Rabu, 06 Agustus 2014

PENSIUNAN SUKSES BETERNAK SAPI POTONG





Barangkali banyak yang menyangka bahwa si peternak sapi sukses ini adalah jebolan fakultas peternakan.Praduga tersebut ternyata tidak tepat,pasalnya Haryoko yang fasih terhadap seluk beluk budidaya ternak sapi ini adalah pensiunan PNS DKI Jakarta 2011.Pendidikan formalnya setelah tamat SDN Kembang ,SMP Negeri Kemalang,melanjutkan ke SMA Negeri Klaten dan kuliah di Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

Setelah purna tugas sebagai abdi masyarakat dan abdi negara menjadi pegawai negeri sipil di DKI Jakarta,Haryoko merasa terpanggil untuk back to village alias mudik untuk berkarya.Bidang yang dipilihnya tidak ada kaitan sama sekali dengan tugas serta basic pendidikan formal yang pernah ditempuh.Budidaya ternak sapi potong adalah jenis kegiatan yang dipandang prospektif.Hal ini sejalan dengan program pemerintah yakni program swasembada daging sapi dan kerbau secara nasional 2014.PSDSK yang dicanangkan kementerian pertanian ini menarik untuk diikuti Haryoko.





Pertimbangan yang menguatkan memilih kegiatan itu yakni pekarangan yang cukup luas untuk pembuatan kandang komunal serta lahan sawah yang tersedia untuk penanaman hijauan pakan ternak.HPT jenis rumput gajah ditanam pada lahan sawah di bulak wetan Karangeri seluas sekitar 0,25 hektar.Di pekarangan rumahnya padukuhan Kadilaju,desa Kadilaju ,kecamatan Karangnongko Haryoko membangun kandang komunal permanen yang bagus dengan kapasitas 20 ekor sapi potong dewasa.Direncanakan pembuatan biogas untuk mengolah limbah kotoran ternaknya disamping untuk pupuk kandang.Hal ini dalam rangka antisipasi pencemaran lingkungan sekitarnya.

Kegiatan ini utamanya penggemukkan sapi potong atau fattening jenis peranakan ongole (sapi putih) telah dimulai sejak 7 bulan yang lalu.Hingga saat ini kandang  telah berisi 13 ekor sapi terdiri dari 4 ekor betina dan 9 ekor jantan.

Tujuan budidaya ternak sapi potong ini adalah untuk supply ternak potong dalam rangka kurban saat Idul Adha 1434 H yang akan datang.Sasarannya adalah dipasarkan ke Jakarta,demikian di tuturkan Sardi selaku tenaga kerja yang dipercaya mengelola usaha peternakan itu pada kontributor klaten info.Lebih lanjut Sardi mengatakan bahwa biaya pengeluaran untuk budidaya ternak ini sekurangnya sekitar Rp 5.000.000,00 per bulan.Disamping pakan hijauan berupa rumput gajah,sapi diberi jambrangan konsentrat dan polaar .Dan optimis budidaya ternak sapi potong ini kedepan akan menguntungkan .

Masalah yang berarti hingga saat ini dirasakan belum ada,kecuali pernah seekor ternak sapi nya mati gara-gara radang tenggorokan yang akut.Memang diakui Sardi sejak dibeli sapi yang bernilai sekitar Rp 11.000.000,00 an itu memang sudah dalam keadaan sakit.Sudah diupayakan mengundang tenaga paramedik veteriner beberapa kali untuk mengobati namun tetap saja tidak tertolong,demikian ungkap Sardi.(dari: http://karangnongko.klaten.info/)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar