Jumat, 19 September 2014

Manfaat vitamin dan mineral

Di tengah masyarakat, muncul anggapan bahwa menjadi tua identik dengan sakit-sakitan, tingkat kebergantungan tinggi, tidak produktif, serta pensiun dari segala kegiatan. Benarkah demikian?

Memang, secara alamiah memasuki usia 40-an orang mulai mengalami perubahan fungsional pada tubuhnya. Perubahan itu, menurut Prof Sutarman Guru Besar Fisiologi Fakultas Kedokteran UI, dapat dikelompokkan menjadi lima.
Yakni, kemunduran fungsi psikoneurologi yang menyangkut penglihatan dan pendengaran, kemunduran fungsi mental, kemunduran fungsi sensomotorik, kemunduran fungsi neurofisiologis yang meliputi pengantaran saraf otot dan refleks kardiovaskuler, serta kemunduran kepribadian.
Pada awal kehidupan manusia perubahan dari satu tahap ke tahap lain bersifat evolusional yang berarti menuju tahap kesempurnaan baik emosional maupun fungsional organ-organ tubuh. Sebaliknya, pada kehidupan lanjut usia justru terjadi kemunduran sesuai dengan hukum alam. Perubahan atau kemunduran tersebut dikenal dengan istilah menua atau proses penuaan.
Proses penuaan, menurut dosen IPB Dra Emma S Wirakusumah MSc, secara umum dipahami sebagai proses pembelahan sel yang merupakan faktor endogenik dan tak bisa dihentikan.
Sel manusia terbatas umurnya. Setelah membelah 50-100 kali kemudian berhenti. Sel pun menjadi tua sehingga membuat seseorang mengalami kemunduran secara fisik dan mental.
Ada beberapa teori proses penuaan yang dikembangkan, namun teori radikal bebas lebih banyak terkait dalam pengendalian proses penuaan. Radikal bebas bergabung dengan apa saja di sekitarnya dan menyebabkan kerusakan sel. Proses itulah yang mengakibatkan perubahan fisiologis dan biologis serta menimbulkan risiko kemunculan berbagai penyakit.
Dua hal penting yang terjadi secara biologis dan bisa mempercepat proses penuaan adalah laju peningkatan reaksi radikal bebas dan sistem penawar racun yang berubah seiring dengan pertambahan usia.
Namun menjadi tua atau memasuki usia 50 tahun yang disebut-sebut sebagai ”usia emas” tidak harus berarti masa keemasan memudar. Kita bisa menciptakan agar selalu berada dalam wilayah masa muda, tetap energik, sehat, bugar, bebas dari berbagai penyakit, dan yang penting tetap kreatif, produktif, serta bermanfaat bagi orang-orang atau lingkungan sekitar.
Rahasianya terletak pada kemampuan menyiasati faktor-faktor pemicu proses penuaan. Agar dalam menjalani dan melewati ”usia emas” seseorang tetap berkilau baik dalam arti fisik, mental, maupun prestasi ada tiga kata kunci, yakni aktif, kontrol, dan gizi.
Aktif maksudnya tetap menjalankan kegiatan sehari-hari. Bagi yang sudah pensiun bisa mengembangkan hobi berkebun, olahraga, serta mempertahankan hubungan sosial, misalnya bergabung dalam organisasi atau kelompok hobi.
Dengan cara demikian walaupun telah berusia 50 tahun lebih kesehatan fisik dan mental tetap terjaga. Kemunculan penyakit-penyakit yang biasa menyerang orang tua bisa dikendalikan. Di sisi lain, lewat interaksi dengan orang lain akan menghambat kepikunan dan merasa tetap berguna.
Untuk mempertahankan seluruh potensi termasuk kesehatan yang sempurna dan daya adaptasi yang tinggi sebaiknya melakukan kontrol kesehatan secara berkala.
Tak kalah penting diperhatikan soal gizi. Pakar geriatri dan gerontologi menyebutkan 30%-50% faktor gizi berperan dalam mencapai dan mempertahankan kesehatan orang lanjut usia yang optimal.
Pada dasarnya kebutuhan gizi orang lanjut usia hampir sama dengan kebutuhan gizi orang dewasa, tetapi sedikit berbeda dalam hal kuantitas atau jumlahnya.
Dr Lanny Lestiani MSc SpGK dari Departemen Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran UI menganjurkan orang lanjut usia mengikuti pola makan tertentu untuk menjaga kesehatannya, yaitu 50% karbohidrat, 20% protein, dan 20%-30% lemak.
Dianjurkan pula makan sesuai dengan pedoman empat sehat lima sempurna sebagaimana yang telah kita kenal selama ini, yaitu nasi atau sumber karbohidrat lainnya, lauk-pauk, sayuran, buah-buahan, dan disempurnakan dengan minum susu.
Unsur gizi yang perlu memperoleh perhatian khusus adalah vitamin dan mineral. Konsumsinya yang memadai mempunyai dampak antiapenuaan. Selain itu, memperbaiki dan mempertahankan fungsi enzim, mempunyai efek antioksidan, melawan kerusakan akibat radikal bebas dari dalam tubuh serta mengurangi pengaruh penuaan karena radikal bebas pada sel.
Beberapa jenis vitamin yang menunjang kebugaran di usia lanjut dan mempunyai dampak antipenuaan adalah beta karoten (provitamin A), B6 (piridoksin), B12 (sianokobalalamin), asam folat, C, D, dan E (alfa tokoferol).
Beta karoten berfungsi melawan radikal bebas penyebab proses penuaan. Manfaatnya yang telah teruji adalah menghambat pertumbuhan sel kanker, mencegah penyumbatan arteri yang menyebabkan serangan jantung, menurunkan risiko terserang stroke, merangsang fungsi kekebalan tubuh, dan mencegah katarak.
Vitamin B6 dalam tubuh memiliki fungsi sebagai koenzim beberapa reaksi kimia, terutama metabolisme protein. Manfaatnya bagi usia lanjut adalah memperkuat fungsi kekebalan tubuh, menyehatkan pembuluh-pembuluh darah, serta memperbaiki fungsi otak.
Daya Ingat
Vitamin B12 merupakan unsur penting untuk meningkatkan kemampuan daya ingat. Bahkan bisa mengatasi persoalan kelainan saraf. Di samping itu, bekerja sama dengan asam folat memproduksi sel darah merah.
Di dalam tubuh asam folat berfungsi memproduksi sel darah merah dan dibutuhkan untuk sintesis asam amino. Hasil penelitian membuktikan kekurangan asam folat bisa menyebabkan demensia atau kepikunan. Mengonsumsi makanan yang banyak mengandung asam folat akan menurunkan risiko terserang kanker usus besar.
Vitamin C sangat bermanfaat untuk menghambat berbagai penyakit pada usia tua. Fungsinya antara lain meningkatkan kekebalan tubuh, melindungi dari serangan kanker, melindungi arteri, meremajakan dan memproduksi sel darah putih, mencegah katarak, memperbaiki kualitas sperma, dan mencegah penyakit gusi.
Untuk mempertahankan kekuatan tulang dibutuhkan vitamin D di samping kalsium. Vitamin ini penting untuk membantu penyimpanan kalsium di dalam tulang serta mencegah penyakit tulang. Kekurangan vitamin D akan mengakibatkan rapuh tulang. Ini biasa terjadi pada orang lanjut usia yang kurang aktif.
Vitamin D sangat unik karena tubuh akan menyintesisnya setelah cahaya matahari atau ultraviolet menyinari kulit. Kekurangan atau defisiensi vitamin D akan terjadi jika kurang memperoleh sinar matahari dan kurang mengonsumsi makanan sumber vitamin itu.
Vitamin E merupakan senjata ampuh melawan berbagai penyakit akibat penuaan. Di dalam tubuh vitamin ini berfungsi menghambat penyumbatan arteri, meremajakan arteri, mencegah serangan jantung, mengembalikan kekebalan tubuh, menghindari kanker, menunda katarak, memperlambat penuaan pada otak, dan membantu menghilangkan gejala-gejala artritis.
Sementara itu beberapa jenis mineral yang menunjang kebugaran di usia lanjut dan mempunyai efek antipenuaan adalah kalsium (Ca), zat besi (Fe), seng (Zn), selenium (Se), magnesium (Mg), mangan (Mn), kromium (Cr), dan kalium (K).
Kalsium berfungsi menjaga kesehatan tulang dan gigi, menghambat, tekanan darah tinggi, mencegh kanker, dan melawan kolesterol.
Zat besi diperlukan tubuh untuk pembentukan haemoglobin yang berfungsi mengangkut oksigen dan karbondioksida antara paru dan jaringan.
Kekurangan zat besi pada usia lanjut bisa menyebabkan anemia karena bentuk sel ang kecil serta inti sel pucat karena kekurangan kromatin. Gejala anemia antara lain lemah, letih, mudah marah serta kehilangan konsentrasi.
Zat besi dan vitamin C saling mendukung dalam mempertahankan kesehatan tubuh. Vitamin C membantu tubuh menyerap zat besi yang bersumber dari tumbuhan.
Seng dibutuhkan tubuh untuk melawan infeksi, memperbaiki jaringan tubuh, serta mencegah gangguan prostat dan ketidaksuburan atau infertilitas. Sehubungan dengan proses penuaan mineral ini dapat mengembalikan fungsi kekebalan dan melawan radikal bebas.
Seng juga dapat kembali mengaktifkan kelenjar thymus untuk memproduksi hormon timulan yang berfungsi merangsang produksi sel T. Di samping itu, meningkatkan produksi interleukin-1 yang mempunyai fungsi sama dengan hormon timulan (Emma S Wirakusumah, 2002).
Selenium memiliki kemampuan antioksidan yang berpengaruh terhadap proses penuaan dan menjaga elastisitas jaringan tubuh. Mineral ini juga berperan sebagai faktor esensial pada enzim glutation peroksidase yang berfungsi mereduksi peroksida untuk mencegah pembentukan radikal bebas.
Selenium bisa menurunkan risiko terserang penyakit jantung, kanker, penurunan kekebalan tubuh, dan infeksi virus.
Magnesium disebut-sebut sebagai ”mineral awet muda”. Kekurangan mineral ini menyebabkan kemunculan tanda-tanda penuaan lebih dini. Di dalam tubuh magnesium berfungsi memperkuat tulang, melawan radikal bebas, menyehatkan jantung, menurunkan tekanan darah, dan mencegah diabetes.
Mangan berfungsi untuk aktivitas sistem saraf pusat yang normal, memperbaiki daya ingat, memperlancar metabolisme lemak dan karbohidrat, serta untuk integritas jaringan kartilago dan tulang.
Kromium di dalam tubuh memiliki fungsi meningkatkan efektivitas insulin dalam memproses gula sehingga dapat menjaga kadar normal glukosa dalam darah, metabolisme lemak, menurunkan kolesterol darah, dan meningkatkan produksi hormon antitua atau dehydroepiandrosterone (DHEA).
Mineral kalium bersama-sama natrium (Na) berfungsi menjaga keseimbangan cairan elektrolit dalam tubuh. Fungsi lainnya adalah untuk kontraksi otot, mengirim oksigen ke otak, dan menjaga kestabilan tekanan darah.
Begitu penting peran vitamin dan mineral dalam menunjang upaya tetap aktif, kreatif, dan produktif di usia lanjut atau 50 tahun ke atas sehingga kehadirannya perlu diperhatikan dalam gizi.
Bahan makanan yang mengandung vitamin dan mineral cukup banyak, baik buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, biji-bijian, ikan, daging, susu dan produk susu, telur, hati, dan sebagainya.
Agar kebutuhan atas vitamin dan mineral tercukupi jangan segan-segan konsultasi dengan dokter atau ahli gizi. Di samping itu, kini telah diproduksi suplemen khusus yang mengandung vitamin dan mineral yang sangat dibutuhkan oleh tubuh pada usia 50 tahun ke atas.
Konsumsi atas suplemen tersebut bisa dilakukan dengan pertimbangan vitamin dan mineral dalam bahan makanan seringkali rusak atau berkurang kandungannya setelah melalui proses pengolahan, pemasakan, penyimpanan, dan sebagainya.
Orang-orang lanjut usia kadang-kadang juga menghadapi masalah perubahan nafsu makan akibat penurunan fungsi pencernaan termasuk gigi, daya kecap dan penciuman, serta pengosongan lambung yang berlangsung lebih lambat.
Akibatnya asupan gizi berkurang sehingga kemungkinan besar kebutuhan vitamin dan mineral dari makanan tidak akan mencukupi. Untuk itulah suplemen khusus dihadirkan, tentu sebelum memanfaatkan perlu konsultasi dengan dokter.
Source: Suara Merdeka Online

Tidak ada komentar:

Posting Komentar