Sabtu, 09 Agustus 2014

Pensiunan Dokter Bedah Sukses Bertani Durian Lima Anaknya Jadi Orang dari Hasil Durian

Bangga dan bahagia. Mungkin ITU yang dirasakan Suparno, 75, beserta istri, Siti Salami, 62. Pensiunan dokter bedah RSUD Pandan Arang Boyolali ini sudah mendapatkan apa yang dicita-citakan.

DI usia lanjut, Suparno tampak masih segar bugar. Untuk mengisi masa tuanya, hampir setiap hari dihabiskan di kebun seluas 2 haktare. Di kebun miliknya itu, dia mengolah tanah yang bisa dibilang subur.

Hal itu terlihat berbagai jenis tanaman bisa tumbuh subur di kebun Suparno. Saat >RADAR SOLO<>Nah<, di saat musim hujan sekarang ini, wajah Suparno tampak sumringah. Sebab, sembilan pohon duriannya berbuah semua. Usia pohon duriannya bervariasi. Ada yang sudah berumur 40 tahun dan ada juga yang baru 6 tahun dan 7 tahun. Meski masih ada pohon yang tergolong muda usia , kali ini pohon durian yang ada berbuah semua. "Lihat saja itu, Mas, pohon yang berusia baru 6 tahun sudah berbuah banyak," kata warga Singosari RT 05 RW 02, Mojosongo, Boyolali, ini sambil menunjuk pohon durian dimaksud.

Memang tahun ini menjadi berkah bagi Suparno. Pasalnya, setiap pohon durian berusia muda berbuah sedikitnya 100 biji. Yang usia pohon sudah puluhan tahun, per pohon mampu menghasilkan 500 biji durian. Setiap kali panen, Suparno mampu meraup uang sedikitnya Rp 15 juta. Dia tidak sulit menjual duriannya. Kata dia, setiap kali panen pedagang besar durian dari kota pasti datang membelinya. Sehingga, setiap panen dirinya hanya melihat hasil bersih penjualannya. Hasil penjualan buah duriannya, hanya dinikmati berdua saja dengan sang istri. Sebab, setelah anak-anaknya - yang berjumlah 5 orang - sudah >mentas< (berumah tangga), semua bermukim di luar daerah. "Dulu, hasil panen durian memang untuk membiayai sekolah dan kuliah anak-anak kami hingga jadi orang. Sekarang tidak, Mas. Semua anak kami sudah berumah tangga dan punya pekerjaan tetap. Jadi hasil bertani durian ini kami nikmati sendiri bersama istri tercinta, hehehe," tutur Suparno dengan wajah sumringah.

Anaknya ada yang dosen, dokter dan pegawai BUMN sendiri. Hal inilah yang membuat dia dan istri merasa bahagia dan tinggal menikmati masa tuanya sembari mengawasi anak dan cucunya dari kejahuan."Ya, saya dan istri merasa bangga dengan apa yang sudah kami capai selama ini,"tutur pensiunan PNS itu
Suparno dan istri merasa bahagia dan bangga bukan saja karena anak-anaknya sudah mapan hidupnya.Namun, ada hal lain yang membuat ia dan istri meras lebih dari itu.Apa itu. Pak? "Meski sudah usia senja, saya masih dipercaya pemerintah menjadi tenaga kontrak di RSUD Pandan Arang sekitar 6 tahun," papar suami Siti Salami itu. (nar)

Sumber : www.radarsolo.net

Tidak ada komentar:

Posting Komentar