If you fail to plan, you are planning to fail – Benjamin Franklin-
Sore itu seperti biasa saya melakukan rutinitas jalan kaki di
seputaran kompleks rumah. Sedang asyik-asyiknya menghirup udara pagi
yang segar dengan riuh kicau burung di dahan pohon, mata saya tertumbuk
pada seorang bapak tua yang sibuk merapikan dagangan buahnya. Bapak
tersebut pastilah orang baru, karena saya mengenal hampir semua pedagang
di seputar rumah. Yang menyolok dari bapak tersebut, ia tidak terlihat
seperti para pedagang lain yang ada di situ. Pakaiannya rapi, raut
wajahnya pun teduh dan halus seolah kekerasan hidup tidak pernah mampir
dalam hidupnya. Namun begitu, tubuhnya sungguh kurus, jelas terlihat
tulang berbalut kulit saja.Karena penasaran, akhirnya saya mendekat. Tawar-menawar sebentar akan dua sisir Pisang Kepok lalu saya mohon ijin untuk duduk di dekatnya sekedar melepas lelah setelah berjalan kaki. Dari situ obrolan kami bergulir. Saya baru tau kalau di usianya yang hampir 56 tahun, ia harus tetap bekerja karena ia tidak mau merepotkan anak-anaknya. Maka dengan sisa-sisa uang yang ada ia pun mencoba berdagang.
Saya menghela napas panjang. Satu hal yang tidak bisa dihindari dalam hidup ini adalah menjadi tua karena menjadi tua adalah hal paling alami sama seperti hidup dan mati itu sendiri. Nah, pertanyaannya, kita menginginkan masa tua yang seperti apa?
Saya pikir semua orang ingin menikmati masa tua yang bahagia. Menjadi tua tanpa merepotkan anak cucu atau orang lain, menjadi tua dengan memiliki standar hidup yang sama seperti sebelum masa purna bakti hadir. Betul?
Tapi ya berada di stage tersebut tidak bisa terjadi dalam semalam. Semua harus direncanakan terlebih dahulu. Dan perencanaan tersebut harus dimulai dari sekarang karena itu berarti kita memiliki masa produktif yang lebih panjang sehingga manfaat yang dipetik saat pensiun lebih besar.
Tapi saya bukan Pegawai Negeri, memangnya saya bisa punya dana pensiun?
Lho siapa bilang nggak bisa? Paradigma orang Indonesia adalah mereka yang menjadi Pegawai Negeri Sipil saja yang dapat menikmati pensiun. Padahal itu tidak sepenuhnya betul. Pegawai swasta, pedagang, dokter, petani bahkan mahasiswa, atau apapun profesinya bisa memiliki dana pensiun kok, bahkan lebih asyik lagi, kita bisa menentukan sendiri jumlah pensiun dan iurannya secara fleksibel sesuai keinginan.
Lho, kok bisa? Pensiun apakah itu?
Siang tadi saya mampir ke KCP BNI terdekat dengan kantor. Saya dilayani oleh Customer Service bernama Mbak Ajeng Citra Cyntia. Perempuan manis dengan senyum yang tak pernah lepas dari bibirnya itu telaten menjelaskan tentang BNI Simponi. Sebuah program dari BNI yang memungkinkan setiap kita memiliki masa depan yang lebih terjamin, khususnya di hari tua.
Mampir ke KCP BNI dan dilayani dengan ramah
Apa sih BNI Simponi itu?BNI Simponi merupakan program pensiun dari BNI buat semua orang. Nggak harus kaya, yang punya penghasilan terbatas pun bisa. Dan iuran kita dikembangkan serta dikelola secara profesional sehingga bisa memberikan “return yang optimal.” (sebentar saya kasih tau kenapa saya nulis return yang optimal).
Cara jadi peserta BNI Simponi bagaimana?
Cukup bawa KTP, KK dan membayar setoran awal sebesar IDR 250.000,- dan iuran minimal IDR 50.000,- saja, maka kita sudah bisa punya pensiun lho. Jangan bilang nggak punya duit deh, itu duit ngupi-ngupi cantik bisa disisihkan untuk pensiun lho. Berkurang ngopinya segelas, nggak mati kan? Demi masa tua yang bahagia? ^_^ Ohya, kita juga nggak perlu kuatir lupa bayar, bisa didebet otomatis dari rekening. Asyik!
Kenapa harus BNI Simponi? Kenapa nggak yang lain aja?
Awalnya saya juga sempat berpikir seperti itu. Tapi ada 4 hal yang menurut saya menjadi kelebihan dari BNI Simponi ini:
- Bunga BNI Simponi lebih tinggi dari rata-rata deposito. Bunga Deposito adalah 6% per tahun dengan jumlah simpanan minimal 100 juta, sementara BNI Simponi memberikan bunga +/- 8 % per tahunnya.
- BNI Simponi memberikan keleluasaan bagaimana cara uang kita dikembangkan. Apakah deposito, obligasi syariah, pasar uang dsb. Dengan begitu, baik konsumen tipe konservatif atau agresif dapat terpuaskan dengan BNI Simponi. Dan karenanya return kita pun bisa optimal. :)
- Kita dapat menentukan apakah uang pensiun nanti dibayarkan sekaligus saat batas usia mencukupi atau dibayarkan perbulan seperti gaji. Asyik kan? ;)
- BNI Simponi memiliki Manfaat Pensiun. Jadi gini, jenis pensiun alias uang yang kita iurkan tiap bulan bukan harga mati yang hanya bisa diambil saat usia pensiun tiba. Jika ada keadaan mendesak maka kita bisa minta pensiun dipercepat tanpa dikenakan penalti. Selain pensiun dipercepat, BNI Simponi juga dapat dibayarkan apabila (amit-amit) peserta cacat atau meninggal dunia.
Tapi sebelum pulang, Mbak Ajeng memberikan ilustrasi lain tentang jumlah iuran yang harus saya bayarkan agar saya tetap dapat menikmati gaya hidup saat ini di masa tua nanti. Saya tercenung cukup lama. Lumayan juga yaaa, minimal saya harus membayar iuran IDR 1.000.000,- per bulannya selama 22 tahun ke depan. Lalu saya berandai-andai… Coba saya mulai mikir pensiun lebih dini tentu iuran yang harus saya bayarkan bisa lebih kecil jumlahnya. Tapi ya andai cuma andai.. Daripada manyun, mending saya mikirin pensiun dari sekarang deh. Hihihi.
Ohiya saya punya sedikit Tips menyiapkan dana pensiun nih:
- Bangun masa depan dari sekarang. Semakin muda semakin baik. Siapin dunk dana pensiunnya ;). Pemikiran untuk memiliki dana pensiun itu seyogyanya sudah dimulai dari semenjak kita bekerja pertama kali. Kita kan nggak selamanya kerja, ada BUP alias Batas Usia Pensiun yang akan dicapai semua orang. Jadi mulai kerja = mulai pikirkan pensiun juga. Pola pikir seperti ini yang seharusnya terbangun di benak setiap orang.
- Setelah itu, pilih Bank yang terpercaya dengan reputasi teruji.
- Tentukan nilai nominal dana pensiun yang ingin kita terima tiap bulannya nanti.Mulai dari menelaah biaya hidup saat ini. Biaya hidup yang terpakai sebulannya berapa lalu perkirakan berapa biaya bulanan yang kita butuhkan beberapa puluh tahun lagi saat waktunya pensiun tiba. Jangan lupa perhitungkan inflasi. Dari situ kita bisa mendapatkan nominal pensiun yang harus kita terima agar tetap memiliki gaya hidup yang sama. Setelah nilai nominalnya ketemu, datanglah ke cabang BNI terdekat dan minta simulasi berapa rupiah yang harus disimpan pada awalnya dan berapa iuaran tiap bulannya.








Tidak ada komentar:
Posting Komentar