Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan
Pemberdayaan Keluarga Kependudukan (KSPK) BKKBN Sudibyo Alimoeso
mengatakan, daerah-daerah di Indonesia mulai memikirkan untuk menjadi
kota yang ramah bagi lanjut usia (Lansia).
"Lansia membutuhkan kota yang menjamin tempat tinggal yang nyaman, akses, berpihak pada perlindungan dan hak lansia," katanya dalam acara Gebyar Hari Lanjut Usia Nasional XIX 2015 di Depok, Sabtu (30/5).
Depok mendeklarasikan sebagai Kota Ramah Lansia. Gerakan ini mendapat apresiasi Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Mengingat jumlah penduduk lanjut usia (lansia) saat ini bertumbuh pesat.
Tercatat saat ini jumlahnya mencapai 21.685.400 jiwa (8,5 persen) dan diperkirakan tahun 2022 mencapai 29.627.300 jiwa (10 persen). Sehingga Indonesia akan memasuki "ageing population country" (negara berpenduduk tua).
Sudibyo mengatakan, konsep "age friendly city", kota yang ramah bagi semua usia di beberapa negara dimulai dengan membuat panduan yang berkaitan dengan pembangunan atau renovasi perumahan dan fasilitas perawatan lansia.
Ia mengatakan, konsep Kota Ramah Lansia di Indonesia berkaitan dengan kemudahan dalam penggunaan fasilitas umum, transportasi, keringanan biaya, kemudahan dalam melakukan perjalanan, akses tempat ibadah serta penyediaan fasilitas rekreasi dan refleksi berupa ruang terbuka berbentuk taman lansia yang dapat digunakan untuk aktifitas olahraga lansia.
Selain itu katanya, Kota Ramah Lansia sebaiknya dilengkapi dengan Rumah Sakit Lansia, Graha Lansia yang berfungsi sebagai pusat layanan lansia, posyandu lansia dan puskesman ramah lansia.
"Kota Ramah Lansia juga harus menjamin kemudahan dalam pelayanan publik, khususnya lansia dan jaminan keamanan dari tindak kriminal," katanya. (www.republika.co.id)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar