Kamis, 21 Juli 2016

Tetap Sehat dan Produktif di Usia Tua


Menjadi tua memang tidak bisa dicegah. Meski begitu, banyak orang tidak siap memasuki usia lanjut. Bagi mereka, masa tua bak momok yang menakutkan, karena khawatir tidak bisa lagi melakukan hal produktif dan berguna.
Maklum saja, saat usia memasuki senja, banyak organ tubuh mulai mengalami penurunan fungsi. Misalnya mata menjadi rabun, tubuh cepat lelah, serta daya ingat turun alias pikun. Tubuh pun menjadi gampang sakit-sakitan.
Bila ini terjadi, tentu bakal menguras keuangan. Inilah yang membuat orang cemas masa tuanya hanya akan merepotkan beban keluarga.
Padahal, tak selamanya saat usia bertambah senja, kesehatan kerap mengganggu. Banyak juga kok, orang lanjut usia (lansia) yang tetap fit, produktif, berguna dan mandiri.
Nah, hidup sehat di masa tua ini bisa diusahakan. Salah satu caranya. menerapkan gaya hidup sehat sejak muda.
Djoko Maryono, Dokter Spesialis Internis dan Kardiologis Rumah Sakit Pusat Pertamina, menjelaskan, ada dua hal yang membuat lansia gampang jatuh sakit. “Itu disebabkan penuaan sel tubuh dan akumulasi gaya hidup ketika muda,” katanya.
Gaya hidup tidak sehat bisa mempercepat terjadinya penuaan sel-sel tubuh. Gaya hidup itu mencakup pengaturan pola makan, ditambah dengan olahraga dan istirahat cukup. Jika gaya hidup selagi much tidak teratur, maka proses kerusakan sel di usia tua lebah cepat terjadi.
Sebab, pola makan dan gaya hidup tidak sehat itu bisa memicu radikal bebas masuk ke dalam tubuh. “Radikal bebas ini menimbulkan kerusakan di berbagai bagian sel,” kata Djoko.
Semakin banyak radikal bebas masuk ke dalam tubuh, akan semakin banyak sel yang mengalami kerusakan.
Rimbawan, Dokter dari Departemen Gizi Masyarakat dan Sumberdaya Keluarga Fakultas Pertanian IPB Bogor menjelaskan, radikal bebas adalah molekul yang berdiri sendiri dan sifatnya merusak sel-sel lain dalam tubuh.
Radikal bebas mudah sekali ditemukan di sekitar kita. Mulai dari makanan yang digoreng dengan tidak sehat, polusi udara, rokok, hingga polusi elektromagnetik. “Semua ini memendekkan hidup sel,” kata Rimbawan.
Antioksidan
Untuk menahan serangan radikal bebas, diperlukan antioksidan. Antioksidan akan melindungi sel dengan menangkap radikal bebas, sehingga molekul yang tadinya berbahaya tidak mengancam sel-sel dalam tubuh lagi.
Antioksidan ini bisa diperoleh dari makanan yang sehat seperti sayuran dan buah-buahan. Selain itu, antioksidan bisa didapatkan dari produk lebah dan lidah buaya. Namun, tidak semua orang bisa memenuhi kebutuhan antioksidannya. Maklumlah, gaya hidup masa kini semakin menjauhkan orang dari pola makan sehat. Kalau tidak bisa dipenuhi dari asupan makanan, kita bisa mendapatkan antioksidan dari suplemen makanan.
Selain lansia, suplemen tambahan ini baik juga dikonsumsi anak-anak, ibu hamil dan menyusui, wanita usia subur, dan perokok. Selain itu, orang yang terkena infeksi dan stres oksidatif juga disarankan mengonsumsi suplemen antioksidan ini.
Djoko mengingatkan, seseorang sebaiknya mengonsumsi antioksidan sejak masa produktif. Tujuannya, untuk menjaga kebugaran sel dan organ tubuh hingga tua.
Suplemen makanan untuk lansia bisa dikonsumsi oleh seseorang yang memasuki usia 40 tahun. Namun, jika diperlukan, usia 35 tahun juga sudah bisa mengonsumsi suplemen ini.
Suplemen makanan ini juga diperlukan oleh orang tua. Soalnya, fungsi organ tubuh pada lansia menurun mulai, dari fungsi sel, hormonal dan pencernaan. Alhasil, makanan yang dikonsumsi lansia tidak dapat terserap dengan baik oleh tubuh.
Penurunan fungsi organ ini juga membuat lansia tidak bisa mengonsumsi makanan terlalu banyak. Lagi pula, para lansia memang disarankan untuk mengurangi porsi makannya. Sebab, asupan makanan yang berlebih justru akan memboroskan penuaan sel. “Prinsipnya gizi yang cukup dan tidak berlebihan,” kata Djoko.
Karena makanan yang masuk ke dalam tubuh terbatas, tentu asupan gizinya juga terbatas. Padahal, saat memasuki usia lanjut, orang tentu membutuhkan gizi sebanyak mungkin untuk membantu meningkatkan daya tahan tubuhnya.
Untuk mengatasinya, para lansia perlu mengkonsumsi suplemen makanan. Suplemen makanan yang dikonsumsi sebaiknya mengandung vitamin C. “Vitamin C akan membantu menyerap vitamin dan mineral lain yang dibutuhkan tubuh,” kata Djoko.
Untuk lansia, suplemen ini sebaiknya dilengkapi juga dengan mineral lain, seperti vitamin B kompleks, vitamin D,omega 3 atau ginko biloba. Vitamin B kompleks berguna meningkatkan kekebalan tubuh. Sementara vitamin D berfungsi sebagai tambahan kalsium untuk kesehatan tulang. Ada pun omega 3 untuk kesehatan jantung, dan ginko biloba menutrisi otak dan mencegah kepikunan.
Meski begitu, sebaiknya lansia mengonsumsi suplemen yang berdosis rendah sehingga aman dikonsumsi setiap hari. “Dosis kecil aman karena fungsi penyerapan orang tua lebih rendah dibandingkan orang muda,” ujar Djoko.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar