Masyarakat, khususnya keluarga yang memiliki anggota
keluarga lanjut usia (lansia), hendaknya memberikan ruang berkarya bagi para
lanjut usia. Mereka idealnya harus tetap produktif."Berikan dukungan dan
dorongan agar mereka tetap aktif dan produktif," kata Wakil Menteri
Kesehatan Ali Ghufron Mukti, kemarin.
Gaya hidup aktif dan produktif akan mengurangi risiko sakit-sakitan pada usia tua."Lansia aktif lebih banyak terhindar dari sakit daripada yang pasif," kata Ali.
Gaya hidup aktif dan produktif akan mengurangi risiko sakit-sakitan pada usia tua."Lansia aktif lebih banyak terhindar dari sakit daripada yang pasif," kata Ali.
Aktivitas lansia juga dapat memperlambat proses penuaan
(degeneratif). Upaya itu sangat memerlukan dukungan keluarga."Peran
keluarga untuk mendukung kesehatan lansia lebih diharapkan daripada sekedar
mendiamkan mereka di panti-panti lansia," katanya.
Persoalan penuaan pada lansia sebaiknya tidak disikapi sebagai beban namun seharusnya dianggap sebagai potensi untuk diberdayakan.
Ketua Komisi Nasional Lanjut Usia, Toni Hartono menyebutkan, di Indonesia terdapat sekitar 15% lansia telantar, 27% yang rawan telantar, dan 58% tidak telantar.“Yang tidak telantar ini harusnya mendapat ruang beraktivitas dan berkarya. Mereka yang tidak telantar rata-rata adalah akademisi,pensiunan BUMN atau swasta, purnawirawan TNI atau Polri serta komponen lansia lain yang masih potensial," katanya.
Potensi lansia itu juga diharapkan dapat terwadahi dalam kelembagaan masyarakat sehingga mereka dapat beraktivitas, berinovasi dan kreatif untuk meningkatkan kesejahteraannya sendiri.
Data dari Badan Pusat Statistik menyebutkan pertumbuhan jumlah lansia di Indonesia hingga 2020 mencapai 11,34% menjadi 28.882.879 jiwa dari 2010 yang masih berjumlah 23.992.553 jiwa.
(IZN - pdpersi.co.id)
Persoalan penuaan pada lansia sebaiknya tidak disikapi sebagai beban namun seharusnya dianggap sebagai potensi untuk diberdayakan.
Ketua Komisi Nasional Lanjut Usia, Toni Hartono menyebutkan, di Indonesia terdapat sekitar 15% lansia telantar, 27% yang rawan telantar, dan 58% tidak telantar.“Yang tidak telantar ini harusnya mendapat ruang beraktivitas dan berkarya. Mereka yang tidak telantar rata-rata adalah akademisi,pensiunan BUMN atau swasta, purnawirawan TNI atau Polri serta komponen lansia lain yang masih potensial," katanya.
Potensi lansia itu juga diharapkan dapat terwadahi dalam kelembagaan masyarakat sehingga mereka dapat beraktivitas, berinovasi dan kreatif untuk meningkatkan kesejahteraannya sendiri.
Data dari Badan Pusat Statistik menyebutkan pertumbuhan jumlah lansia di Indonesia hingga 2020 mencapai 11,34% menjadi 28.882.879 jiwa dari 2010 yang masih berjumlah 23.992.553 jiwa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar