Sabtu, 07 Februari 2015

Perencanaan Jitu, Pensiun Bermutu

Perencanaan Jitu, Pensiun Bermutu


Diakui Safir Senduk, perencana keuangan, pada pekan lalu di Jakarta, perencanaan investasi untuk masa pensiun lebih kompleks daripada perencanaan tabungan.

Menurut dia, unsur penting yang perlu diperhatikan adalah besaran dana yang diinvestasikan dan besaran hasil investasinya. Pertanyaannya, berapakah uang yang harus disisihkan dari penghasilan per bulan untuk investasi itu? Idealnya, ujar Safir, seseorang harus menyimpan 10 persen dari penghasilan per bulan.

Menurut survei kecil-kecilan yang ia lakukan, kebanyakan orang muda malas dan takut merencanakan dana pensiun melalui investasi. Sebagian dari mereka tidak terlalu percaya diri atau tidak percaya diri sama sekali dalam menyusun rencana pensiun.

Bisa juga karena pekerja muda merasa setiap gaji bulanannya dipotong perusahaan tempatnya bekerja untuk pensiun kelak. Misalnya, melalui Jamsostek. Namun, permasalahannya, apakah dana pensiun tersebut akan mencukupi kebutuhan pada masa depan?

Untuk itu, Safir menyarankan untuk mempersiapkan dana pensiun dari sumber lain. “Jika dana pensiun yang diberikan oleh perusahaan ternyata tidak dapat menutupi seluruh biaya hidup ketika pensiun, siasatilah dengan mencoba investasi atau program pensiun yang uangnya bisa diambil saat pensiun,” katanya.

Waktu yang baik untuk memulai persiapan masa pensiun adalah secepat mungkin. Menurut Safir, kalau saat ini seseorang hanya mempunyai waktu sepuluh tahun menjelang pensiun, sebenarnya itu sudah cukup terlambat, apabila melihat tingkat inflasi yang semakin tinggi.

Ingat, ia memberi tip, semakin lama menunda, semakin besar inflasi akan menjepit keuangan Anda pada kemudian hari. “Kalau saya, prinsipnya: ‘Ikan sepat, ikan gabus. Makin cepat, makin bagus’,” tuturnya. (www.tempo.co)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar