Selasa, 02 Juni 2015

Alasan Sebagian Orang Susah Menabung untuk Pensiun

Alasan Sebagian Orang Susah Menabung untuk Pensiun
Salah satu kekhawatiran terbesar bagi sebagian besar orang adalah cukup tidaknya dana pensiun mereka untuk menopang biaya hidup sehari-hari di masa depan.
Tujuan memiliki uang pensiun adalah mendapat jaminan hidup nyaman, ketika tidak lagi menerima gaji bulanan.
Seperti dikutip dari Gulf News, penasihat keuangan telah menekankan berkali-kali, merencanakan dana pensiun dan menabung sejak usia dini menjadi hal yang sangat penting. Tujuannya, agar kebutuhan di masa depan tetap terpenuhi.
Sayangnya, hanya sedikit orang yang mau mengikuti saran tersebut. Sebuah penelitian baru yang dilakukan oleh Obligasi Nasional Uni Emirat Arab (UEA) menunjukkan bahwa hanya 36 persen warga negara tersebut yang menabung untuk pensiun.
Mohammed Qasim Al-Ali, CEO Obligasi Nasional, mengatakan orang-orang sebenarnya menyadari bahwa mereka perlu menyisihkan dana untuk masa depan mereka sendiri, tetapi mereka gagal untuk tetap pada rencana menabung secara disiplin karena mereka punya kewajiban keuangan lainnya.
"Saya percaya bahwa kebanyakan orang terlalu sibuk mengelola dan memenuhi komitmen keuangan jangka pendek mereka. Mereka semua tahu apa yang menjadi prioritas saat menjaga keamanan finansial. Namun, tidak semua dari mereka disiplin untuk menabung dan kebal terhadap godaan menghabiskan uang di luar kemampuannya," kata Al-Ali kepada Gulf News.
Al-Ali mengatakan ada kesadaran tinggi tentang pentingnya perencanaan pensiun, tapi kemauan untuk melaksanakannya secara tegas dan disiplin masih jauh di bawah harapan.
"Pensiun merupakan perhatian utama bagi ekspatriat tapi rencana untuk kehidupan yang lebih baik setelah pensiun masih kurang."
Obligasi Nasional telah melacak budaya menabung warga UEA melalui fitur online 'cek kesehatan keuangan'. Fitur tersebut membantu warga menilai status keuangan mereka dan mengambil tindakan korektif untuk mencapai tujuan keuangan mereka.
Sejak diluncurkan pada bulan Februari 2014, fitur unik Obligasi Nasional itu mendapat tanggapan lebih dari 1.000 pelanggan di UEA. Hal ini memungkinkan Obligasi Nasional untuk menciptakan beberapa tren menarik.
Dalam survei mereka menunjukkan bahwa meskipun kurang dari setengah penduduk UEA menyisihkan dana untuk pensiun, sejumlah orang menyimpan uang mereka untuk prioritas lain.
Hampir seperempat (24 persen) dari warga UEA menabung untuk pendidikan anak-anak mereka, sementara 28 persen menabung secara teratur untuk membeli rumah.
Sementara lainnya memiliki tanggung jawab keuangan lainnya, seperti membayar pinjaman (44 persen), kredit rumah (18 persen) dan utang kartu kredit (38 persen).
Tren lain yang mengkhawatirkan adalah bahwa sebagian besar (81 persen) dari warga tidak mencari penasihat keuangan profesional untuk mengelola keuangan atau hal-hal yang berkaitan dengan uang.
Survei Obligasi Nasional dilakukan di antara warga UEA yang berusia 18 sampai 55 tahun. Di antara generasi muda (berusia 18-25 tahun), 82 persen mengatakan mereka menabung secara teratur.
Di antara kelompok usia yang lebih tua (41-55), sekitar setengah (51 persen) dari mereka mampu menyisihkan dana untuk pensiun. Sementara sejumlah besar (45 persen) masih sibuk melunasi pinjaman pribadi mereka dan 43 persen membayar biaya bulanan kartu kredit mereka.
Dalam hal pemantauan pengeluaran, mayoritas (60 persen) dari warga kelompok usia 26-40 melacak pengeluaran mereka. Sebagian besar responden dari kategori yang sama (73 persen) mengatakan mereka secara teratur membayar biaya kartu kredit. (http://www.dream.co.id/)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar