(Bryan Mills-Taken)
Pernah
menonton sebuah film menarik tentang seorang mantan agen pemerintah yang
pensiun demi bisa dekat dengan anaknya yang sudah remaja? Film itu berjudul
Taken, salah satu kata-kata mantan agen tersebut saya kutip diawal tulisan ini.
Ya, film itu kurang lebih menceritakan bagaimana ketika Bryan Mills pensiun
bukan berarti menghilangkan jati dirinya sebagai seorang yang memiliki keahlian
khusus. Bahkan akhirnya dia menggunakan keahlian khusus itu untuk menyelamatkan
banyak orang, terutama anaknya. Terlepas dari statusnya yang sudah pensiun. Maka
pada kesempatan ini saya kembali tergelitik untuk menulis kembali tentang
“pensiun” ini.
Dimasa
akhir tahun di universitas ini, hampir semua organisasi melakukan pergantian
kepengurusan. Sebuah generasi baru akan menggantikan generasi sebelumnya.
Karena setiap periode itu ada generasinya tersendiri. Baik organisasi publik
seperti Badan Eksekutif Mahasiswa, profesi seperti kelompok studi-kelompok
studi, atau pun lembaga dakwah seperti SKI dan Keluarga Muslim serta berbagai
jenis organisasi yang ada. Dan makna setiap pergantian tentunya dalam kacamata
umum yakni pensiun dari organisasi atau pun purna. Ya, pensiun.
Namun,
apakah makna pensiun ini bermakna kita telah meninggalkan segalanya? Saya yakin
akan banyak jawaban yang muncul dalam memaknainya. Hanya bagi saya kutipan
diatas sudah memberikan arti. Apalagi ketika banyak yang mengaitkan hubungan
antara amanah dengan sebuah cita-cita besar. Dalam hal ini, “dakwah” dengan
berbagai bentuk yang kita pahami dalam menjalankannya. Sangat banyak yang
menyatakan dan meyakini bahwa pensiun amanah bukan berarti pensiun dakwah.
Bahkan yang lebih ekstrem menyatakan tidak ada yang namanya pensiun. Dan
sepertinya saya kembali mengambil titik tolak untuk harus ditilik lebih dalam
tentang kata ini.
Saya
masih berpegangan ketika kita memaknai satu kata maka kita wajib memaknainya
secara benar dengan definisi yang benar. Karena dalam setiap kata ada makna,
dalam setiap makna ada konsep, dan dalam setiap konsep ada pandangan hidup, ungkap
Ustadz Hamid Fahmi Zarkasy didalam Misykat. Dan secara definisi kamus, “Pensiun bermakna tidak bekerja lagi karena masa
tugasnya sudah selesai”. Semoga membuka pemahaman yang benar. Maka saya
memaknai, yang ada adalah pensiun amanah menuju amanah selanjutnya, dan tidak
ada yang namanya pensiun dakwah. Akan tetapi, ketika kita memaknai bahwa amanah
kita tidak lain dan tidak bukan adalah dakwah maka secara otomatis, kita tidak
mengenal kata pensiun. Karena sejatinya amanah itu adalah dakwah. Termasuk
amanah-amanah formal dan informal yang kita miliki.
Sesungguhnya hal ini hanya akan kembali kepada
bagaimana kita memahami dakwah. Apakah dakwah hanya dimaknai sebagai sebuah amanah
yang diampu. Ataukah dakwah dimaknai sebagai apapun yang menjadi aktivitas
kita. Bukankah dakwah bermakna suatu usaha berupa perkataan atau perbuatan
untuk menarik manusia (Al Misbah al Munir). Sehingga dari makna ini harusnya
menjadi sebuah kepahaman untuk menjadikan setiap sisi kehidupan kita sebagai
dakwah ketika kita telah meng-azamkan diri sebagai seorang da’i. Maka sudah
sepantasnya apapun adalah dakwah. Kuliah kita, status dan celotehan kita,
perkataan kita, perbuatan kita bahkan diamnya kita pun adalah dakwah.
Oleh karena itu, memang kita akan menyadari bahwa
ini sebuah hal yang berat. Sebagaimanya yang diungkapkan Sayyid Quthb bahwa
barangsiapa menganggap ringan kewajiban dakwah ini, padahal ia merupakan
kewajiban yang dapat mematahkan tulang punggung dan membuat orang gemetar, maka
ia tidak akan bisa melaksanakannya secara kontinu kecuali atas pertolongan
Allah. Ia tidak akan teguh diatasnya kecuali atas bantuan Allah swt. Dan tidak
akan bisa teguh diatasnya kecuali dengan keikhlasan pada-Nya. Orang yang berada
di jalan ini, siang berpuasa, malamnya menunaikan shalat, dan ucapannya penuh
dzikir. Hidup dan matinya hanya untuk Allah, Tuhan Semesta Alam, yang tiada
sekutu bagi-Nya.
Lalu, apakah kita mundur ketika menyadari kewajiban
ini berat? Sungguh yang ada hanyalah sebuah kerugian bagi diri kita dengan
segala keutamaan yang Allah berikan. Karena sesungguhnya Allah, malaikat-Nya,
serta pendudukan langit dan bumi, hingga semut yang ada didalam lubangnya, dan
ikan-ikan yang ada dilaut, (semuanya) bersalawat atas orang-orang yang
mengajarkan kebaikan kepada manusia (HR Tarmidzi).
Maka pertanyaannya, kita memilih untuk sekedar
pensiun amanah ataukah pensiun dakwah?
Yk.17.1.2013
*Memaknai akhir amanah saat ini J
(http://idriwalmayusda.blogspot.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar