Oleh : DR. Muhammad Widus Sempo, MA
Yang menemui Allah di akhir hayatnya dalam keadaan berzikir akan selamat dari siksaan Allah. Yang demikian itu karena Allah tidak akan mengazab hamba-Nya dalam keadaan hatinya dipenuhi zikrullah (ingatan Allah) atau bacaan Alqur’an seperti yang diriwayatkan Musannaf Imam Ibn Abi Syaebah dan Sunan Imam at-Darimi.
Yang kembali ke rahmat Allah dalam keadaan berzikir dipuji ayat Alqur’an yang menyanjung orang-orang yang senantiasa mengingat Allah di setiap waktu; berdiri, duduk, berbaring, sebelum tidur dan sesudahnya.
Yang berzikir dipercepat hizab amalnya di hari kiamat seperti yang ditemukan Wahab bin Munabbih di kitab Zabur. Amal yang dipercepat hizabnya indikasi kuat dari keselamatan pemilik amal itu sendiri. Jika Anda bertanya: “kenapa orang yang berzikir punya keistimewaan seperti ini?” Jawabku: “zikir itu terhitung ibadah yang enteng dilakukan. Olehnya itu, banyak orang yang lalai bahkan meremehkannya. Karena dia ringan dilakukan, ia pun berpeluang besar selamat dari puji diri. Bukankah yang biasanya dicampuri riya’ ibadah-ibadah besar yang kadang sulit dilaksanakan seperti: shalat, zakat dan haji. Zikir punya keistimewaan dan pahala yang besar. Yang demikian itu karena tidak ada yang mengetahui isi hati orang yang berzikir kecuali orang itu sendiri. Boleh jadi orang yang berzikir dikira lagi menghayal, mengingau, berpikir atau sedang menghitung laba dan rugi pekerjaannya, padahal, hatinya ternyata lagi terjalin dengan pemilik Arsy yang Maha Agung dalam sebuah komunikasi zikir. Sementara itu, semakin tersembunyi sebuah ibadah, semakin tinggi pahalanya. Puasa salah satu contohnya punya pahala yang besar karena yang tahu benar atau bohongnya orang yang mengaku berpuasa hanyalah Allah Semata. Demikian juga dengan zikir, hanya Allah yang tahu.”
Yang berzikir senantiasa menghadirkan Allah SWT dalam hatinya, meski itu hanya sebatas perasaan. Yang berzikir merasa dekat dengan-Nya, meski itu hanya sebatas makna. Tentunya, yang dekat dengan Allah akan selamat jika ditakdirkan berpulang ke rahmat Allah SWT dalam keadaan seperti ini.
Wahai para pedamba husnul khatimah, pagari dirimu dengan zikir pagi dan sore hari sehingga kalian senantiasa dalam ruang lingkup berkah zikir tersebut. Wahai yang menginginkan husnul khatimah, bentengi dirimu dengan doa sebelum dan sesudah tidur sehingga engkau tetap dalam cakupan berkah doa tersebut. Dan jika Anda sekalian ditakdirkan kembali ke rahmat Allah SWT dalam keadaan seperti ini, insyaallah Anda sekalian berpeluang menutup lembaran hidup dengan tetes akhir tinta husnul khatimah yang mengharukan.
Berikut ini contoh zikir pagi dan sore hari seperti yang diriwayatkan hadits-hadits Rasulullah Saw.
Di waktu pagi membaca:
“kami telah menghirup udara pagi dan kekuasaan pun di tangan Allah sehingga segala puji bagi-Nya. Tidak ada tuhan selain Allah yang tidak memiliki sekutu. Bagi-Nya kekuasaan dan pujian. Dia Maha Mampu untuk melakukan sesuatu terhadap segala sesuatu. Ya Allah, aku memohon kebaikan hari ini dan apa yang ada setelahnya dan meminta perlindungan dengan-Mu dari kejahatan apa pun yang ada di hari ini dan kejahatan apa yang datang setelahnya. Ya Allah, saya meminta perlindungan dengan-Mu dari kemalasan dan keburukan masa tua. Ya Allah, saya meminta perlindungan dengan-Mu dari azab neraka dan azab kubur.” (Hadits riwayat Abdulllah bin Mas’ud di Shahih Imam Muslim)
(أَصْبَحْنَا وَأَصْبَحَ الْمُلْكُ لِلَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ، رَبِّ أَسْأَلُكَ خَيْرَ مَا فِيْ هَذَا الْيَوْمِ وَخَيْرَ مَا بَعْدَهُ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا فِيْ هَذَا الْيَوْمِ وَشَرِّ مَا بَعْدَهُ، رَبِّ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْكَسَلِ وَسُوْءِ الْكِبَرِ، رَبِّ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابٍ فِي النَّارِ وَعَذَابٍ فِي الْقَبْرِ).
Di waktu sore hari membaca:
““kami telah menghirup udara sore dan kekuasaan pun di tangan Allah sehingga segala puji bagi-Nya. Tidak ada tuhan selain Allah yang tidak memiliki sekutu. Bagi-Nya kekuasaan dan pujian. Dia Maha Mampu untuk melakukan sesuatu terhadap segala sesuatu. Ya Allah, aku memohon kebaikan malam ini dan apa yang ada setelahnya dan meminta perlindungan dengan-Mu dari kejahatan apa pun yang ada di malam ini dan kejahatan apa yang datang setelahnya. Ya Allah, saya meminta perlindungan dengan-Mu dari kemalasan dan keburukan masa tua. Ya Allah, saya meminta perlindungan dengan-Mu dari azab neraka dan azab kubur.” (hadits riwayat Abdulllah bin Mas’ud di Sunan Imam at-Tirmidsi)
(أَمْسَيْنَا وَأَمْسَى الْمُلْكُ
لِلَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ
شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ
قَدِيْرٌ، رَبِّ أَسْأَلُكَ خَيْرَ مَا فِيْ هَذِهِ الللَّيْلَةِ وَخَيْرَ
مَا بَعْدَهَا، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا فِيْ هَذِهِ الللَّيْلَةِ
وَشَرِّ مَا بَعْدَهَا، رَبِّ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْكَسَلِ وَسُوْءِ
الْكِبَرِ، رَبِّ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابٍ فِي النَّارِ وَعَذَابٍ فِي
الْقَبْرِ).
Di samping itu, Rasulullah Saw menghadiahkan para pedamba husnul
khatimah raja istighfar dilihat dari kelebihannya. Zikir ini dapat
dibaca kapan pun seperti berikut:“Raja istighfar itu dengan membaca: Ya Allah, Engkau adalah Tuhanku, tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Engkau. Engkau telah menciptakanku dan aku adalah hamba-Mu. Aku menetapi perjanjian-Mu dan janji-Mu sesuai dengan kemampuanku. Aku berlindung kepada-Mu dari keburukan perbuatanku, aku mengakui dosaku kepada-Mu dan aku akui nikmat-Mu kepadaku, maka ampunilah aku. Sebab tidak ada yang dapat mengampuni dosa selain-Mu.”
Beliau bersabda: “Jika ia mengucapkan di waktu siang dengan penuh keyakinan lalu meninggal pada hari itu sebelum waktu sore, maka ia termasuk penghuni surga. Dan jika ia membacanya di waktu malam dengan penuh keyakinan lalu meninggal sebelum masuk waktu pagi, maka ia termasuk penghuni surga.” (Hadits riwayat Syaddad bin Aws di Shahih Imam Bukhari)
(سَيِّدُ الِاسْتِغْفَارِ أَنْ
تَقُولَ اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ خَلَقْتَنِي
وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ،
أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ،
وَأَبُوءُ لَكَ بِذَنْبِي، فَاغْفِرْ لِي فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ
الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ).
(قَالَ: وَمَنْ قَالَهَا مِنْ
النَّهَارِ مُوقِنًا بِهَا فَمَاتَ مِنْ يَوْمِهِ قَبْلَ أَنْ يُمْسِيَ
فَهُوَ مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ، وَمَنْ قَالَهَا مِنْ اللَّيْلِ وَهُوَ
مُوقِنٌ بِهَا فَمَاتَ قَبْلَ أَنْ يُصْبِحَ فَهُوَ مِنْ أَهْلِ
الْجَنَّةِ).
Di penghujung tulisan ini saya mengajak para pedamba husnul khatimah untuk memanjatkan doa berikut ini:“Ya Allah, takdirkanlah kami kembali ke rahmat-Mu dalam keadaan diliputi ruh zikir pagi dan sore hari. Ya Allah, takdirkanlah kami dari penghuni surgamu yang menghidupkan raja zikir yang punya kelebihan seperti yang diberitakan Rasulullah Saw sehingga kami tetap dalam ruang lingkup berkah zikir ini meski ajal telah datang menjemput. Ya Allah, takdirkanlah kami sebagai ahli zikir yang selamat di hari hizab, hari yang memperlihatkan semua amal manusia. Ya Allah, takdirkanlah kami sebagai ahli zikir yang disanjung Alqur’an karena mengisi waktu dengan zikrullah. Amin ya rabbal alamin.”
sumber: www.eramuslim.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar