Selasa, 20 Januari 2015

Rencanakan Pensiun Sejak Dini

Rencanakan Pensiun Sejak Dini
Image by : Istimewa
Tak terasa, usia Anda sudah menginjak 35. Kesibukan dalam bekerja dan mengurus keluarga membuat waktu seakan berlalu demikian cepat. Dan kesibukan demi kesibukan itu bakalan mendominasi Anda, sampai pada suatu hari Anda menyadari bahwa dua tahun lagi Anda akan memasuki usia pensiun.
Seperti halnya kebanyakan orang, Anda kemudian bergegas meneliti kondisi keuangan: memeriksa buku tabungan dan portfolio investasi yang Anda miliki, dari mulai deposito, reksadana, obligasi, saham, bisnis riil, dan sebagainya. Cukup? Anda mungkin bakal kebingungan menjawab pertanyaan tersebut. Pasalnya, Anda tidak pernah benar-benar memikirkan soal masa pensiun.

Lalu bagaimana? Simak tip berikut ini:

Mulai sejak dini. Idealnya, persiapan pensiun harus dilakukan sejak Anda memulai bekerja. Kalau perusahaan tenpat Anda bekerja mempunyai program tunjangan pensiun, itu hal yang bagus. Lebih bagus lagi kalau Anda dapat mengetahui secara detil isi dari program tersebut. Kalau perusahaan tidak memiliki program pensiun? Saat ini banyak bank yang menawarkan program DPLK atau Dana Pensiun Lembaga Keuangan. Program ini mirip dengan tabungan berjangka, di mana uang tabungan Anda akan “dikunci” selama beberapa tahun, misalnya sampai usia Anda 55 tahun. Suku bunga yang ditawarkan program DPLK terbilang kompetitif. Beberapa ada yang di atas deposito. Kunci dari mengikuti program ini adalah disiplin menabung. Kalau Anda tergolong mereka yang tidak disiplin, gunakan saja fitur auto debet. Nah. saat waktunya tiba, ada dua cara pemberian pensiun yang akan ditawarkan, yaitu pembayaran bulanan – mirip gaji – dan secara keseluruhan atau lumsum.

Hitung dan hitung. Seperti telah disebutkan sebelumnya soal program pensiunan yang ditawarkan perusahaan tempat Anda bekerja, penting kiranya untuk mengetahui mekanisme pengelolaan dana pensiun tersebut, serta ilustrasi hasil akhir. Pihak HRD pasti bisa membantu Anda soal ini. Begitu Anda mengetahui jumlahnya – berdasarkan ilustrasi – coba lakukan perhitungan tentang berapa sebetulnya dana pensiun yang Anda butuhkan. Buatlah acuan berdasarkan pengeluaran Anda saat ini dalam sebulan, lalu kalikan setahun, dan hasilnya dikalikan selisih usia pensiun Anda sekarang dan masa pensiun. Contoh: usia pensiun di 55, masa pensiun 20 tahun. Maka: (Rp5 juta (pengelaran bulanan) x 12 bulan) x 20 tahun. Lalu, perhitungkan perkiraan inflasi selama 20 tahun, dan Anda akan mendapatkan jumlah dana pensiun selama masa pensiun 20 tahun. Kemudian hitung selisih usia Anda sekarang dan usia pensiun, dan bagi dana pensiun yang sudah dihitung sebelumnya, dengan selisih tersebut. Anda akan mendapatkan berapa jumlah uang yang harus dikumpulkan pertahun. Tengok program pensiun dari perusahaan Anda, memenuhi atau tidak? Kalau tidak, Ana harus cari akal untuk bisa memenuhinya. Lakukan perhitungan ini terus menerus sebagai penyesuaian, terutama bila pengeluaran Anda meningkat drastis.

Kembangkan portfolio investasi. Anda dapat memilih beragam investasi yang ada di pasaran. Semua tergantung pada ketersediaan dana yang Anda miliki, dan – yang terpenting – kebutuhan Anda sendiri. Bila selisih tabungan pensiunan dengan kebutuhan dana pensiun terlampau jauh, maka menabung – walau penting – tidak bisa menjadi andalan. Anda harus melakukan investasi, karena hanya dengan cara itulah Anda bisa mengumpulkan dana relatif cepat. Walau demikian harap tetap diingat bahwa investasi, apapun bentuknya, mengundang risiko. Memperbanyak portfolio atau jenis-jenis investasi, bisa menjadi salah satu jaring pengaman. Kombinasikan investasi yang likuid dan non likuid, investasi dengan ROI (return of investment) tinggi dan rendah atau moderat, dan “kantung-kantung” investasinya juga beragam, alias ta hanya di reksadana saja, tapi bisa diobligasi negara, bisnis riil, properti, dan sebagainya. (Antono Purnomo/http://www.readersdigest.co.id)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar