Selasa, 08 Juli 2014

Hobi Dansa, Pikun, Demensia dan Alzheimer



1380188197337893535
Dansa boogie woogie (dok http://www.dormago.de/archiv_artikelanzeige.php?user_id=10543)
Dansa boogie woogie di pasar segar hari Sabtu, melalui musiknya yang sangat menggelitik syaraf gerak, membuat saya enggan beranjak dari tempat berdiri. Ada sekitar 6 pasangan usia 30 - 50 tahun terlihat bergerak riang mengikuti musik blues dengan dominasi piano. Gerak kakinya yang lincah dengan beragam kombinasi gerakan tangan dan tubuh sungguh menulari saya untuk diam-diam turut mengikuti iramanya yang sangat menularkan keriangan.
Dansa boogie woogie ini sebetulnya bukan dansa baru tapi sudah mulai ada sejak tahun 1940-an di Amerika Serikat, merupakan ramuan gerakan yang dipermudah dari gerakan dansaEast Coast Swing dan Lindy Hop. Berbeda dengan dansa standard yang menuntut gerakan yang penuh aturan, boogie woogie lebih santai bahkan bila sudah piawai bisa didansakan bebas sesuai kreatifitas pedansanya. Semakin ahli pedansanya semakin cepat takt kakinya dalam satu menit. Pedansa boogie woogie yang ahli bahkan mampu menggerakkan kakinya lebih dari 200 takt per menit.
Sepatu yang digunakan pedansa wanita boogie woogie biasanya bukan yang berhak tinggi seperti pedansa standard tapi sepatu kets sportif tidak berhak. Gerakannya pun sangat lucu dan dansanya biasanya memiliki tema dan disesuaikan dengan kostum yang dipakai, sungguh tidak membuat bosan bagi yang melihat.
Dansa, Pikun, Demensia dan Alzheimer
13801874221198658706
Dok http://www.traumtaenzer.de/tanzkurse/seniorentanz/
Jerman dengan penduduknya yang semakin lama usia hidupnya semakin tua memberikan fasilitas kegiatan menarik bagi penduduk seniornya melalui kelas-kelas kreatif, baik itu yang disediakan kota setempat melalui Sekolah Rakyat atau VHS, maupun privat. Apakah itu kelas melukis, kelas bahasa, kelas memasak, kelas menulis atau pun kelas dansa dengan harga yang terjangkau.
Dalam sebuah acara dansa seringkali bahkan terlihat para manula, menari dengan gerakan yang indah dan lancar. Mereka menarikan dansa standard seperti Cha-cha, Rumba, Jive, Walzer, Wiener Walzer, Foxtrot, Samba atau juga dansa bukan standard seperti Boogie woogie dll. Ternyata berdasarkan penelitian, untuk para manula dansa bukan hanya sekedar hobi, melainkan juga sport untuk otak agar tidak mudah pikun. Gerakan tubuh yang cepat berubah dan dinamis membuat otak terus berkarya dan memperlambat datangnya kepikunan.
Untuk memperlambat datangnya kepikunan berdasarkan hasil studi penelitian Albert Einstein College di New York terhadap 468 orang di atas 75 tahun: Yang sering bermain catur, main kartu atau main musik, mengisi teka teki silang, membaca atau dansa, di usia senjanya memiliki 2/3 kemungkinan kecil mengalami kepikunan.
Dansa terutama menghindarkan pemiskinan sel syaraf di otak besar yang bertanggung jawab untuk daya ingat, kemampuan berpikir dan berbahasa. Mempelajari kombinasi gerak dalam ritma musik mentraining tidak hanya otak dengan intensif tapi juga keseimbangan tubuh, orientasi dan kemampuan berimprovisasi dan menyesuaikan diri.
Dansa, yang mempengaruhi suasana hati dengan positif dan gerakan tubuh dapat menghidupkan kembali struktur otak yang selama ini tidak berfungsi. Dengan melakukan kegiatan seperti ini secara rutin maka sel-sel syaraf kembali saling berhubungan dan otak menjadi lebih berfungsi. Ah … sekarang saya mengerti, kenapa banyak sekali para senior atau manula di Jerman mengambil kursus dansa, ternyata dansa tidak hanya untuk hobi tapi juga usaha prevensi untuk memperlambat kepikunan. (ACJP)
Sumber :
1. http://www.55plus-magazin.net/php/tanzen_gegen_alzheimer,17122,7521.html
2. http://www.experto.de/b2c/gesundheit/sport-und-gesundheit/sport-hilft-gegen-demenz.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar