Isu kesehatan bukanlah menjadi sumber kekuatiran investor di masa pensiun. Berdasar laporan Manulife Investor Sentimen Index (MISI) kuartal I 2014 sekitar 76 responden optimis akan memiliki kondisi kesehatan yang baik di masa pensiun. Tak heran jika investor Indonesia yang memiliki asuransi kesehatan pribadi adalah yang paling rendah di Asia, yaitu 32 persen dibanding rata-rata 48 persen.
Chief of Employee Benefits Asuransi Jiwa Manulife Indonesia, Nur Hasan Kurniawan, menuturkan walau para investor optimis terhadap isu kesehatan di masa pensiun, pada kenyataannya optimisme tersebut tak sesuai dengan penilaian Organisasi Kesehatan Dunia yang menyatakan sebagian besar penduduk Indonesia berusia di atas 15 tahun menghadapi risiko kesehatan yang terkait dengan konsumsi rokok dan tekanan darah tinggi. “Sehingga pengeluaran kesehatan per kapita untuk 2012 meningkat menjadi 100 dolar AS,” kata Nur Hasan dalam pemaparan MISI kuartal I 2014, Selasa (10/6).
Ia memaparkan bahwa saat menanggapi isu kesehatan di masa pensiun, sekitar 61 persen dari responden MISI mengatakan akan mengandalkan fasilitas kesehatan umum saat pensiun, dan 32 persen mengandalkan asuransi kesehatan pribadi. Dari investor yang saat ini sudah memiliki asuransi kesehatan hanya 46 persen yang berencana untuk membeli atau memperbarui perlindungan mereka selama masa pensiun. “Menurut pandangan kami model dukungan tradisional bagi kalangan lanjut usia seperti hidup dengan anak dan bantuan keuangan dari anggota keluarga akan semakin berkurang. Namun pada saat yang sama orang yang pensiun masih memikirkan keluarga mereka,” ujar Nur Hasan.
Hasil survei menunjukkan bahwa tiga perempat investor melihat bahwa tidak memiliki dana yang cukup untuk diwariskan kepada anak-anak mereka atau memberikan dukungan finansial bagi. anak-anak mereka sebagai risiko utama di masa pensiun. Sekitar dua dari lima orang tidak mampu membiayai prioritas mereka, yaitu membiayai pendidikan tinggi bagi anak atau biaya pernikahan anak.
Survei MISI dilakukan di tiga kota besar yaitu Jakarta, Surabaya dan Medan dengan 500 responden. Peserta responden adalah individu kelas menengah hingga papan atas dengan pengeluaran sebesar Rp 2 juta per bulan. Responden berusia diatas 25 tahun ke atas yang menjadi pengambil keputusan utama dalam hal-hal keuangan di rumah tangga dan saat ini sudah memikiki produk investasi. (http://mysharing.co/)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar