Selasa, 28 April 2015

Peran Keluarga pada Seseorang Lanjut Usia, Seberapa Besar?

Oleh Anitsnaini, Diana Fitri Asih, dan Ian Fatah (Mahasiswa Fakultas Psikologi UMS, Penerima Beasiswa Unggulan BKPLN Kemendikbud)
 
SAAT ini, 11 negara anggota WHO kawasan Asia Tenggara yang berusia di atas 60 tahun berjumlah sekitar 142 juta orang dan diperkirakan akan terus meningkat hingga tiga kali lipat di tahun 2050 (Badan Pusat Statistik, 2013).
Indonesia adalah negara yang menduduki peringkat ke 5 dengan jumlah penduduk lanjut usia (lansia) tertinggi di Asia Tenggara. Hal ini yang memicu timbulnya berbagai permasalahan, baik dari segi pribadi, keluarga, maupun masyarakat pada umumnya.
Penurunan-penurunan yang terjadi menjadikan orang yang berusia lanjut umumnya dianggap sebagai beban bagi keluarga maupun lingkungannya karena sudah tidak mampu bekerja secara produktif kembali. Penurunan-penurunan yang terjadi pada usia lanjut sebenarnya bukanlah alasan yang menghambat mereka untuk tidak produktif lagi, namun penyebab utama sebagai penghambat bisa saja terjadi karena gaya hidup yang tidak sehat di masa sebelumnya, larangan dari keluarganya untuk bekerja, ataupun pandangan masyarakat tentang mereka sebagai kaum lemah dan tidak berdaya, sehingga mereka tidak mendapat pekerjaan untuk menyalurkan hobi atau aktivitas yang diinginkannya.
Hal demikian yang terkadang membuat para lansia menjadi sedih, merasa tidak berguna lagi, dan merasa terasingkan dari kelompok sosialnya.
Tulisan ini mengaitkan peran keluarga pada seseorang lanjut usia. Permasalahan yang sering terjadi pada zaman sekarang yaitu, seseorang yang telah memasuki usia lanjut kebanyakan keluarganya tidak mau merawat tetapi mengalihkan orang lain untuk merawat seorang lanjut usia. Misalnya menitipkan seseorang tersebut ke tempat panti jompo, khususnya pada keluarga yang sibuk dalam bekerja dan tidak ada waktu untuk mengurusnya. Keluarga yang menitipkan seseorang lansia ke tempat panti jompo, mereka beranggapan bahwa apabila dititipkan ke tempat panti jompo seseorang tersebut akan mendapatkan teman yang bisa diajak untuk saling berhubungan satu sama lain dan memiliki satu pemikiran yang sama.
Selain itu juga terdapat dampak positif dan negatif seseorang lansia dititipkan di sebuah panti jompo. Dampak positifnya, seseorang tersebut dapat berinteraksi dengan seseorang yang sama dengan dirinya dan dapat menyalurkan hobi yang dipunya. Selain itu, seseorang tersebut akan merasa bahwa dirinya menjadi seorang yang produktif kembali.
Sedangkan dampak negatifnya yaitu seseorang yang lanjut usia akan merasakan jauh dengan keluarga, karena kurangnya komunikasi dan interaksi dengan keluarga tersebut. Dan pada lansia akan merasakan kesedihan, terbuang, terasingkan dari lingkungannya serta kurang bisa menerima perubahan yang terjadi pada dirinya.
Peran Keluarga
Dalam hal ini, keluarga menjadi sumber dukungan utama dalam perubahan kehidupan pada lansia. Dukungan keluarga dapat membuat lansia menjadi bahagia, mampu menerima perubahan dalam dirinya dan merasa dirinya tidak sendirian dalam menjalani hidupnya.
Bukan hanya anak-anak, remaja maupun orang dewasa saja memiliki kebutuhan yang harus dipenuhi dalam hidupnya, namun orang yang memasuki masa usia lanjut juga memiliki kebutuhan sama dengan kelompok usia lainnya.
Salah satu alternatif yang dapat memfasilitasi terpenuhinya kebutuhan lansia adalah dengan memberikan dukungan. Dukungan tersebut bisa didapat dari berbagai sumber, salah satu dan yang terpenting adalah dukungan dari keluarga sendiri, yaitu dari anak-anaknya. Dengan dukungan tersebut, sekecil apapun itu akan menjadi sangat berharga bagi mereka, hal ini dapat menjadikan hidup mereka lebih bahagia, tenteram, dan merasa dihargai. Namun tidak banyak yang mendapatkan dan juga merasakan adanya dukungan tersebut. Minimnya dukungan dari keluarga mengurangi kepekaan pada lansia akan perasaan dan hangatnya kebersamaan. Dengan pertambahan usia yang tidak dapat dihindarkan oleh mereka, membuat mereka layaknya kembali seperti pada masa kanak-kanak, hal ini yang terkadang membuat anak dan keluarga menjadi jengkel dan enggan untuk tinggal bersama mereka. Rengekan, keras kepala, merupakan beberapa macam sifat yang dimiliki oleh lansia yang sering dianggap kembali ke masa kecilnya. Dengan demikian, dari gambaran yang dituliskan sebelumnya, alangkah baiknya jika keluarga yang memiliki orang lanjut usia “berikanlah perhatian, dukungan yang tulus bagi mereka agar mereka mampu melewati masa ini dengan bahagia dan mampu mencapai kebahagiaan yang diidam-idamkan. (*)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar