Kriteria
Bagaimana merumuskan kriteria sebuah Kota Ramah Lansia? Pada umumnya mereka menginginkan sebuah Kota Ramah Lansia yang ideal. Dari hasil penelitian tersebut akhirnya ke 33 Negara sepakat untuk membuat Pedoman tentang Kota Ramah Lansia sesuai Standar WHO yang memenuhi 8 standar kehidupan kota yaitu Ruang terbuka dan bangunan yang diantaranya Lingkungan yang bersih menyenangkan dan tidak bising, taman kota yang menyenangkan, dan jalan yang cukup lebar, aman dan pedestrian dan trotor yang cukup lebar untuk pejalan kaki, bangunan yang memiliki aksesibilitas cukup dan toilet umum yang bersih ; Transportasi jadwal angkutan yang tepat, ada prioritas tempat duduk untuk Lansia, Kendaraan yang tangganya rendah, lantainya rendah dan tempat duduk yang nyaman, supir yang sopan dan mau berhenti sabar menunggu penumpang, informasi yang jelas, tempat parkir yang yang mudah terjangkau dekat dengan gedung dan lain-lain ; perumahan, perumahan yang menyenangkan, kemudahan untuk kebutuhan primer, desain perumahan yang menyenangkan, dapat didesain sesuai kebutuhan lansia (memiliki aksesibilitas yang dibutuhkan Lansia; misalnya ada pegangan tangan di kamar mandi, trap teras yang tidak tinggi, sarana lain yang mudah dijangkau) dan design yang menarik untuk lansia ; partisipasi Sosial , diantaranya adalah menyediakan tempat untuk berkumpulnya para Lansia untuk melaksanakan aktivitas seperti Senam Lansia , konsultasi kesehatan maupun psikologi, berkomunikasi dengan sesame Lansia sebagai tempat berbagi pengetahuan dan pengumuman tentang kegiatan Lansia lainnya ; penghormatan dan Penghargaan dari lingkungan socialnya, penghormatan terhadap lansia diharapkan dari masyarakat juga para generasi mudanya. Para Lansia ini dimudahkan dalam berbagai kegiatan dan mendapat dukungan dari yang lebih muda sebagai contoh bila mereka mengantri mereka lebih didahulukan, mereka juga diperlakukan dengan sopan walaupun mereka tidak dikenal sebelumnya; partisipasi dan pekerjaan, pada dasarnya para Lansia ini tidak seluruhnya rapuh, kebanyakan malah masih cukup kuat dan potensial hanya banyak pula dari mereka yang membutuhkan kegiatan dan tentunya kegiatan ini yang perlu disesuaikan dengan kondisi mereka sehingga legislasi dari pemerintah sangat mendukung agar para Lansia tetap dapat bekerja; komunikasi dan informasi, para Lansia diharapkan dapat bertemu dalam pertemuan public dipusat komunitas sehingga mereka dapat menerima dan mengakses informasi yang diperlukan untuk mereka,. Komunikasi ini diharapkan dapat disampaikan dengan bahasa yang sederhana dan bila perlu dicetak dalam bentuk leaflet ataupun brosur dengan huruf yang cukup jelas dibaca oleh para Lansia dan komunitas dan layanan kesehatan, Layanan kesehatan ini diharapkan yang mudah dijangkau oleh para Lansia dimana diharapkan ada transportasi public yang mendukung mereka untuk menuju ke tempat fasilitas kesehatan tersebut. Sistem pelayanan yang terpadu akan sangat memudahkan para Lansia tersebut untuk berobat misalnya bila perlu pemeriksaan lanjuttan tidak perlu dirujuk ke tempat lain . Selain itu system pelayanannya pun sangat menghargai terhadap lansia seperti mereka tidak perlu mengantri (memiliki loket khusus untuk lansia).
Bila ini kita dalami satu saja dari delapan kriteria tersebut untuk kita uraikan lebih lanjut maka akan sangat panjang uraiannya karena hal tersebut dapat ditinjau dari berbagai aspek apalagi bila ada pro dan kontra akan sangat banyak pendapat yang dapat dipolemikkan dalam merumuskan kriteria Kota yang ramah Lansia tersebut. Begitu banyak kriteria yang disampaikan untuk menjadikan Kota Ramah Lansia yang Ideal, Tapi apa mungkin sebuah kota akan demikian lengkap sesuai criteria yang dikehendaki dalam Panduan yang dibuat oleh WHO tersebut. Mungkin bila memenuhi 25 % nya saja sudah sangat memadai.
Bagaimana di Indonesia?
Indonesia memiliki ratusan kota besar yang dapat dimasukkan dalam kota yang cukup besar dan ramai. Apalagi kalau itu kota setingkat Ibu kota Kabupaten atau Kota Madya. Tetapi apakah akan masuk dalam criteria Kota Ramah Lansia yang dirumuskan oleh Panduan Kota Ramah Lansia yang dikeluarkan oleh WHO. Sukabumi adalah salah satu yang mungkin dapat diandalkan untuk memenuhi kreteria Kota Ramah Lansia. Kota Sukabumi sering dikatakan sebagai kota pensiun dimana banyak orang yang mengharapkan untuk pensiun dikota Sukabumi di hari tuanya. Tetapi saat ini ada kesan bahwa Kota Sukabumi saat ini sudah terlalu ramai, dan bising karena jumlah kendaraan terlalu banyak baik milik penghuni maupun pendatang. Kota Sukabumi merupakan tempat pelintasan Bus Jakarta- Bandung, sehingga kepadatan didalam kota pun menjadi ramai. Selain itu Angkutan Kota yang sudah terlalu banyak yang kurang disiplin berhenti semaunya, mencari penumpang sering dengan memaksa dan tentunya termasuk juga perlakuannya kepada para Lansia. Bagi warga Sukabumi sendiri terasa sulit mencari tempat santai untuk jalan kaki, trotoar yang dulu cukup lebar saat ini sudah dan bertambah sempit karena pelebaran jalan dan menjadi tidak nyaman untuk para pejalan kaki, pohon-pohon pelindung yang dulu berjajar dipinggir jalan sebagai peneduh bagi pejalan kaki sekarang sudah banyak banyak yang tua diganti dan jumlahnya sangat berkurang bersaing dengan trotoar. Dan pinggiran kota yang dahulu masih sawah maupun tanah kosong sekarang sudah banyak dibangun pertokoan dan perkantoran yang menyebabkan lalu lintasnya menjadi bertambah ramai. Alun-alun yang sampai saat ini digunakan untuk senam para Lansia sudah bertambah sempit hanya tertinggal pohon beringin besar yang menjadi napas Kota tetapi sampah disana-sini masih sering ditemui karena kurangnya kepedulian warga dan juga karena banyaknya warga yang menggunakan Alun-alun tersebut sebagai tempat untuk berjualan, jadi bayangan untuk menjadikan Kota Sukabumi menjadi Kota pensiun yang sejuk dan asri akhirnya harus lebih menepi lagi seperti di tempat rekreasi Selabintana yang masih dingin danlebih sejuk. Mungkin ada Kota lain yang memiliki kriteria seperti yang diharapkan oleh WHO tersebut dan hal ini dapat disampaikan Ke Komnas Lansia untuk di teliti.
Drs. Sugianto Komnas Lansia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar