Selasa, 09 Desember 2014

Lansia Panjang Umur Harus Produktif!

Lansia masa kini tak lagi sakit-sakitan,berdiam diri di rumah setelah memasuki  masa pensiun, jumlah merekapun semakin meningkat dan Indonesia harus bersiap-siap memasuki era penduduk berstruktur lanjut usia (Aging Struktured Population). Hal ini terjadi seiring dengan  meningkatnya taraf kesehatan, pendidikan dan kesejahteraan penduduk Indonesia.
Kalau dahulu usia harapan hidup masyarakat Indonesia  di era tahun 1980 an adalah 52,2 tahun, kini melompat jauh bahkan bisa mencapai usia diatas 70 tahun. Berikut, data yang dikeluarkan oleh kantor Kementrian Kesra ;
Tahun  Usia Harapan Hidup  Jumlah Penduduk Lansia       %
1980    52,2 tahun               7.998..543                         5,45
1990    59,8 tahun               11.277.557                        6,29
2000    64,5 tahun               14.439.967                        7,18
2006    66,2 tahun               +19 juta                            8,90
2010    (prakiraan)               67,4 tahun +23,9 juta        9,77
2020    (prakiraan)               71,1 tahun +28,8 juta       11,34
Dari data tersebut jelas terjadi perubahan  struktur penduduk yang cukup besar. Umur panjang belumlah cukup, para lansia yang telah memasuki masa pensiun ini harus memiliki aktifitas agar kesehatan mereka terjaga.
Prof. DR. Haryono Suyono mantan Menkokesra dan Taskin yang  telah menjadi Lansia, tetapi masih cukup aktif dalam berbagai  kegiatan sosial kemasyarakatan sekarang ini antara lain menjabat sebagai Ketua Yayasan Damandiri,Ketua Himpunan pPndu dan Pramuka Wreda,  (HIPPRADA), Ketua Umum Dewan Nasional Indonesia Untuk Kesejahteraan Sosial (DNIKS),  Ketua Persatuan Wredatama Republik Indonesia, (PWRI) , Ketua Yastroki, yang masih menyandang gelar sebagai Guru Besar Luar Biasa bagi mahasiswa pasca Sarjana di berbagai Universitas, senantiasa mengajak para lansia untuk hidup seimbang.
”Cukup istirahat, cukup makan , cukup tidur, hindari stress dan bergabung dalam kegiatan sosial, sebagai lansia kita jangan minta dikasihani tetapi justeru kita harus merangkul kaum muda dan balita membantu mereka dalam bidang pemberdayaan,” Ujarnya disetiap kesempatan, termasuk ketika membuka paparan dalam peringatan 50 Tahun PWRI, wadah yang menaungi para pensiunan PNS yang jumlahnya kini mencapai 2,3 Juta orang.
Kalau dimasa lalu PWRI kurang gencar dalam publikasi, saat ini dibawah kepemimpinan Prof. DR.Haryono Suyono, PWRI diperkenalkan kembali kepada masyarakat, menggandeng berbagai  media cetak dan elektronik.
Dengan publikasi yang bagus tentunya banyak anggota masyarakat dan lansia yang akan tahu kegiatan dilapangan secara langsung serta jika ada yang merasa  siap, tinggal  bergabung sebagai volenter dari  berbagai kegiatan sosial kemasyarakatan seperti  ”Posdaya” yang telah berdiri dilebih dari 100 Kabupaten/Kota/Provinsi, bekerjasama dengan Pemda/Pemkot dan berbagai Perguruan Tinggi yang mengajak anggota masyarakat berdaya tidak mengandalkan charity.
Didalam Posdaya berbagai kegiatan bidang kesehatan, pendidikan, ekonomi, lingkungan hidup dan kebun bergizi berpadu, dibantu pendampingannya oleh para mahasiswa yang melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Thematik Posdaya. Untuk komplitenya anda bisa klik www.posdaya.com.
Di ulang tahun ke 50 PWRI Kali ini, puncak peringatannya akan dilakukan di Kraton Jogjakarta pada 5 September 2012, sekaligus akan melihat secara langsung  kegiatan PWRI di lima kabupaten di DIY yang digalang bersama-sama dengan masyarakat dalam pengembangan Posdaya.
Sekaligus pula pada momentum ini akan diresmikan koperasi-koperasi di  Kabupaten Kulon Progo, Kabupaten Bantul dan  Kabupaten Pacitan, dimana   sekitar 300 sampai dengan 400 warung pedesaan akan disuplay dengan kebutuhan pokok masyarakat sehingga koperasi mereka hidup dan berkembang selain menjalankan kegiatan simpan pinjam. Masing-masing koperasi ini akan dipinjamkan modal senilai Rp. 3 Milyar.
Jika Yayasan Damandiri, PWRI serta para mitra kerjanya telah  bergerak, diharapkan berbagai organisasi lain, Pemerintah pusat dan daerah serta mitra kerjanya mendukung gerakan ini, maka akan  semakin banyak masyarakat yang terbantu. Tinggalkan Charity, tingkatkan budaya bekerja keras dan bekerja cerdas, Lansia produktif akan  menjadi pendamping di Masyarakat.  (Riri Wijaya/http://sosbud.kompasiana.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar