ilustrasi (google img)
Seorang warga Karangasem, Solo, Ani, 39, mengungkapkan tak bisa dipungkiri, pagi hari setelah Salat Subuh, sering mengantuk. Terlebih selama Ramadan, ia harus menyiapkan makanan untuk sahur. Namun selama ini, ia tak pernah tidur setelah Salat Subuh. “Saya punya target ibadah membaca Alquran sehari minimal dua juz. Hal itu saya selesaikan setelah Salat Subuh hingga sekitar pukul 06.00 WIB,” jelasnya saat ditemui Koran O di kediamannya, Senin (7/7/2014).
Hal lain yang membuat Ani enggan tidur setelah Salat Subuh, karena ia memiliki banyak pesanan baju muslim dan mukena untuk para pelanggan. “Jika setelah Salat Subuh tidur, efeknya pekerjaan akan molor sehingga tidak bisa mengejar target,” ujarnya.
Seorang warga Mojosongo, Solo, Surip, 65, mengungkapkan sebagai ibu rumah tangga ia terbiasa bangun lebih awal dibandingkan anggota keluarga lainnya. Setelah melaksanakan Salat Subuh, ia segera mengerjakan berbagai pekerjaan rumah. Antara lain memasak, menyapu, mencuci dan lainnya. “Karena sudah terbiasa ya tidak mengantuk walaupun pas Ramadan seperti sekarang saya bangun lebih awal lagi untuk menyiapkan menu sahur,” jelasnya.
Namun ia mengakui, anak bungsunya memiliki kebiasaan tidur setelah Salah Subuh. Bukan hanya saat Ramadan, sebelum Ramadan pun anaknya hampir tiap hari bangun tidur sekitar pukul 07.00 WIB. Itu pun harus dibangunkan terlebih dahulu. Sebagai orang tua, ia sebenarnya lebih senang jika anaknya bangun awal dan segera beraktivitas.
Psikolog dari Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Soleh Amini mengungkapkan cara paling ampuh untuk mengusir kemalasan di pagi hari yaitu segera beraktivitas. Bagi seorang muslim misalnya, tuntunannya yaitu berwudu, mengerjakan Salat Subuh. Selanjutnya bisa mengerjakan pekerjaan yang harus dikerjakan atau berolahraga.
Namun, ungkapnya, semua itu sulit dilakukan jika seseorang tidak istirahat dengan cukup pada malam harinya. Idealnya untuk orang Indonesia, seseorang mulai beristirahat di malam hari mulai pukul 21.00 WIB atau pukul 22.00 WIB. Dengan demikian, seseorang memiliki waktu yang cukup untuk beristirahat dan pagi harinya bangun dalam keadaan fresh. Sebaliknya ketika seseorang tidur malam atau bahkan menjelang subuh baru tidur, otomatis ketika waktu subuh akan mengantuk sehingga inginnya tidur terus. Jika memungkinkan, biasakan tidur siang.
“Tubuh manusia itu sudah punya ritme kapan harus beristirahat. Jadi sebaiknya ritme tubuh juga diikuti,” jelasnya.
Jika karena pekerjaan seseorang harus bekerja di malam hari sehingga ketika pagi hari masih sangat mengantuk, ungkapnya, biasakan diri bangun ketika waktu Salat Subuh. Selanjutnya laksanakan ibadah dan mengerjakan pekerjaan lainnya. Nanti ketika matahari sudah terbit, bisa kembali mengistirahatkan tubuh.
Caranya, memaksa diri bangun dengan menyalakan alarm atau minta orang lain untuk membangunkan. Ia menceritakan, ada tetangganya yang bekerja sebagai penjual makanan di malam hari. Tapi orang tersebut selalu melaksanakan Salat Subuh berjamaah di masjid. Pada pagi hari, orang tersebut juga terlihat mengerjakan pekerjaan rumah. Ketika ditanya kapan ia istirahat, kata Soleh, jawabnya di siang hari sekitar pukul 09.00 WIB. “Semua itu butuh komitmen kuat dari seseorang,” jelasnya. (www.solopos.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar