Rabu, 13 Agustus 2014

HIDUP ITU KOMA


Oleh: Prof Dr Moh Ali Aziz, M, Ag
Penulis Buku 60 Menit Terapi Shalat Bahagia

Mungkinkah seorang pencuri menjadi kiai di kemudian hari? Masihkah bisa diharapkan seorang pemabuk berubah menjadi pemuka agama pada suatu saat? Jawabnya: sangat mungkin, karena hidup itu koma: belum titik. Dan itulah yang dibahas pada artikel sebelumnya. Sekarang sebaliknya. Bisakah pegiat agama berubah menjadi pezina? Mungkinkah seorang kiai berubah menjadi pencuri? Atau penyuluh agama berubah menjadi pembunuh sesama? Anda akan bisa menjawabnya sendiri setelah membaca kisah berikut ini.
Pada masa Bani Israil, hiduplah Barshisha, orang yang sangat populer keilmuan dan kesalehannya. Murid dan pengikut setianya mencapai 60.000 orang. Hampir semua mereka ini bisa terbang karena kehebatan ilmu dan spiritualnya. Apalagi kelebihan sang guru, Barshisha. Tidak hanya manusia, para malaikat juga amat kagum pada Barshisha. Tapi, Allah mengingatkan para malaikat, agar tidak tergesa-gesa menyanjungnya. “Jangan tergesa-gesa mengaguminya. Dengan ilmu-Ku, Aku Maha Mengetahui, apa yang tidak kalian ketahui,” kata Allah.
Pada suatu saat, Iblis mendatangi Barshisha untuk pura-pura berguru. Selama belajar, Iblis hanya beribadah, tidak makan dan minum sama sekali. Barshisha bertanya, ”Bagaimana kamu bisa beribadah sekian lama? Bagaimana pula kamu bisa menahan makan dan minum berhari-hari selama beribadah?. Saya telah beribadah bertahun-tahun, belum bisa melakukan seperti kamu”. Iblis menjawab, ”Saya beribadah begini karena saya telah banyak melakukan dosa. Saya bertobat secara sungguh-sungguh. Lakukan zina atau membunuh orang terlebih dahulu, lalu bertobatlah. Baru tuan bisa merasakan nikmatnya ibadah.”
Barshisha menolak disuruh berzina dan membunuh karena keduanya dosa besar. Tapi dengan kepandaian rayuan Iblis, akhrinya ia mau hanya meminum minuman keras. “Ya, itu dosa kecil, dan lebih mudah diampuni Allah, karena tidak menyangkut orang lain,” kata Iblis memberi dorongan. Setelah diberitahu tempat penjualan miras, Barshisha berangkat menuju kedai miras di sebuah desa dengan wanita cantik penjaganya. Setelah minum sedikit dan mabuk, ia amat terangsang dengan paras wanita itu, sampai terjadi pemerkosaan.
Sial. Ia kepergok oleh sang suami yang datang pada kejadian itu. Barshiha cepat mengambil keputusan untuk membunuhnya. Iblis bergembira karena Barshisha telah melakukan tiga dosa sekaligus: minum, zina dan membunuh.  Ia ditangkap dan dihukum mati. Di tiang gantungan, ia didatangi Iblis, ”Maukah kamu saya tolong agar lepas dari hukuman ini? Jika mau, segera pejamkan mata dan tundukkan kepala sejenak kepadaku.” Ketika ia melakukan perintah Iblis itu, ia menghembuskan nafas terakhir.
Hidup masih koma. Anda wajib bersyukur menjadi orang baik-baik sekarang berkat hidayah Allah. Tapi Anda harus ingat, hanya malaikatlah yang sudah titik: pasti baik selamanya, karena mereka tidak memiliki nafsu. “…dan (para malaikat itu) tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At Tahrim [66]:7).
Hidup masih koma. Esok hari masih penuh spekulasi. Maka bacalah ihdinash shirathal mustaqim (Wahai Allah tunjukilah kami jalan yang lurus) dengan penuh penghayatan dalam setiap shalat. Baca juga doa, “Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami” (QS. Ali Imran [3]: 8). Atau bacalah doa dari Rasulullah SAW, “Wahai Allah, sesungguhnya saya memohon hidayah, takwa, kelapangan, dan rasa cukup” (H.R. Muslim).  (dari http://www.terapishalatbahagia.net/)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar