Orang tua saya mulanya tidak menyetujui, mengapa saya membeli tanah di Jombang, Jawa Timur. Padahal, saya tinggal di Jakarta. Namun, karena tanah itu berlokasi di pinggir jalan raya dan strategis, saya pikir tidak akan rugi membelinya”, kenang Lilis, mengurai pengalaman pertamanya membeli tanah dalam ukuran besar.
Selang beberapa waktu, Lilis dan suaminya, Mochammad Nadjib berlibur ke Jombang, kampung halaman sang suami. Acara mudik itu sekalian digunakan untuk mengontrol tanah. Kala itu Lilis melihat perumahan di Jombang masih jarang. Kalaupun ada masih skala BTN atau rumah sederhana, belum ada perumahan setara real estate. “Terpikirlah oleh kami untuk menjual perumahan skala real estate. Akhirnya kami meminta ijin kepada Bupati dan disetujui, “ jelas Lilis.
Namun karena dana yang dimiliki terbatas, strategi yang dilakukan oleh wanita kelahiran Kutoarjo ini dengan cara membuat lima buah rumah contoh. “Kami menawarkan sesuatu yang beda. Waktu itu, di Jombang rumah dengan desain minimalis belum ada. Kami menggunakan nama Graha Yasmine dan Firdaus Regency,” kata Lilis. Ia menggunakan nama kedua anaknya, Yasmin dan Firdaus untuk brand perumahannya.
Ia pun meyakini bisnisnya akan terus berkembang. Asal, dia menjaga kualitas. “bisnis properti tidak akan merugi,” tegasnya. Dugaan Lilis tidak meleset. Dari 500 unit yang ia bangun, kini sudah terjual 280 unit. Padahal, harga yang ia tawarkan tergolong tinggi untuk ukuran kota Jombang, yakni Rp. 400 juta per unit untuk tipe 70. “Karena bisnis perumahan modern berkembang pesat, kami tengah membangun perumahan dilokasi yang lebih premium untuk target market lebih tinggi. Ini perumahan kami yang ketiga.” Jelas dia.
Sejatinya, perempuan pemegang gelas MBA dari Middlesex University, London ini merintis bisnis sejak 2004. Kala itu, lilis masih menjabat sebagai Assistant Vice President di Indover Bank Jakarta. Bila melihat Lilis di bank yang berkantor pusat di Belanda ini, tentunya kompensasi dan fasilitas yang ia terima sungguh menggiurkan. Namun, Lilis justru memutuskan untuk menjadientrepreneur d saat karirnya berada di puncak.

clip_image004BERPINDAH TANPA “JET LAG”

Dalam proses pindah kuadran, Lilis mengaku tidak begitu merasakan jeg lag terkait kebiasaan-kebiasaan sewaktu jadi pegawai. Pengalaman Lilis di dunia perbankan sangat membantu, terutama ketika berhubungan dengan bank terkait dukungan pembiayaan proyek dan kerjasama untuk KPR.
Perempuan berkerudung ini menuturkan dirinya baru memutuskan resign dari perusahaan setelah bisnis pribadinya telah berjalan lima tahun dan bergulir ke arah positif.
Setelah mempelajari segala konsekuensi yang bakal timbul dari bisnis tersebut, perempuan yang berhobi melukis ini memutuskan mundur dari pekerjaannya pada September 2009.
Lilis tak menampik, banyak orang yang menginginkan jabatannya, yang tampaknya tak mudah untuk diraih. Namun, Lilis mengaku meraih karir puncaknya dengan cara relatif mudah. Semula, berawal ketika ia diterima di Bank Indonesia lewat jalur tanpa tes. Maklum, ia adalah lulusan terbaik dari Fakultas Ekonomi Akuntansi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Pada 1992, Lilis memutuskan keluar dari BI karena menikah dengan sesama karyawan BI. Ia lalu bergabung dengan Sanwa Indonesia Bank, dengan jabatan Head of Accounting Departement. Hanya beberapa bulan berkarir di Sanwa Indonesia Bank, Lilis pindah ke Indover Bank. “saya hanya menjadi staf di bank itu,” kata dia. Namun lagi-lagi, hanya beberapa bulan berkarir di Indover Bank, Lilis mengundurkan diri. Kali ini karena dirinya harus mengikuti suami yang ditempatkan di BI London.
Empat tahun tinggal di London, Lilis sempat menyelesaikan program MBA di Middlesex University. Tak hanya itu, perempuan kelahiran 17 Juni 1964 ini pun melahirkan dua anak di negeri Ratu Elizabeth II ini.
Ketika hendak kembali ke Tanah Air, Lilis menghubungi Direktur Indover Bank yang berada di Belanda. Kepada sang Direktur, Lilis menjelaskan dirinya pernah berkarir di bank tersebut dan ingin kembali bergabung. Tak disangka, Direktur bank tersebut menerima Lilis untuk bergabung kembali. “Asal, saya mengikuti program penyesuaian di Belanda selama dua minggu,” ungkapnya, senang. Pada 1996, Lilis kembali ke Indonesia dan menjabat sebagai Assitant Vice President Indover Bank perwakilan Jakarta, Indonesia.
Lilis pun mengaku tidak mengingkari, ketika dirinya nyemplung di dunia usaha, ibarat bola salju, kesempatan terus membesar. “saya tidak kuasa untuk berhenti. Karena permintaan dan penawaran datang silih berganti,” kata dia. Setelah merilis bisnis di Jombang, Lilis pun memberanikan diri menjalankan bisnis properti di Jakarta.
Pada 2007, Lilis mulai menggarap perumahan di Jakarta, tepatnya di sekitar Bintaro dalam bentuk town-house atau cluster“Lily House 10 unit sold out, Firdaus Residence 21 unit sold out, Jasmine Residence 30 unit (4 ruko dan 26 rumah). Saat ini sold 7 unit (dalam tahap persiapan pembangunan show unit),” terangnya, bangga.
Selain itu, ia menjalankan rented buildings di Pancoran (kawasan hotel Bidakara) dan Kebayoran Baru, Jakarta. Tak hanya itu, Lilis mengaku dirinya menentukan desain, warna, hingga soal pemasaran. “Untuk pengelolaan, saya dibantu badan usaha,” katanya. Kendati produk yang ditawarkan di atas angka Rp600 juta, berkat lokasi yang strategis, semuanya selalu habis terjual dalam waktu relatif singkat.
Pada 2011, Lilis menargetkan menjual 10 perumahan di Jakarta, Jombang dan Manado. “Rencana ke depan saya adalah membangun hotel. Saat ini dalam proses,” pungkasnya semangat.
BIODATA
Nama : Lilis Andriyani, SE, MBALahir : Kutoarjo, 17 Juni 1964
Anak : Yasmine Aulia Aristiani (SMA I Al Azhar Pusat)
Naufal Firdaus (SMP Al-Azhar Bintaro)
LATAR BELAKANG PENDIDIKAN DAN KARIR
  • 1987 : Lulus dengan predikat Cum Laude dari Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi Gajah Mada Yogyakarta.
  • 1988 : Diterima di Bank Indonesia, Jakarta melalui jalur tanpa tes.
  • 1992 : Memutuskan keluar dari BI karena menikah sesame pegawai.
  • 1992 : Bergabung dengan Sanwa Indonesia Bank, Jakarta (Head of Accounting Dept).
  • 1992 : Bergabung dengan Indover Bank, Kantor Perwakilan, Jakarta (Correspondent Bangking).
  • 1992-1996 : Tinggal di London dan menyelesaika sekolah di Middlesex University, program MBA.
  • 1996 : Bergabung kembali dengan Indover Bank, Jakarta.
September 2009 : Memutuskan untuk berhenti bekerja di perbankan, dan berpindah jalur ke wiraswasta (berhenti dari Indover Bank sebagai Assistant Vice President).
clip_image005
Sumber: Majalah Duit! Edisi 7/VI/JULI/2011.