Minggu, 06 Juli 2014

Pensiun dan Pengaruhnya

Oleh : Jacinta F. Rini 

Pensiun seringkali dianggap sebagai kenyataan yang tidak menyenangkan sehingga menjelang masanya tiba sebagian orang sudah merasa cemas karena tidak tahu kehidupan macam apa yang akan dihadapi kelak. Dalam era modern seperti sekarang ini, pekerjaan merupakan salah satu faktor terpenting yang bisa mendatangkan kepuasan (karena uang, jabatan dan memperkuat harga diri). Oleh karenanya, sering terjadi orang yang pensiun bukannya bisa menikmati masa tua dengan hidup santai, sebaliknya, ada yang malahan mengalami problem serius (kejiwaan atau pun fisik).

Fakta Sekitar Pensiun
  • Penurunan kesehatan tidak disebabkan secara langsung oleh pensiun, melainkan oleh problem kesehatan yang sebelumnya (sudah) dialami
  • Pensiun sebaliknya dapat meningkatkan kesehatan dengan berkurangnya beban tekanan yang harus dihadapi.
  • Masyarakat mulai memandang bahwa masa pensiun sebenarnya masa yang penuh kesempatan menarik
  • Kemungkinan untuk bersantai berkurang karena waktu cenderung tersita untuk mengerjakan pekerjaan rumah tangga
  • Kepuasan perkawinan tidak secara signifikan dipengaruhi oleh kondisi pensiun yang dialami
  • Akan lebih banyak waktu dan kesempatan kebersamaan bagi keluarga/pasangan
  • Pengalokasian ke rumah jompo, meninggalnya pasangan, penyakit serius serta adanya cacat tertentu biasanya menyebabkan perubahan gaya hidup yang drastis
Pensiun dan Depresi
Dua orang psikolog, yaitu Jungmeen E. Kim, PhD dan Phyllis Moen PhD dari Cornell University meneliti hubungan antara pensiun dengan depresi. Keduanya menemukan:
  • Wanita yang baru pensiun cenderung mengalami depresi lebih tinggi dibandingkan dengan wanita yang sudah lama pensiun atau bahkan yang masih bekerja, terutama jika sang suami masih bekerja
  • Pria yang baru pensiun cenderung lebih banyak mengalami konflik perkawinan dibandingkan dengan yang belum pensiun
  • Pria yang baru pensiun namun istrinya masih bekerja cenderung mengalami konflik perkawinan lebih tinggi dibandingkan dengan pria yang sama-sama baru pensiun namun istrinya tidak bekerja
  • Pria yang pensiun dan kembali bekerja dan mempunyai istri yang tidak bekerja, maka keduanya memiliki semangat lebih tinggi dibandingkan dengan pasangan yang keduanya sama-sama tidak bekerja
Kesimpulan penelitian yang diambil dari para sample mereka menunjukkan bahwa para pria yang sudah berusia setengah abad cenderung memiliki kepuasan hidup lebih tinggi jika istrinya menjalankan peran sebagai ibu rumah tangga.
Prediktor Penentu Terjadinya Masalah Pada Masa Pensiun
Kepuasan kerja dan pekerjaan
Pekerjaan membawa kepuasan tersendiri karena disamping mendatangkan uang dan fasilitas, dapat juga memberikan nilai dan kebanggaan pada diri sendiri (karena berprestasi atau pun kebebasan menuangkan kreativitas). Namun ada catatan, orang yang mengalami problem saat pensiun biasanya justru mereka yang pada dasarnya sudah memiliki kondisi mental yang tidak stabil, konsep diri yang negatif dan rasa kurang percaya diri terutama berkaitan dengan kompetensi diri dan keuangan/penghasilan. Selain itu, masalah harga diri memang sering menjadi akar depresi semasa pensiun karena orang-orang dengan harga diri yang rendah semasa produktifnya cenderung akan jadi overachiever semata-mata untuk membuktikan dirinya sehingga mereka habis-habisan dalam bekerja sehingga mengabaikan sosialisasi dengan sesamanya pula. Pada saat pensiun, mereka merasa kehilangan harga diri dan ditambah kesepian karena tidak punya teman-teman.
Pada orang dengan kondisi kejiwaan yang stabil, konsep diri positif, rasa percaya diri kuat serta didukung oleh keuangan yang cukup, maka orang tersebut akan lebih dapat menyesuaikan diri dengan kondisi pensiun tersebut karena selama tahun-tahun ia bekerja, ia "menabung" pengalaman, keahlian serta keuangan untuk menghadapi masa pensiun.
Usia
Banyak orang yang takut menghadapi masa tua karena asumsinya jika sudah tua, maka fisik akan makin lemah, makin banyak penyakit, cepat lupa, penampilan makin tidak menarik dan makin banyak hambatan lain yang membuat hidup makin terbatas. Pensiun sering diidentikkan dengan tanda seseorang memasuki masa tua. Banyak orang mempersepsi secara negatif dengan menganggap bahwa pensiun itu merupakan pertanda dirinya sudah tidak berguna dan dibutuhkan lagi karena usia tua dan produktivitas makin menurun sehingga tidak menguntungkan lagi bagi perusahaan/organisasi tempat mereka bekerja. Seringkali pemahaman itu tanpa sadar mempengaruhi persepsi seseorang sehingga ia menjadi over sensitif dan subyektif terhadap stimulus yang ditangkap. Kondisi ini lah yang membuat orang jadi sakit-sakitan saat pensiun tiba. Memang, masa tua harus dihadapi secara realistis karena tidak mau menghadapi kenyataan bahwa dirinya getting older dan harus pensiun juga membawa masalah serius seperti halnya post power-syndrome dan depresi. Salah satu cara mengatasi persepsi negatif terhadap masa tua adalah dengan mengatakan pada diri sendiri : "Act your age, but I don't want to act old"
Kesehatan
Beberapa orang peneliti melakukan penelitian dan menemukan bahwa kesehatan mental dan fisik merupakan prekondisi yang mendukung keberhasilan seseorang beradaptasi terhadap perubahan hidup yang disebabkan oleh pensiun. Hal ini masih ditambah dengan persepsi orang tersebut terhadap penyakit atau kondisi fisiknya. Jika ia menganggap bahwa kondisi fisik atau penyakit yang dideritanya itu sebagai hambatan besar dan bersikap pesimistik terhadap hidup, maka ia akan mengalami masa pensiun dengan penuh kesukaran. Menurut hasil penelitian, pensiun tidak menyebabkan orang jadi cepat tua dan sakit-sakitan, karena justru berpotensi meningkatkan kesehatan karena mereka semakin bisa mengatur waktu untuk berolah tubuh (lihat fakta seputar pensiun).
Persepsi seseorang tentang bagaimana ia akan menyesuaikan diri dengan masa pensiunnya
Hal ini erat berkaitan dengan rencana persiapan yang dibuat jauh sebelum masa pensiun tiba. Menurut para ilmuwan, perencanaan yang dibuat sebelum pensiun (termasuk pola/gaya hidup yang dilakukan) akan memberikan kepuasan dan rasa percaya diri pada individu yang bersangkutan. Bagaimana pun juga, perencanaan untuk masa pensiun bukanlah sesuatu yang berlebihan karena banyak aspek kehidupan yang harus disiapkan, dan dipertahankan seperti keuangan (apa yang akan dilakukan untuk tetap bisa berpenghasilan ? apakah saya mau mencari kerja part time ?), kesehatan (bagaimana cara supaya bisa menjaga kesehatan), spiritualitas (bagaimana supaya saya mempunyai kehidupan rohani yang sehat dan tetap memiliki hubungan yang erat dengan Tuhan) dan kehidupan sosial (apa kegiatan kebersamaan dengan teman-teman kelak, saya ingin aktif dalam kegiatan seperti apa, dsb). Namun, hal ini juga tidak terlepas dari persepsinya tentang hidup dan tentang dirinya sendiri. Orang yang kurang percaya pada potensi diri sendiri dan kurang mempunyai kompetensi sosial yang baik akan cenderung pesimistik dalam menghadapi masa pensiunnya karena merasa cemas dan ragu, akankah ia mampu menghadapi dan mengatasi perubahan hidup dan membangun kehidupan yang baru.
Status sosial sebelum pensiun
Status sosial berpengaruh terhadap kemampuan seseorang menghadapi masa pensiunnya. Jika semasa kerja ia mempunyai status sosial tertentu sebagai hasil dari prestasi dan kerja keras (sehingga mendapatkan penghargaan dan pengakuan dari masyarakat atau organisasi), maka ia cenderung lebih memiliki kemampuan adaptasi yang lebih baik (karena konsep diri yang positif dan social network yang baik). Namun jika status sosial itu didapat bukan murni dari hasil jerih payah prestasinya (misalnya lebih karena politis dan uang/harta) maka orang itu justru cenderung mengalami kesulitan saat menghadapi pensiun karena begitu pensiun, maka kebanggaan dirinya lenyap sejalan dengan hilangnya atribut dan fasilitas yang menempel pada dirinya selama ia masih bekerja.
Kiat Memasuki Masa Pensiun
  • Yang paling utama adalah bahwa Anda harus menghadapinya secara rileks. Ketegangan dan kecemasan tidak akan menjadikan segalanya lebih baik. Anda bisa bercermin dan belajar dari pengalaman keberhasilan dan kegagalan di masa lalu, untuk jadi bahan rencana masa depan.
  • Banyak tersenyum dan tertawa akan membuat Anda punya banyak teman yang memberikan keceriaan dalam hidup
  • Jangan terburu-buru dalam menjalani hidup...sebaliknya, nikmatilah setiap moment yang berlalu dalam hidup Anda agar Anda bisa mensyukuri dan merasakan kenikmatan hidup yang sesungguhnya.
  • Buatlah rencana kegiatan setiap hari
  • Lakukanlah kegiatan sosial yang menarik dan mulailah meniti karir di kehidupan pasca-pensiun disertai optimisme bahwa hidup Anda akan menjadi jauh lebih baik lagi dari sebelumnya
  • Pensiun bukan berarti saat-saat di mana Anda harus mencari akal guna membunuh waktu, sebaliknya Anda harus berpikir bagaimana supaya Anda memanfaatkan waktu sebaik mungkin untuk mendatangkan hal-hal terbaik dalam kehidupan Anda selanjutnya.
  • Jangan suka berdiam diri atau membiarkan diri menganggur dan melamun karena hanya akan membangkitkan emosi dan pikiran negatif saja
  • Hilangkan kesepian dan libatkan diri pada orang-orang di dekat Anda
  • Jagalah kondisi dan kesehatan tubuh Anda dengan cara rajin berolah raga dan diet yang baik agar Anda tidak jatuh sakit
  • Kurangi dan hilangkan kebiasaan buruk seperti merokok, mengkonsumsi makanan berlemak tinggi, mengkonsumsi minuman beralkohol atau junk food
  • Pergilah mengunjungi tempat-tempat menarik bersama pasangan atau pun teman-teman/sahabat Anda
  • Hubungi teman-teman Anda baik melalui surat, email atau pun telepon. Siapa tahu ada sesuatu yang baru dan menarik yang bisa didapatkan
  • Pertahankan dan kembangkan hobi yang selama ini tidak sempat terlaksana atau ditekuni karena keterbatasan waktu
  • Bacalah buku-buku yang membangkitkan motivasi Anda
  • Lakukan olah raga atau kegiatan kebersamaan dengan teman-teman yang sifatnya santai
  • Jika memungkinkan, ambil kursus singkat yang menarik dan menunjang hobi atau malah dapat membantu meningkatkan ketrampilan yang diperlukan untuk menekuni usaha baru
  • Jangan lepaskan kebiasaan doa Anda dan luangkan waktu setiap hari beberapa kali untuk berbincang-bincang dan berdiskusi dengan Tuhan
  • Jangan biarkan pesimisme menguasai pikiran dan perasaan Anda
  • Coba perhatikan sekitar Anda dan lihatlah, siapa yang sedang membutuhkan perhatian Anda namun selama ini terluput karena kesibukkan Anda? Carilah pula, bagian mana dari hidup Anda yang perlu dibereskan? Meski keluarga Anda tidak pernah meminta bantuan Anda secara langsung bukan berarti Anda tidak dibutuhkan. Jadi, jadilah orang pertama yang berinisiatif untuk terlibat dalam kegiatan rumah tangga.
  • Cobalah untuk memikirkan bisnis atau usaha baru, atau mulai memikirkan untuk menekuni pekerjaan baru yang lebih cocok dengan usia dan hobi Anda. Jika perlu, ajaklah anggota keluarga atau teman-teman terdekat Anda untuk terlibat di dalamnya.(http://www.e-psikologi.com/)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar