Setiap orang pasti pernah merasakan stres dengan penyebab yang beraneka ragam. Stres disebut normal apabila stres tidak sampai memengaruhi kehidupan seseorang secara signifikan.
Stres sebenarnya merupakan proses alamiah tubuh dalam merespon keadaan/lingkungan sekitar. Namun, stres patut menjadi perhatian serius ketika kehidupan seseorang terganggu seperti hilangnya nafsu makan, keadaan tubuh yang menggigil seperti orang kedinginan hebat, dan banyak lagi.
Stres merupakan kondisi ketegangan yang sangat memengaruhi tingkat emosi, proses pikiran, dan kondisi fisik seseorang. Dalam kondisi tertentu, stres malah bisa menimbulkan dampak negatif seperti tekanan darah tinggi, pusing, sedih, sulit berkonsentrasi, tidak bisa tidur seperti biasanya, terlampau sensitif, depresi, dan lainnya.
Jika sudah memengaruhi kehidupan seperti itu, maka harus segera dikonsultasikan dengan dokter atau psikiater. Dalam artikel kali ini yang akan lebih ditonjolkan ialah tingkat stres yang dialami oleh para lanjut usia (lansia) karena biasanya orang yang telah memasuki kelompok umur lansia sangat rentan terhadap stres.
Gejala stres yang biasanya timbul pada para lansia juga tak main-main dampaknya seperti stroke, jantung koroner, darah tinggi, ketakutan yang berlebihan, menangis, daya ingat yang menurun tajam, mudah dipengaruhi oleh orang lain, dan bahkan bisa menarik dirinya dari pergaulan.
Kondisi stres pada para lansia tersebut bisa diartikan dengan kondisi yang tak seimbang, adanya tekanan atau gangguan yang tidak menyenangkan yang biasanya tercipta ketika lansia tersebut melihat ketidaksepadanan antara keadaan dan sistem sumber daya biologis, psikologis, dan juga sosial yang erat kaitannya dengan respon terhadap ancaman dan bahaya yang dihadapi pada lanjut usia.
Para lansia juga sangat rentan terhadap gangguan stres karena secara alamiah mereka telah mengalami penurunan kemampuan dalam mempertahankan hidup, menyesuaikan diri dengan lingkungannya, fungsi badan, dan kejiwaan secara alami. Banyak faktor yang memengaruhi keadaan stres pada lansia ini. Mari kita cermati satu per satu.
Kondisi Kesehatan Fisik
Para lansia secara alami akan mengalami perubahan struktur dan fisiologis seperti penurunan penglihatan, penurunan sistem pernapasan, penurunan tingkat pendengaran, dan juga penurunan pada persendian serta tulang.
Kondisi tersebut akan sangat berpengaruh pada ketahanan tubuh para lansia. Penurunan kondisi fisiologis akan membuat mereka membutuhkan bantuan orang lain sekalipun untuk menyelesaikan pekerjaan yang dulunya ia sanggup selesaikan sendiri.
Keadaan yang ia rasakan sebagai membebani orang lain itulah yang juga bisa menjadi sumber stres. Lansia yang sangat rentan terkena stres ialah lansia dengan penyakit degeneratif, lansia dengan keluhan somatik kronis, lansia dengan imobilisasi berkepanjangan serta lansia yang mengalami isolasi sosial.
Kondisi Psikologi
Dalam konteks ini, faktor non-fisik lebih berperan signifikan dalam memengaruhi tingkat stres pada lansia seperti sifat, kepribadian, cara pandang, dan juga tingkat pendidikannya.
Lansia yang senantiasa memiliki cara pandang positif disinyalir akan menyelesaikan masalah dengan pendekatan yang positif pula. Lansia yang selalu menyikapi masalah dengan positif, segala tekanan hidupnya akan dianggap kecil dan akhirnya bisa menekan stres.
Keluarga
Faktor keluarga juga sangat berperan besar dalam kejadian stres para lansia. Keadaan seperti adanya konflik internal keluarga atau merasa menjadi beban keluarga akan menjadi pemicu utama keadaan stres lansia. Sebenarnya, dukungan keluarga sangat berperan signifikan untuk menjauhkan stres pada lansia.
Lingkungan
Stres pada lansia juga bisa dipicu oleh adanya relasi sosial atau kondisi lingkungannya yang buruk. Kondisi lingkungan seperi macet, kepadatan, bising, dan kumuh bisa menjadi pemicu stres bagi para lansia.
Kondisi lingkungan yang buruk tersebut akan berdampak pada ketidaknyamanan hidupnya yang terakumulasi setiap hari sehingga lama-kelamaan bisa membuat dirinya stres.(http://www.deherba.co.id/)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar