Sholat adalah ibadah yang snagat itimewa sehingga saking istmewanya
Alloh akan menghisab sholat yang paling pertama sehingga apabila baik
sholatnya maka baiklah semua amalnya. Ibadah sholat berbeda dengan
ibadah yang lainya, sholat memepunyai gerakan-gerakan yang
tidak boleh di langgar, apabila kita melanggar gerakan-gerakan tersebut
maka tentulah sholatnya tidak sah. Yang harus jadi pertanyaan kita
kenapa gerakan-gerakanya
seperti itu.? Apa rahasia yang terkandung dalam gerakan-gerakan sholat ?
Alloh yang menciptakan kita dan Alloh yang memerintahkan untuk sholat
dan Alloh juga yang memberi bagaimana caranya sholat.
Rahasia Sehat Duduk Dalam Sholat
- Kita sebagai muslim yang taat seharusnyalah kita selalu megikuti
segala perintahNYA dan menjauhi larangaNYA denagn ikhlas dan penuh
ketaatan, sebab di balik perintah dan larangan banyak sekali rahasi yang
belum kita ketahui termasuk di dalam gerakan sholat kenapa harus seprti
itu, ternyata pada gerakan-gerakan sholat sangat bermanfaat bagi organ-organ tubuh kita.
Kenapa dalam sholat ada posisi duduk ? inilah yang akan kami kemukakan dalam artikel yang sangat sederhana ini.
Rahasia Sehat Duduk Dalam Sholat
- Duduk ada dua macam, yaitu iftirosy (tahiyyat awal) dan tawarruk
(tahiyyat akhir). Perbedaan terletak pada posisi telapak kaki.
Manfaat:
Saat iftirosy, kita bertumpu pada pangkal paha yang terhubung dengan
syaraf nervus Ischiadius. Posisi ini menghindarkan nyeri pada pangkal
paha yang sering menyebabkan penderitanya tak mampu berjalan. Duduk
tawarruk sangat baik bagi pria sebab tumit menekan aliran kandung kemih
(urethra), kelenjar kelamin pria (prostata) dan saluran vas deferens.
Jika dilakukan. dengan benar, postur irfi mencegah impotensi. Variasi
posisi telapak kaki pada iftirosy dan tawarruk menyebabkan seluruh otot
tungkai turut meregang dan kemudian relaks kembali. Gerak dan tekanan
harmonis inilah yang menjaga. kelenturan
dan kekuatan organ-organ gerak kita. Itulah sebagian manfaat dudku dalam sholat di pandang dari segi kesehatan
Dan salah satu dari rangkaian shalat yang begitu indah, adalah duduk diantara dua sujud.
Saat itulah
semua untaian doa dirangkum. Ya, seluruh kalimat yang diucapkan saat
duduk antara dua sujud itu adalah doa, seluruhnya..
Itulah doa
yang diajarkan oleh Tuhan Sang Pencipta kepada mahluk yang dicipta-Nya.
Rangkuman semua permintaan seorang mahluk dalam segala problematika
hidupnya
Robbighfirlii…Tuhan ampuni diriku
Warhamni… kasihanilah daku
Wajburni… dan segala dosa dan salahku
Warfa’ni… dan derajatku
Warzuqni.. dan rezekiku
Wahdinii.. dan petunjuk bagiku
Wa aafinii.. dan kesehatanku
Wa’fua’anni.. dan maafkanlah diriku
Untaian itu dimulai dengan permohonan ampun, sebagai ungkapan kerendahan diri di depan Sang Khalik.
Diakhiri dengan permintaan maaf, agar IA berkenan dengan segala tutur dan pinta.
Adalah penting agar kita dikasihi, disayangi dicintai. Dari sekian
milyar mahluk bernama manusia yang telah dan akan diciptakan-Nya, maka
sungguh pantas bila kita perlu memohon sejuk kasih-Nya.
Sumpah-Nya jelas bahwa tidak semua manusia akan menerima kasih
sayang-Nya. Jelas bahwa kenikmatan dunia bukanlah fakta bahwa seseorang
diberi limpahan kasihnya.
Dan kalau Kami menghendaki niscaya Kami akan berikan kepada tiap- tiap
jiwa petunjuk, akan tetapi telah tetaplah perkataan dari padaKu:
“Sesungguhnya akan Aku penuhi neraka jahannam itu dengan jin dan manusia
bersama-sama.” (QS. As-Sajdah :13)
Begitu juga derajat dan rezeki. Manusia menamakan itu sebagai
‘kebahagiaan’. Dan bila hakikat bahagia adalah dimana tercapai
ketentraman, maka rezeki, petunjuk, derajat, adalah inti bahagia itu
sendiri.
Juga karena petunjuk itu adalah pemberian bagi mereka yang
bersungguh-sungguh meminta. Bukankah sejarah membuktikan bahwa anak bisa
saja mendapat petunjuk tapi belum tentu dengan ayahnya (baca lagi kisah
Nabi Ibrahim a.s), atau justru anak yang tidak mendapat petunjuk
(seperti kisah nabi Nuh a.s) atau bahkan istri/suami. Jelas bahwa
petunjuk hanya diberikan kepada yang sungguh-sungguh meminta dan
menginginkannya.
Dan kesehatan ternyata begitu sangat penting untuk kita memohon. Sehat
lahir sehat bathin. Bagai Rasulullah s.a.w yang terus dalam kesehatan
hingga akhir…
Maka terduduklah kita, tercenung dan meratap, betapa ingin kita dijaga,
dikasihi, diangkat derajat, dijaga kesehatan, dijauhkan dari rezeki
kotor, dan dimaafkan…
Lalu terserah pada-Nya. Adakah IA mengampuni, atau meninggikan, atau
membersihkan (rezeki), atau memberi petunjuk, atau memberi kesehatan
(lagi), atau memaafkan atau semua itu..
Maka dari logika paling rendah, manalah bisa kita berdoa semacam itu,
doa sepenting itu, doa sedahsyat itu, hanya dalam hitungan detik/menit ?
manakah bisa ? dan apalagi ada yang mengharap di ijabah ? atau
shalatnya diterima ?
Sejujurnya diri ini hanya mengandalkan hafalan semata. Shalat yang tanpa
jiwa. Yang karenanya maka bacaan doa dalam duduk antara 2 sujud menjadi
suatu perkara biasa yang penuh reflex, langsung, cepat dan yaitu tadi,
tanpa jiwa tanpa makna..
Lalu berapa lama itu berlangsung? Seumur hidup? Bayangkan…seumur hidup
kita melakukan shalat dengan duduk diantara dua sujud semcam itu. Cepat,
reflex, tanpa jiwa tanpa makna, tanpa tahu sedang apa kita sebenarnya…
Astaghfirullah hal adziim..
Ya Allah maafkan kami, ampuni kami. Sungguh kami dzalim terhadap diri ini…
Ketika nabi Yunus mengira Tuhan akan menyelamatkannya, maka perkiraannya
menjadi bumerang bagi dirinya sendiri. Maka dimakanlah beliau oleh ikan
besar dan didalam perut ikan itu beliau tersadarkan.
Sungguh pelajaran berharga, agar kita tidak ‘sok yakin’ bahwa Tuhan Nan
Pengasih akan terus mengasihi kita meski doa diantara dua sujud tidak
kunjung dilakukan dengan sepenuh jiwa sepenuh makna.
Maka terpekurlah kita, dan sebagaimana nabi Yunus menyesal, selayaknya
kitapun menyesal, “Laa ilaaha illaa anta, subhaanaka, innii kuntu minadz
dzaalimiin..”
Tiada Tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau, sungguh aku dzalim pada diriku sendiri (QS. Al-Anbiyaa :87)
Pembaca budiman, semoga kita diberi kemampuan menjalaninya, untuk tidak
sekedar membaca doa saat duduk diantara dua sujud, tapi lebih dari itu,
memahaminya, menghayati, menekuri, mentafakkuri, hingga jatuh tetes air
mata haru, air mata sesal, air mata rindu, air mata bahagia..
Setelah sujud pertama, maka duduklah perlahan, tenang, santai. Jangan
buru-buru berucap. Fikirkan doa yang akan kita baca. Bayangkan semua
shalat kemarin yang tanpa hormat. Hormati Tuhan, akui kesalahan, lalu
barulah mulai panjatkan doa. Perlahan dan cobalah berhenti diantara
kalimat itu. Sampaikan betapa diri ini begitu ingin dikabulkan, begitu
ingin didengar… Berdoalah dengan penuh harap dan cemas
Jika tidak mampu dalam setiap shalat, mungkin setiap hari, atau setiap
minggu atau setiap tahun atau hanya sekali dalam hidup atau tidak pernah
sama sekali..??
Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka
(jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan
orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka
itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman
kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran (QS. Al-Baqarah :
186)
Sumber : Mitradjaya.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar