Prof Harmani
Kalim MPH, Cardiologist, MD, spesialis jantung dan pembuluh darah RS Mitra
Internasional. (Inung)
Proses
penuaan akan membawa perubahan pada fisiologi dan anatomi jantung. Organ tubuh
yang kedudukannya sangat vital tersebut akan mengalami penurunan fungsi
sehingga rentan terserang penyakit.
Karena itu
pada orang usia lanjut, Prof Harmani Kalim MPH, Cardiologist, MD, spesialis
jantung dan pembuluh darah RS Mitra Internasional menyarankan untuk cek
kesehatan secara rutin.
“Minimal cek
tekanan darah, kadar gula darah dan kolesterol, karena ini menjadi pemicu
kardiovaskuler,” kata Prof Harmani disela SOHO #BetterU bertema Investasi Dini,
demi Hari Tua Lebh Baik yang diselenggarakan Soho Global Health kemarin.
Sebagai
organ tubuh, jantung dijelaskan Prof Harmani memiliki fungsi krusial karena
bekerja selama 24 jam untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Ketika
jantung berada dalam kondisi tertentu dan tidak bisa melakukan tugasnya,
kondisi tersebut dinamakan gagal ginjal.
Data WHO
menyebutkan setiap dua detik, satu orang di dunia meninggal karena penyakit
kardiovaskuler, serangan jantung setiap lima detik dan akibat stroke setiap
enak detik. Dan setiap tahunnya diperkirakan 17 juta orang meninggal karena
kasdiovaskuler.
Faktor
risiko penyakit kardiovaskuler menurut Prof Harmani dibagi menjadi dua
kelompok. Yakni faktor yang dapat dikendalikan antara lain kadar kolesterol
yang tinggi, hipertensi, diabetes melitus, obesitas serta gaya hidup yang tidak
sehat seperti kurang olahraga, merokok serta konsmsi alkohol berlebihan. Dan
faktor yang tidak dapat dikendalikan seperti pertambahan usia, jenis kelamin,
serta riwayat penyakit kardiovaskuler dalam keluarga. Sekitar 80 persen
penyakit jantung koroner dan serebrovaskuler disebabkan oleh faktor risiko yang
dapat dikendalikan.
Serangan
jantung dan stroke terutama disebabkan oleh ateroklerosis (penumpukan lemak) pada
dinding arteri pembuluh darah yang mensuplai jantung dan otak. Deposit lemak
yang bertumpuk menyebabkan terbentuknya lesi yang lama kelamaan akan membesar
dan menebal sehingga mempersempit arteri dan menghambat aliran darah. Akhirnya
pembuluh darah akan mengeras dan bersifat kurang lentur.
Gangguan kardiovaskuler yang disebabkan aterosklerosis lanjut Prof Harmani banyak dikaitkan dengan berkurangnya aliran darah karena jantung dan otak tidak menerima suplai darah yang cukup. Hambatan aliran darah selanjutnya dapat berakibat pada episode kardiovaskuler yang lebih serius termasuk serangan jantung dan stroke. Adanya sumbatan darah juga dapat menyebabkan terjadinya robekan jarigan di arteri yang kemudian akan membengkak dan dapat menghambat seluruh pembuluh darah. Sehingga mengakibatkan serangan jantung atau stroke.
Gangguan kardiovaskuler yang disebabkan aterosklerosis lanjut Prof Harmani banyak dikaitkan dengan berkurangnya aliran darah karena jantung dan otak tidak menerima suplai darah yang cukup. Hambatan aliran darah selanjutnya dapat berakibat pada episode kardiovaskuler yang lebih serius termasuk serangan jantung dan stroke. Adanya sumbatan darah juga dapat menyebabkan terjadinya robekan jarigan di arteri yang kemudian akan membengkak dan dapat menghambat seluruh pembuluh darah. Sehingga mengakibatkan serangan jantung atau stroke.
Prof Harmani
mengingatkan konsumsi makanan berkolesterol tinggi tanpa diiringi dengan
olahraga menyebabkan penumpukan plaque dipembuluh darah koroner berbentuk
menyerupai bisul dan bisa membesar. Ketika penumpukan plaque dipembuluh darah
makin mmebesar, asupan makanan dan oksigen ke otot jantung makin berkurang dan
jantung sulit melaksanakan fungsinya memompa darah secara optimal.
“Pecahnya
plaque dipembuluh koroner akan memicu reaksi pembekuan darah sehingga darah
akan menggumpal didalam pembuluh darah koroner menyebabkan terputusnya asupan
makanan untuk otot jantung sehingga menimbulkan kerusakan bahkan kematian sel
jantung. Inilah yang sebut serangan jantung,” tandas Prof Harmanii. (poskotanews.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar