Selasa, 15 Desember 2015

Berpikiran Negatif tentang Hari Tua Malah Tingkatkan Risiko Alzheimer

Berpikiran Negatif tentang Hari Tua Malah Tingkatkan Risiko Alzheimer

SHUTTERSTOCK
Ilustrasi 
Untuk Anda yang kini berada di usia produktif, sebaiknya hindari untuk berpikir negatif tentang hari tua. Misalnya, pikiran bahwa hari tua akan membosankan karena lebih banyak menghabiskan waktu di rumah, hari tua akan membuat Anda kehilangan banyak teman, atau hari tua akan membuat Anda melupakan banyak hal karena daya ingat yang menurun.
Pasalnya, pikiran negatif ini tak hanya bisa mengundang stres, tetapi juga memperbesar risiko alzheimer.
Setidaknya begitulah isi dari sebuah studi baru yang dilakukan oleh tim peneliti dari Yale School of Public Health.
Selama bertahun-tahun, peneliti mencoba menganalisis hubungan antara pikiran negatif tentang hari tua dan perkembangan penyakit alzheimer.
Selama penelitian tersebut, peneliti menganalisis sikap responden terhadap penuaan. Sekitar 158 orang sehat di usia 40-an berpartisipasi dalam Baltimore Longitudinal Study of Aging, salah satu studi ilmiah tentang penuaan terlama yang pernah dilakukan.
Responden diminta untuk membayangkan hal-hal tentang hari tua, baik itu positif maupun negatif, seperti "orang tua itu pelupa" atau "orang tua memiliki kesulitan belajar hal-hal baru".
Lalu, para ilmuwan kembali melakukan scan otak ketika orang-orang tersebut berada di akhir usia 60-an.
Hasilnya, responden yang memiliki pandangan lebih negatif terhadap hari tua mengalami penurunan lebih besar dalam volume hippocampus, bagian otak yang berperan penting dalam pengaturan memori. Dan penurunan volume tersebut merupakan indikator dari penyakit alzheimer.
Para peneliti mengatakan, ini merupakan studi pertama yang menemukan hubungan antara perubahan otak yang terkait dengan penyakit alzheimer dengan faktor psikologis sosial.
Menurut Asosiasi Alzheimer, penyakit alzheimer telah masuk dalam 10 besar penyebab kematian di Amerika yang tidak bisa dicegah, disembuhkan, atau diperlambat.
Diperkirakan 5,1 juta orang berusia 65 tahun ke atas menderita penyakit tersebut, dan jumlah itu diperkirakan akan meningkat menjadi 7,1 juta pada tahun 2025.
Menurut ahli penyakit Richard Caselli, MD, seorang ahli saraf perilaku dengan Mayo Clinic di Phoenix, Arizona, penemuan tersebut tidaklah mengejutkan, mengingat bahwa stres dapat berdampak bagi tubuh dalam berbagai cara.
Namun, Clifford Segil, seorang ahli saraf di alifornia’s Providence Saint John’s Health Center, mengatakan, "Semua orang khawatir tentang menjadi tua, tetapi Anda harus lebih optimistis tentanghari tua, setidaknya teknologi dan obat-obatan akan semakin baik dalam menjaga kesehatan Anda."
sumber: http://palembang.tribunnews.com/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar