Selasa, 22 September 2015

10 Mitos Mempersiapkan Pensiun


Dana hari tua atau pensiun saya rasa masih merupakan sebuah konsep yang baru bagi masyarakat luas di Indonesia, apalagi perencanaannya. Banyak yang mungkin masih merasa bahwa perencanaan dana hari tua dan pensiun perlu bagi mereka yang sudah mendekati pensiun, bukan bagi orang yang masih muda apalagi masih menikmati masa lajang. Nikmati segala sesuatunya selagi muda, biarkan hari tua datang dengan sendirinya. Lucunya, banyak generasi muda saat ini yang memimpikan pensiun dini (keluar dari pekerjaan) dan berharap bisa dengan tenang menikmati usia muda dengan kekayaan berlimpah. Berikut adalah beberapa mitos tentang hari tua yang perlu diperhatikan agar tidak sengsara di masa tua kelak.

Mitos #1 : Persiapan Pensiun Saya Sudah Disiapkan oleh Perusahaan dan Negara

Ada 2 sumber dana hari tua yang bisa anda peroleh jika anda adalah karyawan dari sebuah perusahaan, yaitu uang pesangon yang disediakan perusahaan dan manfaat Jaminan Hari Tua dan Jaminan Pensiun dari BPJS Ketenagakerjaan. Jangan terjebak ilusi bahwa perusahaan dan negara akan benar-benar menyediakan dana hari tua dan masa pensiun anda dengan nyaman. Perusahaan dan negara hanya membantu anda menyisihkan sebagian kecil penghasilan untuk mendanai hari tua. Menurut perhitungan kami selama ini mungkin hanya sekitar 16-20% dari kebutuhan pendapatan hari tua yang bisa dipenuhi untuk hidup sederhana. Jika anda mengikuti program Dana Pensiun dari perusahaan angka ini akan meningkat, namun juga tidak terlalu banyak. Anda harus melakukan sesuatu untuk menjaga kebutuhan masa pensiun kelak dengan mempersiapkan sendiri perencanaan dana hari tua.

Mitos #2 : Saya Sudah Menyisihkan 10% dari Pendapatan Saya untuk Pensiun

Beberapa dari kita ada yang sudah memulai untuk menyisihkan sebagian penghasilan dalam program Pensiun. Yang harus diingat dari tabungan anda ini adalah biasanya kebanyakan orang tidak memonitor berapa tingkat keuntungan yang harus diraih untuk memenuhi kebutuhan pensiun kelak. Jika penempatan investasinya terlalu konservatif, maka keuntungan investasinya pun tidak banyak. Rasanya terlalu muluk jika kita punya impian mempersiapkan masa pensiun sejahtera dengan sedikit pengorbanan (10% dari pendapatan) selama usia produktif kita untuk membiayai masa pensiun yang panjang (bisa mencapai 20 tahun masa pensiun). Merencanakan portofolio investasi yang baik untuk masa pensiun dapat membantu memaksimalkan tingkat keuntungan yang dapat diraih.

Mitos #3 : Biar Anak-anak yang Nanti Mensupport Hari Tua

Dahulu rata-rata keluarga memiliki anak lebih banyak dari keluarga moderen masa kini. Kehidupan orang tua jaman dahulu pun lebih banyak di pedesaan daripada di perkotaan. Artinya, biaya hidup masa pensiun yang bisa disokong oleh anak lebih memungkinkan karena banyaknya anak yang saling berkontribusi dan biaya hidup yang lebih renda. Namun, karena daya tarik kehidupan perkotaan, banyak keluarga moderen sekarang yang tinggal di perkotaan (dan kemungkinan menikmati masa pensiunnya di perkotaan) dengan tingkat biaya hidup yang tinggi. Begitu pula dengan jumlah anggota keluarga, rata-rata keluarga moderen memiliki jumlah anak yang sedikit (1 - 2 orang anak). Usia pernikahan juga mengalami perubahan. Kemungkinannya adalah ketika pensiun, anak-anak mungkin belum bisa mensupport diri mereka sendiri secara finansial karena masih berada di awal karir, apalagi mensupport kehidupan kita di hari tua.

Mitos #4 : Saya akan Terus Bekerja

Pilihan lainnya akhirnya jatuh kepada ekspektasi untuk terus bekerja di masa tua. Menurut hasil survey yang dilakukan oleh AXA di tahun 2012, rata-rata pensiunan berharap untuk dapat terus bekerja ketika memasuki masa pensiun. Namun, pada kenyataannya hanya 1 dari 4 orang yang dipekerjakan kembali. Kecuali anda memiliki perusahaan anda sendiri, maka sebaiknya anda mempersiapkan diri sejak dini jenis pekerjaan atau profesi atau usaha apa yang akan anda tekuni di masa pensiun anda kelak.

Mitos #5 : Bisnis Saya yang akan Membiayai Pensiun Saya

Bagi para pengusaha, kata-kata pensiun seringkali jarang terdengar. Mereka sangat termotivasi dengan usaha yang mereka lakukan dan kesibukan menjalankan usaha membuat para pemilik bisnis seringkali tidak memiliki waktu untuk mempersiapkan pensiun mereka sendiri. Pada akhirnya selalu ada resiko bagi para pemilik bisnis yang mengakibatkan mereka mau tidak mau harus meninggalkan bisnis mereka. Entah karena meninggal dini, gangguan kesehatan atau karena kondisi sudah tidak memungkinkan lagi untuk menjalankan bisnisnya. Sebuah rencana suksesi bisnis sangat penting agar akhirnya bisnis yang berjalan dapat benar-benar mensupport kehidupan masa pensiun para pemilik bisnis.

Mitos #6 : Aset Saya Sudah Mencukupi Untuk Pensiun

Menurut survey, hanya 25% dari total karyawan yang betul-betul mengerti berapa kebutuhan dana hari tua yang diperlukan untuk mempertahankan gaya hidup dan menjaga resiko kesehatan di hari tua. Jika anda belum betul-betul menghitung berapa total kebutuhan dana hari tua, sebaiknya ketika 10 tahun menjelang pensiun ada baiknya kita sudah memperhitungkan dari mana saja sumber pendapatan pensiun dan bagaimana menutupi kekurangannya jika ada.

Mitos #7 : Pendapatan Saya Sekarang Tidak Memadai Untuk Investasi Hari Tua

Alasan ini yang sering dilontarkan yang berakibat seseorang menunda untuk menabung di masa pensiun. Banyak yang berpikir bahwa investasi membutuhkan dana yang besar. Padahal sekarang banyak produk investasi yang dapat dimulai dengan biaya yang sangat murah. Mulai dari ratusan ribu per bulan atau bahkan ada yang cukup Rp 50 ribu per bulan. Tidak ada jaman yang lebih mudah untuk berinvestasi selain jaman sekarang karena begitu banyak instrumen yang dapat digunakan dengan biaya yang terjangkau.

Mitos #8 : Saya Sudah Memikirkannya

Mempersiapkan pensiun adalah persiapan jangka panjang. Memikirkan persiapan pensiun sudah satu langkah, namun memikirkan masa pensiun saja tidak cukup. Untuk menciptakan masa depan, kita perlu bertindak dan memiliki rencana. Mulai dengan pola dan gaya hidup sederhana, menciptakan surplus dan menabung. Belajar untuk mengembangkan uang dengan investasi.

Mitos #9 : Saya Siap Hidup Sederhana di Masa Pensiun

Bayangkan hal ini. Saya minta anda untuk mengurangi pengeluaran anda hingga 60% dalam bulan ini dan seterusnya. Anda pasti akan pusing memikirkan pengeluaran apa saja yang harus dipangkas agar tujuan ini bisa terwujud. Dan dampaknya adalah kenyamanan anda menjadi terganggu. Sadarilah bahwa kita terbiasa hidup dalam zona nyaman. Dan menurunkan zona nyaman ini sangat tidak mengenakkan dan sulit. Lebih baik berkorban sekarang untuk masa depan yang lebih nyaman daripada sebaliknya.

Mitos # 10 : Saya akan Mempersiapkannya Nanti Ketika Ada Surplus

Yang harus kita akui sebagai manusia adalah seringkali keputusan keuangan kita tidak rasional. Banyak keinginan dan kenyamanan yang ingin kita nikmati. Akibatnya berapapun nilai pendapatan yang diterima saat ini seringkali tidak mencukupi dan bahkan kurang. Jika kita mau mengkoreksi kembali kebutuhan kita dan memprioritaskan keuangan kita kembali, bukan tidak mungkin akhirnya kondisi keuangan kita menjadi surplus. Motivasi dari dalam diri yang kuat untuk memperbaiki keuangan dapat merubah kondisi yang tadinya defisit menjadi surplus. Dan yang penting adalah mempersiapkannya sejak dini sekarang juga. Anda bisa mencoba dengan mengurangi satu saja kebiasaan harian yang rutin dilakukan dan dapat menghemat pengeluaran anda dan menciptakan satu hobi produktif yang menghasilkan tambahan penghasilan. Dengan cara ini saya yakin anda bisa menghasilkan surplus yang selama ini hanya jadi angan-angan.

Semoga sedikit tips ini dapat bermanfaat. Be smart with your money! (BR)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar